Chapter 26 - Bertemu Doi

470 44 3
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak di tetapkan nya Reya menjadi tersangka penumpahan kopi di kantor Dhini. Dan seminggu ini pula Reya yang telah overthinking setengah mampus ternyata semua hal yang dia takutkan tidak ada terjadi. Si korban yakni bos besar Riven corp sama sekali tak mengubungi ataupun mencari Reya sedikit pun.

Senang?

So pasti, Reya amat lega sampai membuatnya tak bisa berkata kata.

Yang pasti Reya benar-benar sangat bersyukur, dia tak henti hentinya berucap terima kasih dalam hati atas kebaikan CEO Riven corp yang mau memaafkan kesalahan fatalnya tersebut.

Juga,

Oleh karena sekarang Reya sudah yakin jika hidupnya telah kembali tenang seperti sedia kala, wanita itu pun juga mulai fokus dengan pekerjaannya lagi.

Bulan ini dia memang tidak terlalu sibuk, mungkin hanya sekedar rutin menulis setiap malam dan menunggu proses penerbitan saja. Tapi juga tidak lama lagi salah satu novelnya yang rilis tiga bulan lalu akan kembali di gaet salah satu rumah produksi terkenal di negeri ini, karena memang novel Reya tersebut sampai saat ini masih setia nangkring di top 1 best seller di hampir seluruh toko buku di Indonesia.

Okay, lupakan pembahasan pekerjaan dulu. Sebab malam ini jadwal Reya sendiri adalah refreshing healing healing tai biasanya.

Maka dari itu Reya sudah menyempatkan untuk menulis beberapa bab novel untuk di upload pada salah satu platform digital kepenulisan berbayar juga untuk cerita yang akan dia terbitkan di masa mendatang. Memang, meski Reya adalah penulis populer dia tetap menuangkan karyanya di beberapa platform kepenulisan.

Huft ...

Karena Dhini sudah pulang dan tengah mandi juga bersiap siap, makanya Reya pun memutuskan untuk ikut menyiapkan diri cepat.

Reya mengenakan pakaian kasual biasanya, celana high waist hitam dengan crop top lengan balon warna broken white dan rumbai-rumbai mengitari kerah depan.

Rambutnya sendiri di biarkan tergerai tapi bagian ujungnya di catok curly. Bisa di katakan Reya nampak begitu cantik malam ini, apalagi tambahan make up naturalnya menambah segala kesempurnaan tersebut berada pada diri wanita itu.

Sejujurnya Reya sengaja ketika memilih pakaian yang menampakkan perut datarnya dengan jelas. Sebab malam ini jadwalnya bukan hanya healing healing cantik, tapi karena ini adalah malam weekend, dia akan menagih sesuatu seperti minggu sebelumnya, yakni makan-makan banyak gratisan dari Dhini. Kalau masalah gratis mah jangan di tanya, Reya tidak akan pernah lupa, apalagi Dhini sudah menjanjikannya dulu.

Cuma ya itu, Reya mungkin nanti hanya akan makan secukupnya tidak bar-bar seperti biasanya, bukan karena tidak ingin perutnya mengembang dan terpampang nyata di mata semua orang, tapi juga malam ini Reya akan sedikit mengasihani temannya itu.

Janji Reya akan makan 1 porsi saja. Kalau Dhini mendengarnya pasti wanita itu langsung berjingkrak senang, hanya saja faktanya meski cuma 1 porsi, Reya berniat makan steak sapi yang terkenal super enak nan empuk itu, apalagi kalau bukan daging wagyu A5. Hm, bisa shock setengah mati Dhini nanti kalau memang begitu niatan Reya.

Tiba-tiba Reya bergerak dari depan meja rias menuju nakas samping ranjang cepat cepat, dia hendak mengambil ponsel yang saat ini bergetar sekali, menandakan adanya pesan masuk. Dia tadi memang tengah chatting-an dengan kenalannya di salah satu rumah produksi yang dia bicarakan tadi, makanya ia takut kalau ada hal penting yang di kirimkan.

Namun ketika Reya mendekat dan menatap layar ponsel yang menyala, dia malah di buat mengerutkan dahi melihat bagian display notifikasi di ponselnya.

Rupanya yang mengirim pesan bukanlah temannya dari rumah produksi, melainkan malah nomor tidak di kenal yang aneh.

Married? No Way!Where stories live. Discover now