Chapter 98 - Ketahuan(1)

639 67 81
                                    

Happy Reading

***

Pagi ini yang sudah tidak pagi-pagi amat itu, Reya memulai kegiatan sebagai istri, istri tak tau diri maksudnya.

Sama sekali tak memperdulikan sang suai yakni Ronal, bahkan Reya juga tidak tau pria itu sudah menyantap makanan atau belum. Karena Ronal adalah si morning person abies, sedangkan Reya yang selalu bangun siang itu, jadilah seperti itu.

Reya saja saat ini belum mandi masih setia memakai piyama semalam, bisa di bilang dia hanya menggosok gigi dan cuci muka saja.

Sungguh Reya sangat tidak jaga image sekali di hadapan sang suami.

Suami, suami, dan suami, sejujurnya kata itu masih sangat terasa asing di pendengaran Reya. Dia merasa tidak ada yang terjadi apa-apa kemarin, dan statusnya masihlah Reya si lajang, namun ya memang faktanya tidak demikian.

Tapi ya sudah lah, pasti lama-lama nanti Reya juga akan terbiasa sendiri.

Seperti yang Reya katakan tadi, dia hanya mencuci muka dan gosok gigi saja itu, setelahnya dia langsung turun ke bawah. Jujur Reya tengah teramat lapar saat ini, jadi dia memang memerlukan sesuatu untuk setidaknya bisa mengganjalnya.

Ingat bukan, kemarin Reya hampir tak makan sama sekali, hanya pagi saja, di karenakan dia tak nafsu, dan malamnya juga dia langsung bablas tidur hingga pagi.

Ngomong-ngomong tentang tidur, semalam dia dan Ronal tak tak melakukan apa-apa, keduanya tidur dengan nyenyak di ranjang yang sama, sepertinya sih begitu, karena awal tidur Reya mengambil sisi kanan dan Ronal di sisi kiri, tapi pagi tadi Reya sudah di sisi kiri _tempat Ronal sebelumnya_, sedangkan si morning person sudah menghilang entah ke mana.

Tapi ya, yang jelas keduanya tak melakukan apa-apa, karena saat Reya keluar kamar mandi _setelah berganti pakaian menjadi piyama_, Reya langsung di kejutkan dengan Ronal yang telah memejamkan mata.

Keterkejutan Reya memang menjurus ke senang, tentu saja, siapa yang tidak senang jika mengetahuinya, padahal selama lebih dari dua puluh menit di kamar mandi dia sudah sangat cemas sekali.

Ya, intinya Reya bersyukur Ronal tak meminta jatah kepadanya. Itu saja.

Kembali ke Reya yang tengah berjalan menunju dapur, ternyata dia langsung di kejutkan dengan Ronal yang dia cari-cari tadi ternyata tengah duduk manis di meja makan, sambil membaca buku dan menyesap kopi. Bisa Reya sadari jika Ronal nampak sangat nyaman dengan aktifitasnya saat ini.

Tidak mau sekedar menyapa Reya langsung nyelonong begitu saja menuju sebuah kulkas, untuk mencari sesuatu di sana, yang mana dia sedikit kaget saat membukanya, karena dia melihat lumayan banyak bahan di dalam sana, meski sebagian besar sudah sedikit layu itu. Tapi ya Reya tak perduli, dia ingin memakan yang simple saja, seperti makanan instan misalnya, jujur Reya tengah malas memasak.

Dia hanya mengambil dua butir telur dari dalam sana, dan setelahnya menutup kulkas lagi.

Saat dia berbalik pun, ternyata Ronal juga masih tak merubah posisinya, dan tetap membaca, seolah pria itu sama sekali tak terganggu dengan kehadiran Reya di sana.

Reya menggedikkan bahu acuh, sebelum kembali hendak membuka laci-laci mencari mie instan dan juga panci.

Tapi aktivitasnya yang baru memegang handle laci harus terhenti akibat tersendat dengan suara Ronal yang terdengar tiba-tiba itu.

"Mau apa?"

Ronal hanya bertanya tanpa mengalihkan tatapan dari buku, akan tetapi suara Ronal sudah mirip seperti orang yang mengintrogasi.

Married? No Way!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang