Hijab

11.7K 1K 11
                                    

"Udah cocokloh punya bayi, biar Humaira punya temen main," ucap Shiren yang di balas senyum saja oleh Una.

Rangkain acara sudah berlalu, ini saat nya Samir dan Una untuk pamitan pulang.

"Kalian nanti dulu pulangnya, ayo makan malam dulu sama Abi," ucap Ummi.


"Kita udah kenyang Ummi, mau langsung pulang takut ke maleman," ucap Samir.


"Ada yang mau Abi omongin ke kalian, ayok ikut makan dulu," ucap Ummi menarik Una ke meja makan, sudah ada Abi, Shiren dan suaminya yang sudah duduk di sana.

"Ayo makan dulu," ucap Ummi.

Una dan Samir duduk, dan makan bersama, tak ada yang  berani memulai pembicaraan sebulum Abi nya membuka mulut untuk bicara, Abi Samir memang perawakannya sangat sangar  menyeramkan dan tegas, anak-anaknya semua sangat menghormati Abi nya.

"Abi dengar kamu masuk kuliah ya Una?" tanya Abi.

"Iya Abi," jawab Una.

"Kenapa tidak diskusikan dulu dengan keluarga kalau mau masuk kuliah, bahkan Abi tau kamu masuk kuliah dari orang lain, bukan  dari kamu sendiri, kita ini sudah keluarga tapi kok ya kaya ngga di anggap," ucap Abi membuat Una jadi ketar ketir, karena Abi terdengar seperti marah, dia menatap ke Samir seperti meminta pertolongan untuk menjawab pertanyaan Abi, tapi Samir hanya fokus ke makanannya saja.

"Maaf Abi," jawab Una.

"Lagi pula fitrah seorang perempuan dan istri itu di rumah, jadi ibu rumah tangga yang baik, urus rumah, urus anak, kenapa masih mau kuliah? nanti kalau hamil gimana? atau mau nunda kehamilan tiga sampai empat tahun sampai selesai kuliah?" tanya Abi.

Terlihat Una yang bingung menjawab pertanyaan dari Abi.

"Apa salahnya seorang istri berpendidikan? rasanya Una tidak salah, dia sudah meminta izin dengan suaminya, kenapa harus meminta izin dengan keluarga suami," celetuk Samir.

"Istri terdidik itu tidak perlu kuliah, justru tugas suamilah yang mendidik istri, lagi pula Una mengambil jurusan pendidikan agama islam kan? kamu sebagai dosen tinggal ajarkan saja istrimu," ucap Abi.

"Di usia Una yang masih muda seperti sekarang, dia juga berhak mendapat pengalaman beradaptasi, menambah wawasan di dunia perkuliahan, dia ini menikah bukan sebagai tahanan yang harus di kurung di rumah terus-menerus," ucap Samir mengundang amarah Abi nya.

"Tidak pernah berubah, tetap membangkang kamu Samir!" bentak Abi.

"Samir sudah mengikuti kemauan Abi dan Ummi untuk menikah dengan Una, tapi tolong untuk urusan rumah tangga, biarkan Samir yang mengatur, Samir kepala keluarga sekarang di keluarga Samir, jadi Samir tau apa yang terbaik untukku dan Una," ucap Samir langsung berdiri dari meja makan, Una pun langsung melihat ke arah Samir.

"Ayo pulang," ajak Samir.

"T-tapi," ucap Una tidak enak pulang duluan, tetapi Samir langsung menarik Una pergi.

Ummi mengejar mereka.

"Samir," panggil Ummi menghentikan langkah mereka.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now