Chapter 101 - Malam Ke-Tiga

552 64 143
                                    

Happy Reading

***

Hari kedua pernikahan, yups Reya rupanya berhasil juga melewati hari pernikahan dengan banyaknya kejutan yang di terima. Dan entah lah pagi ini akan masih berlanjut atau tidak nantinya.

Ronal sendiri pagi-pagi sekali pria itu sudah berangkat bekerja, dengan Reya yang rutinitasnya molor di tempat tidur sampai jam 8 pagi.

Dan kalau boleh jujur semalam Reya berniat untuk pisah kamar di kamar tamu yang kemarin sempat dia lihat itu, akan tetapi, itu niatan jika Ronal menagih hak nya sebagai suami, akan tetapi faktanya Ronal tak meminta apapun di sana, malah pria itu sudah lebih dulu tidur dari pada Reya, makanya Reya mengurungkan niat dan memilih tetap seranjang dengan pria itu, yang seperti malam-malam sebelumnya dia batasi guling-guling di tengah agar mereka memiliki jarak. Dan Reya pikir itu berhasil, sebab dia sama sekali tak merasa ada yang aneh pada dirinya, yang mana Ronal masih tidak macam-macam.

Reya sudah bangun, tapi pagi ini dia hanya memakai bathrobe saja, karena ya jujur saja dia tak memiliki baju, seharian kemarin saja dia memakai satu piyama, dan malamnya dia baru berganti setelah dia meminta izin untuk menggunakan pakaian Ronal. Yang untung saja pria itu sedang mode baik dan memberi Reya pakaian ganti sebuah kaos oversize yang hampir menenggelamkan seluruh tubuh hingga lutut, karena kaos saja sudah mirip seperti dress saking kedodorannya, makanya Reya hanya meminjam itu.

Dan pagi ini dia pun jadi bingung harus memakai apa, apa harus memakai kaos Ronal semalam, tapi itu sangat tak nyaman, sebab kerahnya terlalu lebar untuk Reya jadi merosot-merosot ke samping.

Sejujurnya Reya bisa saja membeli pakaian online, tapi dia bingung untuk sesi pengiriman ke tempat elite macam ini. Dan kalau dia turun dia tidak bisa kembali lagi.

Di tengah kepusingan yang mendera Reya itu, tiba tiba dia mendengar sebuah ketukan yang berasal dari pintu kamarnya itu.

Tok ... tok ... Tok ...

Dan karena ketukan itu Reya tentu sudah berfikir macam-macam di sini, namun yang tidak separah itu, mengingat memang total sudah dua kali loh seorang staff datang masuk begitu saja ke rumah ini. Apa Ronal tidak setakut itu tempatnya di keluar masuki orang asing.

Tapi sebenarnya yang datang kemarin juga orang yang sama sih. Kecuali si koki.

Tanpa pikir panjang Reya bergerak menghampiri pintu kamar, dan membukanya sedikit dahulu, takut-takut jika yang datang adalah orang jahat, meski mustahil sih mengingat seberapa ketat gedung ini.

Cklekkk ...

Dan saat Reya membuka sedikit dan mengintip, ternyata benar, lagi lagi dia melihat wanita kemarin mungkin saat ini berusia menginjak kepala tiga itu berdiri di depan pintu kamar sambil tersenyum ramah.

Akhirnya tanpa rasa khawatir sama sekali Reya kembali menambah kelebaran pintu agar dia bisa melihat dengan jelas.

"Selamat siang ibu," Wanita itu, wanita yang sudah dua kali dia temui itu kembali menyapa sopan.

Dan baru Reya sadari jika wanita itu memakai sebuah pin di dadanya, sedangkan satu wanita di belakangnya tidak. Kemarin-kemarin juga begitu. Apa mungkin wanita ini adalah kepala pelayan ya?

"Iya siang, ada apa ya?" Reya tak mau berfikir macam-macam, karena pasti jika wanita ini bisa datang kemari itu atas utusan utusan Ronal.

"Kami di sini di perintah bapak Ronal untuk membawakan pakaian untuk anda."

Sesuai dugaan Reya bahwa mereka di perintah suaminya yang kaya itu.

Akan tetapi, apa katanya pakaian?

Married? No Way!Where stories live. Discover now