Chapter 104

473 76 30
                                    

Happy Reading

***

Bukan hanya Reya yang kalut di rumah. Tapi sebanarnya semua orang yang mulanya berniat menyembunyikan juga tengah berfikiran yang sama saat ini

Seperti Ronal dan Sandy sekalipun.

Ronal yang saat ini tengah di kantor juga sedang duduk di kursi kebanggaannya itu seraya memijat pelipisnya yang sedari tadi mendera. Ponsel Ronal yang sedari tadi bergetar juga sudah dia abaikan. Mengingat banyak sekali Rona memiliki kenalan dari teman-teman se gengnya dulu, para kunyuk-kunyuk teman terdekatnya, juga colega-coleganya. Makanya sejak satu jam lalu masih saja bergantian bergetar.

Mulanya Ronal juga tak tau masalah ini, tapi tadi Sandy tiba-tiba datang dengan panik dan meminta Ronal untuk membuka portal berita atau televisi. Dan rupanya, semua terbongkar. Pernikahan yang niatannya di rahasiakan itu terbongkar.

"Aishh ..." Sudah berkali-kali Ronal mendesah kasar di sana. Tapi ya mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur terjadi.

"Iya-iya anjing, nanti lo ngomong sendiri. Iya."

Ronal melirik Sandy yang berdiri di depan mejanya sambil berkacak pinggang dan wajah yang memerah berkeringat meski ruangannya saat ini sudah ber-ac itu.

Tut ...,

Sandy memang tengah bertelefonan di sana, dan seperti dia baru menyelesaikan panggilan yang entah sudah kesekian kali itu. Makanya saat ini Sandy menatap Ronal tajam.

Yang mana itu hanya bertahan beberapa detik, sebab setelahnya Sandy langung kembali mengangkat ponsel dan menempelkannya pada telinga, sudah di pastikan jika ada telefon masuk lagi yang harus pria itu jawab.

"Halo pak, iya pak .., haha iya ... Maaf karena tidak mengabari, haha iya nanti akan saya sampaikan." Tidak seperti tadi ketika bertelefonan yang ini Sandy tidak emosi, tapi lebih ke menahan emosi dan berpura-pura senang. Makanya tangannya sampai terkepal di sana.

Dan setelah beberapa saat, sambungan itu mungkin tela terputus.

Tut ...

Sandy kembali menatap Ronal lagi, untuk kesekian kali juga Sandy sampai menatap Ronal setelah selesai bertelefonan. Dan paling lama hanya bertahan lima detik.

Malah ini baru satu detik, belum juga menjauhkan ponsel sepenuhnya dari telinga, Sandy nampak sudah menggeser tombol lagi di layar ponsel.

Dan siklus tadi kembali berulang.

"Bangsat! Jangan ngegas dong! ..., Iya, cuma acara keluarga dulu. iya ya nanti kan di kabarin. Ronal juga bakal ngabarin."

Jadi bisa di pastikan. Jika Sandy ngegas berarti itu yang menelefon adalah teman-temannya. Sedangkan kalau mode kalem itu adalah para colega Ronal. Dan jelas semua orang tengah menanyakan kebenaran dari berita pernikahan Ronal itu.

Yups, itu juga karena Ronal tidak mau mengangkat ponselnya sama sekali, jadi Sandy lah yang menjadi sasaran di sana.

Tut ...

Seperti yang sudah di duga, Sandy tidak di izinkan melepas ponsel dari telinganya.

Karena ini sudah ada panggilan masuk lagi, bahkan sandi tak melihat nomor kontak yang menelefon dan langsung menggeser tombol hijau. Menjawab.

"Bang __" Tapi Sandy merubah wajahnya terkejut yang mulanya hendak mengumpat kasar itu, "Ah iya pak .., benar pak itu .., tapi ya memang belum ada acara saja, jadi belum memberi kabar lebih lanjut. Iya pak."

Tut ...

Dan setelahnya ...

Tak ...

Sandy meletakkan ponselnya kasar di atas meja Ronal, dengan pria itu yang menatap bosnya menggebu-gebu. Nafasnya juga bahkan memburu. Sandy mengabaikan ponsel yang saat ini bergetar lagi.

Married? No Way!Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum