Butuh Kamu

9.3K 901 32
                                    

"Ayok Karin main ke rumah," ajak Ayah lagi dan tak mungkin Karin tolak.

"Iya om," jawab Karin.

Mendengar itu, Farhan juga ingin diajak ke rumah Una.

"Om saya juga temen Una loh, ngga diajak juga nih?hehe," ucap Farhan.

"Oh iya, ayo sekalian nak Farhan main ke rumah," ucap Ayah.

"Boleh ya om," ucap Farhan.

"Boleh yok,"

Mereka pun berjalan, dengan Karin dan Farhan yang mengikuti dari belakang menggunakan motornya.

Di dalam mobil, Ayah menelepon ibu memberitahu kalau sekarang Una dan temannya mau main ke rumah, kabar gembira ini tidak bisa Ayah tunda lagi dia langsung memberitahu ibu.

"Oh Ayah mau ngajak ke rumah ibu ya," ucap Una.

"Iyalah, ibu pasti senang juga lihat kamu sekarang sudah punya teman." ucap Ayah dengan sangat senang.

"Hufft syukurlah tidak mengajak ke rumahku, dengan begitu mas Samir tidak terganggu," batin Una merasa lega karena ayahnya tidak membawa teman-temannya ke rumahnya.

Sampai di rumah kedua orang tua Una, mereka di persilahkan masuk oleh Ayah dan di sambut hangat oleh ibu, Karin dan Farhan juga sopan langsung menyalam Ibu.

"Ini ya temen Una," tanya ibu.

"Iya bu," jawab mereka serentak.

"Cantik dan ganteng ya, eh laper kan baru selesai ngampus yok ke dapur makan, ibu hari ini banyak masak," ucap Ibu menarik Karin untuk duduk di meja makan, yang tentu saja membuat hati Karin sangat senang diperlakukan baik oleh keluarga Una, belum lagi dia juga melihat betapa harmonisnya keluarga Una.

"Una kamu beruntung banget," batin Karin.

Mereka semua makan dengan sangat senang, sesekali berbicara dan mengundang gelak tawa, orangtua Una memang ramah sekali membuat Karin dan Farhan nyaman dan mudah akrab.

"Jadi lengan Farhan terluka karena ketabrak ayah, ya Allah sakit pasti ya nak," tanya Ibu sangat khawatir.

"Gapapa tante, luka kecil lagi pula ini salah Farhan juga tadi gak liat kiri kanan," jawab Farhan.

"Itu nanti kalau kenapa-kenapa langsung bilang ya," ucap Ibu.

"Iya tante," jawab Farhan.

"Udah kita tinggal dulu ya, kalian ngobrol aja dulu." ucap Ayah dan ibu yang meninggalkan mereka bertiga.

"Una ibu sama ayah kamu baik banget," ucap Karin.

"Alhamdulillah, ibu sama Ayah seneng banget karena ini pertama kalinya aku bawa teman ke rumah," jawab Una.

"Selama ini kamu ngga pernah punya teman?" tanya Farhan.

Una mengeleng.

"Tuh denger, temen aja gak punya apalagi pacar buang jauh-jauh deh niat lu mau deketin Una," bisik Karin kepada Farhan.

"Sttt bacot deh," bisik Farhan lagi.

Ponsel Una berdering dia langsung permisi kepada Farhan dan Karin, untuk mengangkat teleponnya dan masuk ke kamar.

Sementara Karin dan Farhan di tinggal mereka jadi berdebat kecil pasalnya Karin yang melarang Farhan mendekati Una.

"Apa sih kok lu yang ribet, gue mau deketin Una atau ngga bukan urusan lu juga kan,"ucap Farhan.

"Una temen gue, urusan gue dong kalau ada sesuatu yang berbahaya ingin mendekatinya."ucap Karin.

"Siapa yang berbahaya sih?" ucap Farhan.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz