Chapter 116 - Sore Pertama

799 99 204
                                    

Happy Reading

***

Setelah sesi tangis menangis tadi, akhirnya Reya pun pulang ke apartment.

Dia dan Terry tentu memutuskan untuk tetap berteman baik, meski Reya tau mungkin agak sulit bagi Terry sebab baru memulainya. Tapi Reya yakin Terry bisa melewatinya. Reya saja juga bisa sampai di titik benar-benar move on seperti ini.

"Makasih Ter," ucap Reya dengan senyum tipis di bibirnya tersebut. Memang kali ini dia tidak pulang sendirian melainkan di antar oleh Terry. Awalnya Reya menolak sih, hanya saja karena Terry memaksa akhirnya Reya pasrah menerimanya.

"Iya Re." Terry juga balas tersenyum sama seperti yang di lakukan Reya, meski entah itu senyum betulan atau hanya senyum paksaan.

"Gue nggak lo tawarin mampir nih?" celutuk Terry tiba-tiba seraya tersenyum jail.

Mata Reya yang saat ini terlihat sedikit sembab sisa menangis tadi pun membulat lebar melihat Terry yang berada di kursi penumpang, sedangkan dirinya sudah berdiri di luar mobil. "Gue tabok ya lo, laki gue kayaknya udah pulang nih."

Tawa Terry pun pecah betulan, tidak seperti senyuman tadi, mungkin merasa lucu dengan raut Reya. "Haha canda Re, ya udah gue cabut," pamit Terry melanjutkan, lagi pun dia tidak berniat mampir sama sekali dan bertemu dengan suami Reya.

Walaupun Terry nampak depan sudah lumayan baik daripada tadi, tapi sebenarnya tidak juga, Terry belum sepenuhnya menerima keadaan.

"Iya," Reya mengangguk di sana.

Dan setelah itu mobil Terry benar-benar melaju pergi meninggalkan area pelataran apartment Reya. Dan selanjutnya Reya juga langsung masuk.

Dia melangkahkan kaki dengan santai, dia merasa lega jujur. Tapi dia agak bingung memikirkan jawaban jika Ronal bertanya perihal matanya yang sembab, kan Ronal bukan tipe orang yang bisa di bodohi dengan kebohongan.

Tapi ya setidaknya kalau Reya menjawabnya dengan penuh keyakinan pasti Ronal akan sedikit percaya.

Saat ini memang sudah pukul 5 sore, jadi sudah di pastikan jika suaminya itu _Ronal_ sudah pulang dari kantornya,

Reya naik menuju lantai di mana unit apartment-nya berada menggunakan lift di sana.

Dan setelah sampai di depan unit apartment dia pun langsung melangkahkan kakinya masuk.

Cklekk ...

Tak ada yang aneh dengan unit apartment-nya, masih sama seperti sebelum dia tinggalkan, bahkan malah seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

Tunggu ..., Apa Ronal belum pulang ya?

Tapi harusnya jika Ronal lembur dan tidak pulang cepat, pria itu akan mengabari macam biasanya.

Ah, sudahlah, ya biarkan saja kalau Ronal tidak pulang, malah bagus Ronal tak akan melihat mata sembabnya dan bertanya macam-macam nantinya.

Reya pun melanjutkan langkahnya masih masuk, dia akan menuju kamar karena dia masih ada pekerjaan, jadi dari pada memikirkan Ronal dia akan melakukan aktivitas lanjutannya.

Cklekk ...

Namun,

"Hng."

Saat Reya baru membuka pintu kamar, betapa terkejutnya Reya saat melihat sosok Ronal yang duduk di sofa samping jendela dengan kaki di lipat dan kedua tangan yang bersidekap di depan dadanya.

Sungguh Reya hampir memekik jika tidak bisa menahannya sebab Ronal yang seperti itu, benar-benar mengejutkan, apalagi tatapan mata Ronal yang terlihat lebih tajam daripada biasanya.

Married? No Way!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant