Chapter 84 - Barbeque-an

532 63 9
                                    

Happy Reading

***

Setelah sedikit berdamai dengan keadaan, akhirnya Reya, dan Dhini pun memutuskan masuk ke dalam, karena kenyataanya mereka hendak barbeque an.

Mengingat sesi cerita tadi, Reya memang sudah memperingatkan Sia untuk tidak mengatakan apapun pada Ronal, Reya tidak ingin Sia ikut terseret dalam masalahnya mengingat hubungan Sia dan Ronal juga bisa di bilang sangat baik sebelum ini.

Reya juga malu jika akan di anggap tukang ngadu oleh Ronal itu nantinya. Jadi akan lebih baik jika Sia dan Dhini diam saja. Biarkan Reya mengurusi masalahnya sendiri.

Namun Reya masih tidak menyangka akan berada di tempat yang sama dengan orang orang yang dia kenal, dalam waktu secepat ini.

Aishh ... Sudahlah!

Mereka akan melakukan kegiatan tersebut di atap rumah yang mana memang ada tempat duduk dengan konsep ala cafe aesthetic begitu, dan barusan saja Sia di beritahu Kazeo jika semuanya sudah siap di sana, dan yang menyiapkan adalah dua asisten rumah tangga Sia juga pak pak tukang kebun. Sia memang sengaja meminta bantuan mereka agar teman teman dan dirinya tidak kelelahan berberes, apalagi hampir semua temannya juga baru pulang bekerja yang sudah di pastikan lelah itu, jadi lebih baik meminta bantuan dan nanti tinggal menambahkan bonus di akhir bulan pada para pekerja.

By the way, di rumah itu Sia hanya tinggal bersama sang suami saja, yakni Kazeo, dua art, satu supir, juga satu tukang kebun, sedangkan keluarga Kazeo sudah meninggal dunia sejak Kazeo SMP, dan keluarga Sia tinggal di rumahnya sendiri, lagi pun orang tua Sia sangat sibuk, tadi saja saat acara syukuran kedua orang tua Sia itu langsung buru buru pulang saat acara selesai, karena ya memang mereka berdua hendak ke luar kota.

Makanya di sana, semua orang terasa bebasnya, mau tertawa se keras apapun tidak perlu merasa sungkan.

"Ayo Re," ajakan Sia seraya meraih pergelangan tangan Reya tersebut membuat Reya yang mulanya terdiam saja di tempat seperti melamun menjadi langsung tersentak tersadar.

Dan faktanya Reya memang tengah melamun, dia memikirkan tentang perasaanya yang tiba tiba berubah ragu itu.

Memang sebelumya Reya setuju untuk ikut bergabung dalam acara barbeque an itu _tepatnya saat di gazebo belakang_, tapi setelah di pikir pikir sampai sini, juga memikirkan adanya Ronal juga di sana Reya jadi merasa sedikit gundah.

Saat ini mereka bertiga memang sudah berada di ujung tangga bawah, hendak menuju Rooftop, akan tetapi Reya saja yang malah terdiam di tempat, makanya Sia juga Dhini yang telah mengambil beberapa langkah naik, jadi sampai turun lagi.

"Re, kenapa? Lo nggak bisa?" tanya Dhini dengan raut sedikit khawatir di sana, tidak bisa di pungkiri jika Dhini mungkin tau bagaimana perasaan Reya saat ini.

Dan dengan sedikit ragu Reya pun mengulum bibirnya rapat, dan mengangguk pelan, ada perasaan bersalah sebenarnya tapi ya mau bagaimana lagi Reya merasa tidak bisa bertemu dengan teman teman Kazeo, terutama Ronal pria itu. "Ya, gue nggak ikut gabung ya," Tak lupa Reya juga meminta izin dahulu pada sang pemilik acara yakni temannya tersebut.

Sia yang mendengar permintaan Reya pun terdiam sejenak, mencoba menimang-nimang, dan saat melihat raut wajah Reya, akhirnya Sia memutuskan untuk membalas anggukan juga di sana. Yups, Sia menyetujui bahwa Reya tidak apa-apa jika tidak ikut, setelah segala hal yang sudah Reya ceritakan tadi, Sia menjadi mengerti jika Reya seberat itu untuk ikut bergabung di sana. Pasti tidak akan nyaman nantinya.

Reya pun mau tak mau tersenyum senang sebab teman temannya bisa mengerti dirinya itu. Makanya rasanya Reya langsung ingin memeluk teman temannya tersebut, hanya saja tidak dia lakukan.

Married? No Way!Where stories live. Discover now