SEASON 9 (138) ❤️

Start from the beginning
                                    

Zahra sedikit mengulum senyumnya,
"Heh, udah"
"Kan bunda bisa meluk guling"

"Guling ngga bisa meluk balik" ucap Zahira

"Tapi kalo ayah bisa"
"Hehe" tambah Zahira lagi

"Iya deh iya"
"Bunda ngalah"
"Bunda emang kangen sama ayah, tapi bunda Ndak boleh egois, karena ayah kamu pulang ke kampung, untuk merawat kakek yang sedang sakit" jelas Zahra pada sang anak

Zahira mengangguk mengerti,
"Sebenarnya, Ara juga pengen ke kampung halaman ayah"

"Apa boleh Ara Kesana Bun?" Tanya Zahira pada Zahra

Zahra mengangguk,
"Boleh kok"
"Tapi harus ada bunda atau ayah yang nemenin perjalanan Ara Kesana"

"Kalo gitu, sama Bunda aja besok Kesana!" Ucap Zahira dengan semangat girang nya,

"Kan ayah lusa udah balik ke Jakarta sayang"
"Kalo kita Kesana Takutnya-- kesan nya kaya liburan, padahal kita mau jenguk kakek" jelas Zahra pada Zahira

Zahira mengangguk mengerti,
"Iya juga sih Bun"
"Kalo begitu, lain kali boleh kan Bun?"

"Boleh Ara"
"Bunda Ndak pernah melarang Ara buat ketemu kakek sama nenek di kampung" jelas Zahra lagi

••

-Di kampung

Adzan Dzuhur berkumandang,

Radi bergegas menuju ke musholla terdekat di rumah Radi,

Setelah dari musholla perjalanan menuju ke rumah, ia bertemu dengan kawan lamanya yang bernama Hendro

Hendro masih mengingat wajah Radi dan ia juga tampak familiar saat Radi menyapanya terlebih dahulu

"Ndro" sapa Radi pada Hendro

Hendro mengalihkan pandangannya ke arah Radi,
"Eh, siapa?" Tanya Hendro pada Radi

"Radi" balas Radi yang langsung memperkenalkan dirinya pada Hendro

Hendro masih berpikir, ia mengerutkan keningnya,
"Radi?"
"Radi yang-- merantau ke Jakarta dulu ya?" Tanya Hendro pada Radi

Radi mengangguk senyum,
"Iya Ndro, masa lupa sih sama sahabat sendiri" balas Radi pada Hendro

"Ya Allah! Kamu Di" senyum sumringah Hendro ke arah Radi, sahabat lamanya di kampung halamannya kini berada di depannya setelah sekian lama tak bertemu

"Gimana kabar kamu Di?" Tanya Hendro pada Radi

"Baik baik"
"Allhamdulilah" balas Radi tersenyum,

"Kalo kabar kamu gimana?" Tanya Radi pada Hendro

"Baik juga"
"Hehe" Balas Hendro

"Kok baru balik Di, kemana aja selama ini sih? Ke planet mars ya" Tanya Hendro pada Radi dengan nada bercanda nya

"Hehe Iya nih"
"Sebenarnya bapak lagi sakit Ndro, jadi harus balik, soalnya kasian ibuk kalo merawat bapak sendirian" jelas Radi pada Hendro

"Mampir ke rumah dulu lah" pinta Hendro pada Radi

"Boleh, tapi-- sebentar saja ya"
"Kasian bapak kalo aku keluarnya lama" balas Radi menyanggupi permintaan Hendro untuk datang bertamu ke rumah Hendro

"Oh, gitu ya"
"Iya, Ndak apa2, santai aja Di" balas Hendro pada Radi

°°

-Rumah Hendro

"Asrii!" Panggil Hendro kepada adik nya yang bernama asri,

Asri keluar dari dapur menuju ke ruang tamu,
"Iya mas?"

"Buatin mas teh hangat satu gelas saja ya, buat temen mas" pinta Hendro pada Asri, sang adik

Asri mengangguk mengerti,
"Iya mas"
"Sebentar ya, asri buatin dulu" ucap Asri pada Hendro

"Iya"

Tak lama, asri kembi dari dapur, ia menemui Hendro

Ia terkejut mendapati seseorang yang sebelumnya belum pernah kesini, seingatnya

Wajah rupawan Radi kembali membuat hati Asri bergejolak, ia seperti menatap Radi sedikit lebih lama dengan sedikit senyumnya ke arah Radi,
"Em, I'ini mas"
"Teh nya" ucap Asri pada Radi

Radi mengangguk,
"Iya terimakasih"

"Oh, hehe kenalin Di"
"Ini adik aku, Asri" ucap Hendro pada Radi memperkenalkan sang adik kepada Radi

Radi mengerutkan keningnya,
Radi pikir wanita yang ada di depannya adalah Istri dari Hendro, ternyata bukan, dia adalah adik kandung Hendro
"Asri?"

"Iya Asri"
"Kamu masih ingat kan?" Tanya Hendro pada Radi

"Em, bentar2, Asri yang dulu aku masih disini, dia masih kecil kan?" Tanya Radi pada Hendro

"Iya lah"
"Masa udah gede aja, kamu masih disini dulu kan udah lama banget" ucap Hendro pada Radi

Radi mengangguk mengerti,

"Kenalin Sri, ini temen mas"
"Radi namanya, dia juga sering main sama mas, tapi dulu"
"Sekarang dia merantau ke Jakarta, baru balik karena pak Amin sakit" jelas Hendro pada Asri

Asri tersenyum,
"Oh iya mas"
"Kenalin, saya Asri"

Radi mengangguk,
"Iya, saya Radi"

"Em, kalo begitu, Asri masuk dulu mas" ucap Asri pada Radi dan juga Hendro

Radi dan Hendro mengangguk,
"Iya" balas mereka

Setelah Asri berlalu,

Obrolan cukup panjang tersebut, tiba2 Hendro bertanya pada Radi

"Kamu itu-- Udah punya pacar belum kamu Di?"
"Kalo belum, sama adik saya saja, biar bisa tetanggaan" tanya Hendro pada Radi mengenai statusnya

Radi meneguk salivanya,

Ia mengalihkan pandangannya ke salah satu jarinya yang terdapat cincin kawin,

"Em, sebelumnya--
"Aku--
"Aku-- Minta maaf Ndro"
"Aku Ndak bisa memenuhi permintaan kamu kali ini,
"Karena-- aku sudah mempunyai istri, dan aku bukan lagi perjaka" balas Radi pada Hendro

Hendro pun terkejut dengan pernyataan Radi kali ini, ia tidak mengetahui bahwa Radi sudah menikah,
"Eh, b'begitu ya"
"M'maaf kalo gitu"
"Ndak tau soalnya, habisnya-- kamu Ndak bilang sih" balas Hendro

Radi sedikit tersenyum,
"Iya, maaf juga "
"Kamu juga baru nanya kan"

Hendro mengangguk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal,
"Iya juga sih"

"Em, i'istri kamu-- disini ya? eh m'maksud aku-- istri kamu juga kamu bawa ke sini?" Tanya Hendro mengenai istri Radi, yaitu Zahra

Radi menghela nafas,
Ia menggeleng,
"Ndak, dia sekarang ada di Jakarta"
"Menemani kedua anak ku, soalnya mereka berdua harus sekolah" balas Radi

Balasan dari Radi kembali membuat Hendro terkejut, Radi bahkan sampai mempunyai anak,
"A'apa?"
"A'anak?"
"D'dua anak?" Tanya Hendro lagi seperti tak percaya

Radi mengangguk,
"Iya"

Hendro mengatur nafas normal, karena ini bukan lagi soal candaan, ia benar-benar terkejut,

Karena awalnya ia menawarkan adiknya kepada Radi, ia mengira Radi masih lajang, dan berharap Radi mau dengan Asri

"I'istri-- dan kedua anak mu, sekarang ada di jakarta?" Tanya Hendro pada Radi

Radi mengangguk,
"Iya"
"Mereka bertiga ada disana"

"S'siapa namanya?" Tanya Hendro lagi

"Istriku, bernama Zahra, dan-- kedua anak ku bernama Zahira dan juga Rendi yang paling kecil"
"Aku sangat menyayangi mereka semua, karena bagiku, mereka adalah segalanya" ucap Radi dengan senyum di wajahnya

••

Next

Suamiku Adalah Adik KelaskuWhere stories live. Discover now