Bertemunya Masalalu

9.1K 978 83
                                    

Tubuhnya langsung mematung memandangi pria yang sudah lama tidak pernah dia lihat, sekarang berdiri bersama anaknya. Aira langsung membalikan tubuhnya dan bergegas naik ke lantai atas lagi, dia belum siap untuk bertemu dengan Samir setelah tujuh tahun tidak pernah bertemu. Karena dia sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk tidak menganggu Samir lagi.

"YaAllah kenapa engkau pertemukan aku dan dia lagi, setelah hatiku berusaha ikhlas melepasnya." batin Aira menangis.

Samir setelah membantu anak itu langsung balik ke kursinya.

"Kenapa mas? nabrak anak kecil tadi ya?" tanya Una.

"Iya dia berlari-lari, syukurlah tidak terluka." ucap Samir.

"Kayanya restorannya emang untuk anak-anak deh mas," ucap Una.

"Sesuai selera kamu kan?" ucap Samir mengundang tawa Una.

Aira melihat dari lantai atas, Samir duduk bersama perempuan dan terlihat bercanda tawa.

"Sepertinya Samir sudah menikah ya, dan terlihat sangat bahagia. Selama ini aku berpikir terlalu berlebihan sekali mengenai dirimu, aku pikir dengan berpisahnya kita, kamu akan terpuruk dan merasa sangat kehilangan, karena saat itu kamu seolah sangat mencintaiku. Ternyata hanya aku yang terlalu sedih dan tersiksa, Samir sangat bahagia tanpa aku." batin Aira.

Una dan Samir sekarang sudah selesai makan dan langsung pulang, namun diperjalanan pulang Samir mendapat telepon dari kakaknya, mengabarkan kalau Ummi sakit dan dirawat dirumah sakit hari ini, dengan sangat khawatir tanpa pikir panjang Samir langsung melajukan mobilnya dengan cepat mengarah ke rumah sakit.

"Ada apa mas?" tanya Una.

"Ummi sakit, sampai dirawat di rumah sakit.Saya rasa ini karena ulah saya kemarin," ucap Samir seperti merasa bersalah, atas perbuatannya kemarin.

Sampai di rumah sakit, Samir langsung buru-buru untuk turun, namun Una menahannya.

"Yakin mas mau masuk ke rumah sakit?" tanya Una memastikan, karena dia ingat suaminya trauma berada di rumah sakit.

Una mengambil obat Samir dan memberikanya untuk Samir minum, agar bisa mengontrol emosinya.

"Minum ini dulu," ucap Una.

Samir menatap botol obat lumayan lama, lalu mengambilnya, bukan langsung meminumnya tapi Samir meletakan obat itu kembali, membuat Una seolah bertanya kenapa. Samir menarik nafasnya menstabilkan pikirannya dan meraih tangan Una digengamnya.

"Daripada obat, sepertinya saya lebih butuh kamu untuk mengontrol emosi saya." ucap Samir.

Mereka masuk ke rumah sakit dengan Samir yang mengengam erat tangan Una, tidak bisa dipungkiri sebenarnya Samir juga masih sedikit gemetaran melangkah masuk kedalam rumah sakit, namun Una berusaha untuk menenangkan suaminya dengan mengajak Samir untuk berdzikir didalam hati. Samir pun menurut dan fokusnya berdzikir menghilangkan rasa cemasnya saat berjalan menuju ruang rawat Umminya.

Abi sudah menunggu di depan ruangan rawat Ummi sambil mengendong Humaira karena ibunya masih jam kerja saat melihat Samir dan Una datang dia melihat ke arah tangan Una dan Samir yang bergandeng.

"Masuklah nak," ucap Abi.

Samir melihat kearah Una.

"Mas masuk duluan ya, nanti kita gantian." ucap Una melepas gengaman Samir, dan mendorongnya perlahan masuk ke ruangan Umminya, Samir pun masuk.

"Humaira, tante kangen banget sama kamu, biar Una aja yang gendong." ucap Una mengambil Humaira.

"Una, sepertinya Samir sudah sedikit akrab denganmu?" tanya Abi.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now