Amir Anak Siapa?

11K 1K 126
                                    

"Tunggu dulu, kamu bicara apa sih Una?" tanya Samir heran.

Oek oek

Terdengar suara tangis Humaira, Samir dan Una langsung menoleh ke arah kamar. Una bergegas masuk ke kamar, ternyata Humaira terjatuh dari ranjang.

"Astaghfirullahaldzim, Humaira jatuh mas." ucap Una langsung mengambil Humaira dilantai dan terlihat dahinya yang membengkak benjol, Una langsung mengusapnya dengan rambut dan miniupnya, sementara Samir hanya melihat saja dia bingung harus melakukan apa.

"Tolong ambilkan kompres mas," ucap Una masih menenangkan Humaira. Dia langsung dengan cepat mengambil kompres dan memberikanya kepada Una.

"Ululu cup cup sakit ya sayang," ucap Una mengompres dahi Humaira yang bengkak, dan sekarang sudah mulai mengempes.

"Alhamdulillah sudah ngga terlalu besar bengkaknya," ucap Una.

"Humaira tidurnya sudah gak bisa diam saja seperti kemarin-kemarin mas, dia udah aktif banget sekarang. Makanya Una tadi minta tolong jagain, mas malah keluar." ucap Una.

"Maaf, Humaira udah tenang?" tanya Samir.

"Udah sepertinya, anak kecilkan mudah lupa sama rasa sakitnya." ucap Una.

"Boleh kita lanjutkan pembicaraan kita tadi," ucap Samir.

"Rasanya ucapan Una tadi sudah sangat jelas mas, bagian mana yang tidak jelas?" tanya Una.

"Mengenai Amir, saya sama sekali tidak mengerti kenapa kamu bisa mengatakan dia adalah anak saya dan Aira." ucap Samir.

"Mas yang paling tau hubungan seperti apa yang pernah mas dan Aira lakukan, sampai menghasilkan Amir, apa perlu diperjelas?" ucap Una.

"Maksud kamu, saya dan Aira melakukan Zina?" ucap Samir.

"Sstt tutup telinga ya nak," gumam Una menutupi telinga Humaira.

"Demi Allah saya tidak pernah melakukan itu bahkan sampai menghasilkan anak," ucap Samir.

"Lalu kenapa Aira punya anak yang bahkan diberikan nama yang mirip seperti mas Samir,"

"Aira punya anak? mungkin saja dia sudah berkeluarga." ucap Samir.

"Aira tidak mempunyai suami, dan usia Amir sekarang enam tahun." ucap Una.

"Tapi saya bukan ayah anak itu," ucap Samir dengan sangat yakin. Namun reaksi Una masih terlihat tidak percaya.

"Kamu masih ngga percaya dengan pernyataan saya?" ucap Samir.

"Semenjak hari itu, dimana saat semua barang Aira saya buang. Saat itu juga saya berjanji kepada diri saya dan Allah untuk tidak mengingatnya, dibanding mengingat rasa cinta antara saya dan dia, saya lebih sering dihantui rasa bersalah yang sangat besar terhadapnya. Karena terakhir pertemuan kami, dia kecelakaan yang sangat parah dan saya pikir dia meninggal. Rasa bersalah itu selalu mengikuti saya dan saya selalu merasa tidak pantas untuk bahagia. Kita berjanji untuk memulai semuanya dari awalkan malam itu. Jadi kamu tidak perlu merasa khawatir tentang Aira, percaya sama saya." ucap Samir menyakinkan Una.

Una yang berhati lembut ini dengan mudahnya percaya pernyataan suaminya yang memang terlihat jujur, lalu melupakan rasa kecewa dan marahnya.

"Maafin Una ya mas, Una cuma takut rumah tangga kita terganggu." ucap Una.

"Saya yang seharusnya meminta maaf." ucap Samir lalu memeluk Una.

Sementara di rumah sakit. Aira duduk sambil memainkan ponselnya, dia mencari akun sosial media Samir. Karena dia sekarang mulai penasaran mengenai Samir, namun tidak ada satu pun akun sosial media yang ditemukan, baik milik Una maupun Samir.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα