Cahpter 27 - Bos?

432 50 2
                                    


Jangan lupa vote dan komen sebelum baca ya hehe, makasih


Happy Reading

***

"Kenapa Re?" tanya Dhini langsung, setelah merasa aneh dengan temannya yang berhenti tiba-tiba, mana di tengah jalan lagi. Dhini mau tak mau kan harus ikut berhenti karena hal tersebut.

Reya menoleh kaku pada Dhini sekilas, lalu meneguk salivanya sendiri.

"Cowok yang pernah nyium gue ... ada di sini," ucap Reya dengan suara di selimuti keterkejutan.

Dan tentu saja Dhini ikut melebarkan mata terkejut, "Hah sumpah lo, mana mana?"

Dhini mengedarkan pandangannya dengan tidak santai, karena suasana yang ramai hampir semua kursi di bagian depan nan tengah terisi penuh, membuat Dhini jadi tidak fokus, "mana sih mana," omel Dhini sebab Reya malah diam saja tak menjawab atau sekilas memberi tahu letak orang sialan yang telah mencium temannya tersebut.

"Gue harus nampar Dhin!" Bukannya menjawab pertanyaan Dhini, Reya malah mengatakan itu dengan desis an menggebu gebu. "Harus!"

Dhini mendesis gemas di sana mendengar ucapan temannya itu, "Hooh gue dukung, tampar ya, tapi mana sih orangnya, se-songong apa wajahnya itu,"

Reya tetap tak mau menjawab, jujur saja saat ini dia terlanjur menahan marah, kedua tangannya bahkan sudah di kepalkan erat erat di samping kanan dan diri tubuhnya itu. Seolah siap melayang jauh ke depan sana.

"Gue harus kasih tamparan!" Lagi tak kalah yakin seperti sebelumnya, dia kembali mengulang kata yang sama. Bukan tanpa alasan Reya berkata seperti itu, sebab kalau di telisik lebih jauh, Reya masih memiliki keraguan meski hanya sedikit sekali. Tapi karena keyakinannya juga jauh lebih tinggi, dia pun tak akan melewatkan kesempatan bagus saat ini. Menurutnya kapan lagi juga mereka akan bertemu, jika tidak sekarang Reya tak yakin memiliki kekuatan yang sama seperti ini kan.

"Mana sih mana bego," Dhini sudah tak sabar dengan temannya tersebut, dia ingin memaki jadinya.

Tapi lihat Reya bahkan sudah mulai bertindak hal lain,

"Itu, lo tunggu sini." Reya berucap dengan nada penuh ambisi.

"Re, tunggu ..." Hei ... Reya benar hendak melakukan tekatnya yang sudah bulat tersebut?

Wanita itu _Reya_ bahkan menepuk bahu Dhini sebelum akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan Dhini di tempat.

Dhini sendiri yang terlalu bingung akibat situasi yang terlalu cepat tersebut membuatnya hanya mematung di tempat seraya menatap kepergian temannya.

Dhini bingung harus melakukan apa, otaknya masih belum bisa mencerna penuh, lagi pun siapa pula laki-laki yang sudah mencium temannya itu dan hendak di layangkan tamparan.

Okay ... meski begitu, Dhini masih tau diri untuk tetap akan membantu temannya apapun yang terjadi. Dia harus men-support temannya dalam membalas dendam kali ini.

Hanya saja ...

Deg ...

Baru juga Dhini berniat demikian, dia malah harus di buat shock bukan main dengan mulut yang menganga lebar tak percaya, bahkan lebih dari keterkejutan sebelum sebelumnya.

Dhini sampai mengedipkan matanya beberapa kali ketika melihat arah langkah Reya di depan sana.

"Nggak mungkin," gumam Dhini kesulitan percaya dengan apa yang dia lihat di depan sana.

Namun jelas, mata normal Dhini tau betul kalau dia tidak tengah salah mengenali. Kalau yang tengah duduk di kursi depan sana dan berbincang dengan wanita adalah adalah bos nya, CEO Riven corp ...

Married? No Way!Where stories live. Discover now