Lancang

15.3K 1.2K 19
                                    

“Maaf mbak,” ucap laki-laki yang menabrak Una dan ingin membantu Una untuk berdiri, dengan spontan Una langsung menghindar karena tidak ingin sentuhan dengan yang bukan mahramnya.

“Gapapa saya bisa sendiri,” ucap Una langsung pergi dari tempat itu karena tidak enak di lihat oleh Samir, sementara itu Samir menahan diri untuk tidak keluar menolong Una karena dia tidak ingin mahasiswa nya tau Una adalah istrinya, padahal jika Samir menolong mahasiswanya tidak akan berpikir sejauh itu.

“Aduh, kok bisa ya sampe luka seperti ini padahal jatuh sedikit saja, tanganku sudah luka.” ucap Una sambil meniup tangannya yang luka. Kebetulan sudah Adzan Zhuhur Una langsung bergegas ke musholla terdekat, saat bersamaan ada Samir juga menuju menuju musholla tersebut, tanpa Una sadar ada kehadiran Samir, dia melihat tangan Una yang terluka.

“Lukanya sampai separah itu, padahal hanya tertabrak orang,” batin Samir.

Selesai Wudhu Una langsung mengambil shaf untuk sholat saat mendengar suara imam, Una langsung tersenyum karena sangat hapal sekali dengan suara imam ini, ya Samir yang menjadi imamnya. Sampai selesai sholat, Una benar-benar sangat senang sholat di imami oleh Samir, karena ini pertama kali nya Una merasakan di imami sholat oleh suaminya, selesai Sholat Una tidak langsung keluar dari musholla, dia masih menetap di dalam musholla istirahat sambil membaca Al quran.

Setelah setengah jam Una selesai mengaji dan langsung keluar dari musholla, dia memandangi ponselnya melihat kontak Samir, Una ragu untuk mengechat Samir karena takut menganggu suaminya, padahal Una ingin menanyakan Samir selesai mengajar jam berapa, atau Samir mau tidak pulang bersama Una, tapi tak satu kata pun yang Una kirim ke Samir karena rasa tidak enaknya.

"Loh Unaza?" ucap suara perempuan yang menyapa Una.

"Eh kak," sapa Una yang ternyata bertemu teman Samir sesama Dosen yang di undang ke acara pernikahan mereka.

"Lagi ngunjungi Samir ya?kebetulan kita hari ini ada makan berasama, ayo makan bareng kita juga," ajak Hana, teman Samir sesama Dosen muda.

"Ngga usah kak saya mau ke," belum selesai Una menjelaskan, Una langsung di tarik oleh Hana masuk ke mobilnya untuk ikut makan bersama dengan teman-teman Samir.

Una mencoba menghubungi Samir untuk meminta izin, agar Samir tidak terkejut dengan kehadiran Una nanti, tapi Samir tidak terdengar ponselnya berdering kerena sedang diskusi dengan teman-temannya.

"Alah ngga usah di telepon terus Samir nya, gak akan denger," ucap Hana.

"Ngga enak kak langsung datang tanpa izin,"

"Manis banget sih pengantin baru ini, gapapa Una ini namanya surprise, Samir pasti suka kok istri datang," 

"Rame ngga kak?"

"Kita kalau ngumpul cuma berempat kok, santai lah Una kenapa gelisah gitu," 

'Apa mas Samir akan senang melihatku kesana?aku tidak yakin,' 

Saat sampai Una sangat ragu untuk ikut.

"Ayo turun," ajak Hana lalu menarik Una masuk ke restoran tersebut.

"Traa Samir liat deh aku bawa siapa," ucap Hana yang menghentikan senyuman Samir saat melihat ada Una di belakangnya.

"Eh adik ipar sini sini duduk yok, kapan lagi kan bisa ngobrol dan makan bersama Una, kemarin kan cuma kenalan sebentar saat acara nikahan ya," sahut teman yang lain mempersilahkan Una duduk di sebelah Samir, terlihat wajah Samir yang tidak pandai menyembunyikan rasa tidak suka nya akan kehadiran Una.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now