Chapter 68 - Berhasil Datang

389 45 31
                                    

Happy Reading

***

Hari ini Ronal memang sudah merasa cukup baikan, tentu jika di bandingkan kemarin ya cukup jauh. Bisa di katakan demam pria itu telah turun sempurna, tapi untuk pusingnya belum sepenuhnya sembuh. Jadi Ronal masih tetap meminum obatnya yang di berikan Erlan tersebut.

Karena memang sudah merasa baikan, hari ini Ronal pun memutusakan untuk bekerja lagi. Karena ya tak ada pilihan lain untuk tidak melakukannya. Bisa di bilang ya faktanya Ronal sudah memiliki niatan sejak awal, yakni dia harus sudah pulang besok. Dan dia tidak akan pulang kalau pekerjaan di sini belum selesai.

Pagi-pagi sekali Ronal sudah keluar. Di mulai dengan dia mengecek proyek lagi langsung ke lokasi, dan ternyata sudah di perbaiki sepeti kemarahannya lusa lalu.

Dan berlanjut, orang-orang penanggung jawab juga sudah rapat dengannya lagi. Okay untuk sampai di situ semua berjalan lancar sesuai harapan Ronal.

Di karenakan lancar makannya di pukul 11 siang ini, dia sudah bisa istirahat sejenak, dan kembali beraktivitas lagi mungkin pukul setengah empatan, mengigat dia ada janji pertemuan lagi dengan klien jam 4 sore. Hingga sore sampai malam nanti, barulah Ronal gas lagi, mengejar ketertinggalan sebelum pulang.

Ronal duduk di kursi mobil sportnya, sebuah mobil porsche warna putih keluaran 1 tahun lalu. Tapi tiba tiba dia malah mendesah, ketika mengingat sesuatu.

Dari pada memikirkan untuk istirahat, sepertinya Ronal memang harus pergi membeli sesuatu dahulu. Okay mungkin bisa saja dia meminta pada Sandy _Sekretarisnya_ untuk membelikan, namun rasanya dia memang perlu membeli sendiri, agar lebih terkesan saja.

Yups, Ronal akan pergi, yakni membeli hadiah atas pertunangan Ana juga hadiah acara syukuran kehamilan Sia.

Baru juga Ronal menyalakan mesin, dia pun terdiam sejenak, ketika terlintas suatu ide di otaknya. Dia kan memiliki pesuruh untuk saat ini, kenapa tak memanfaatkan pesuruhnya itu juga?

Siapa lagi kalau bukan Reya yang Ronal maksud. Ide sangat sangat bagus jika membawa wanita itu bersamanya. Terlebih sejak pagi Ronal sudah memberikan wanita itu keleluasaan, dia bahkan langsung pergi dan membiarkan Reya tidur pulas di atas ranjang. Ronal tau wanita itu lelah.

Dan dengan cepat dia mengeluarkan ponselnya, ralat bukan ponsel utamanya miliki, tapi ponsel lain yang memang selalu dia simpan di tas, itu ponsel lamanya dan dengan keisengan tinggi Sandy malah mengisinya dengan nomor baru yang katanya di pinjam untuk menghubungi mantannya, memang sialan juga ya Sandy.

Tapi setelah Sandy selesai menggunakannya 2 minggu yang lalu, dia pun mengembalikannya dengan kartu yang masih terpasang di dalamnya.

And, yups ..., Kali ini Ronal berniat menggunakan ponsel lamanya itu untuk menghubungi Reya, karena ya, Ronal belum ingin ketahuan bahwa dia dan Rivendra sepupu Doni adalah orang yang sama. Ronal masih ingin bermain main dengan wanita itu.

Tanpa pikir panjang dia merogoh ponselnya yang dia letakkan di dalam tas tentengnya, yang memang juga berisi laptop iPad nan berkas lain. Ronal bersyukur ternyata dia membawa ponsel lama ada gunanya sekali, karena hanya niatnya takut jika data yang berada di ponsel lama dia butuhkan. Jadilah seperi itu.

Ronal menyalin nomor Reya yang berada di ponsel baru menjadi ke ponsel lama. Lalu setelah terketik dengan sempurnanya, dia langsung mengesavenya, berlanjut menekan tombol menghubungi di sana.

Tut ... Tut ... Tut ...

Untuk sesaat Ronal harus menunggu. Tapi tidak lama dari itu, panggilan benar benar terhubung di sana. Reya mengangkatnya.

Married? No Way!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz