Chapter 30 - Okay

420 38 2
                                    

Happy Reading 

***

Seperti janji yang sudah Ronal sepakati tadi, akhirnya malam ini dia akan menemui wanita yang ibunya comblangkan itu.

Meli namanya, hanya itu yang dapat Ronal ketahui, sebab sebelumnya dia sendiri memang sama sekali tidak memerhatikan bagaimana rupa wanita itu di foto _minggu lalu_. Kalau kata mama Ronal sih Meli wanita cantik dan pintar, tapi ya tidak ada yang tahu. Toh Ronal senti tak memperdulikan hal itu. Dia mau datang pada pertemuan juga hanya sebatas syarat saja, agar mamanya itu mau berhenti mengoceh ria.

Huft,

Tanpa sadar Ronal menghela nafasnya berat, matanya yang menoleh ke arah jam dinding kamar membuatnya segera beranjak dari sofa yang berada di samping jendela balkon menjadi berjalan menuju salah satu pintu di sana, tak lupa Ronal juga sempat meletakkan buku tentang bisnis yang sudah dia baca sedari pulang bekerja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 tepat, karena memang janjian pertemuan akan di lakukan pada pukul 6 tiga puluh, lebih tepatnya setengah jam lagi, makanya Ronal harus segara menyiapkan diri.

Tadi sore Ronal saat setelah pulang bekerja dia sudah membersihkan diri _yang mana berlanjut membaca buku_, makanya kali ini dia akan langsung mengganti pakaiannya itu saja.

Ronal berjalan menuju pintu walk in closet di sana, lalu dia segera masuk saja. Kalau kalian ingat, Ronal memang memiliki walk ini closet di setiap kamar yang dia tinggali, mulai dari kamar hotel vvip khusus miliknya, kamar lama yang ada di rumah orang tuanya, dan yang terakhir di sini, di penthouse ini. Jadi bisa di bayangkan berapa banyak pakaian yang Ronal miliki. Hanya saja kalau boleh jujur semua pakaian Ronal tersebut hasil pemberian mamanya, ah tidak, lebih tepatnya mamanya yang membelikan dan memilih tapi uangnya tetap milik Ronal. Begitulah mama Ronal, selalu memaksakan kehendaknya, dan dengan alasan pakaian Ronal itu itu saja, macam tidak pernah ganti, padahal sudah memiliki 3 walk in closet. Ck.

Sudahlah, meski begitu pun Ronal tak bisa berbuat apa-apa selain menerima dengan lapang dada.

Ronal pun mulai mengambil kemeja putih dengan setelan jas berwarna abu abu, yang mana lagi lagi hasil dari pilihan mamanya itu.

Setelah menanggalkan pakaian rumahannya _kaos polo dan celana boxer_, dia berlanjut mengenakan pakaian yang dia ambil tadi.

Tampan ...,

Mungkin kata itu yang bisa menggambarkan penampilan Ronal saat ini. Tapi ya kadang Ronal lebih ke cuek bebek dengan wajah bak dewa yunani yang dia miliki, sungguh Ronal sangat menyia nyiakan ciptaan tuhan, dengan tidak menggunakannya sebagai umpan para wanita. Eh ... Tapi meski tidak sedang memancing pun, para wanita sudah banyak yang terjerat.

Ronal berlanjut mengenakan jam rolex seharga ginjal itu di tangan kirinya, lalu mulai me styling sedikit rambutnya itu, yang mana hal itu makin makin menambah pesona Ronal menguar ke mana-mana, sudah di pastikan kalau nanti banyak wanita yang akan terjerat lagi, lagi, dan lagi.

Cih,

Siapa kira Ronal tidak tau kalau dirinya tampan, dia jelas tahu betul apalagi semua orang sering mengatakan itu di depan wajahnya, hanya saja dia tidak perduli. Tolong bedakan antara tidak tau dan tidak perduli ya.

Ronal pun siap, dia segera meluncur meninggalkan Penthouse kelas atas miliknya tersebut. Memang penthouse ini berada di pusat kota dan orang yang tinggal di sini adalah para pejabat tinggi, selebriti terkenal, ataupun orang kaya macam Ronal ini. Tak heran penjagaan penthouse begitu ketat, bukan sembarang orang yang bisa masuk ke sana. Makanya Ana _sepupu Ronal_ malas mengunjungi Penthouse sebab ya itu, lantaran ribet. Mending langsung ke hotel saja, tempat tak kalah bagus, view lebih mantap, dan yang pasti tidak ribet dong.

Married? No Way!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang