Chapter 55 - Sesi 2

424 40 0
                                    

Setelah kejadian bertemu dengan Ardi, si gila yang mengejar ngejarnya tanpa menggunakan otak itu, akhirnya Reya benar benar memutuskan kembali ke resort. Jujur karena itu dia menjadi tidak mood lagi dan malas untuk jalan jalan, jadi akan lebih baik jika dirinya rebahan saja atau malah berenang mumpung saat ini Ronal juga tengah pergi.

Hingga saat ini, sungguh Reya masih tidak habis fikir bagaimana bisa dunia sesempit ini, yang mana malah mempertemukannya dengan orang yang amat dia hindari itu, si gila yang tidak tau diri, Ardi. Reya hanya bisa berharap ini terakhir kali dia bertemu dengan orang itu, apalagi dengan si istrinya, huhu semoga saja tidak sama sekali. Reya tidak sanggup menemui si cabe kiloan tersebut. Bukannya Reya takut, tapi Reya itu malas kalau harus adu bacot nantinya.

Huft, sabar saja. Lebih baik REya menyudahi pemikirannya yang membahas Ardi dan Yosandra tersebut.

Karena saat ini pun Reya juga sudah berada di lobi resort, dia berjalan dengan langkah santai seraya kedua tangan yang menenteng barang belanjaan.

Memang sebelum tadi menuju ke sini, Reya memutuskan untuk membeli beberapa camilan yang bisa makan ringan di sini, yups, bukan untuk oleh oleh, melainkan dia makan sendiri, kalaupun sisa sih pasti dia akan bawa pulang dan tinggal membeli lagi sebagai tambahan ketika di hari terakhir.

Tidak hanya makanan ringan, tapi Reya juga tadi membawa makanan berat lain, serta yang sedikit berat, dari pada di bilang makanan berat, mungkin bisa di bilang jajanan, karena ya memang makanan yang sukar membuat kenyang jika hanya sedikit yang masuk ke dalam perut Reya.

Dengan iringan senandung kecil yang keluar dari bibir Reya itu, dia terus melangkahkah seraya melihat pemandangan indah di sepanjang lorong dengan dinding kaca membentang memperlihatkan alam tersebut.

Oh wow, kalau saja Reya memiliki tempat ini, dia akan ke sini berkali kali tidak perduli jika itu seminggu sekalipun, atau malah tinggal di sana saja.

Haha halu sekali memang Reya ini.

Eh, by the way, untuk masalah tempat ini milih Ronal atau bukan, sejujurnya Reya masih cukup ragu, karena ya faktanya dia memang sampai menanyakan pada salah satu staff melalui kontak resmi resort ini. Memang gila Reya itu, tapi ya bagaimana dia merasa penasaran. Dan ternyata hasilnya staff itu menjawab bukan dari salah satu pt Riven corp.

Hm ..., Bukan masalah sih walaupun tempat ini milik Ronal atau bukan, karena ya semua tidak ada urusannya dengannya. Untuk sekarang Reya hanya bisa di bilang numpang di kamar pria itu, dan setelah selesai nanti semua berakhir. Eh enggak juga deng, mungkin Reya yang malah akan menerima sesuatu sebagai balasan yang di kata pria itu. Dan tidak bisa di pungkiri kalau Reya juga takut jika sesi numpang di kamar itu akan menjadi salah satu boomerang untuknya, ya siapa tau Ronal sengaja menampungnya sebagai bentuk hal yanga akan di ungkit ungkit sebagai hutang. Tapi ya bagaimana lagi Reya tidak bisa melakukan apa apa, tidak bisa membantah. Walaupun dia tertekan tapi yang sedikit ada enaknya itu Reya bisa menikmati fasilitas itu secara gratis. Padahal faktanya di dunia ini pasti tidak ada yang gratis.

Huh ... Sudah lah,

Tanpa sadar dengan pemikirannya tersebut, akhirnya Reya pun tiba di depan kamarnya, ah atau lebih tepatnya tempatnya menumpang.

Karena merasa kesusahan, Reya menurunkan tas belanjaannya dahulu di lantai untuk mengambil kartu yang dia simpan di tas slempangnya, dan setelah mendapat apa yang dia inginkan, Reya buru buru menempelkan kartu tersebut di tempatnya yang mana membuat pintu mengeluarkan bunyi tanda sudah terbuka kuncinya.

Dan tidak membuang banyak waktu lagi, Reya langsung saja menarik handle pintu dan mendorongnya dengan pelan, sampai pintu benar benar terbuka sepenuhnya.

Married? No Way!Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum