Senyum

9.3K 975 54
                                    

Sebelumnya saat Una dan Abi sedang membicarakan Aira, tak disangka Samir bangun dan mendengar semuanya. Dia merasa malu dengan tanggapan Una karena demi kesembuhannya Una mau mempertemukannya dengan Aira, padahal seharusnya dia marah. Menurut Samir, Una wanita yang luar biasa sangat baik untuknya. Makanya saat dia bangun langsung menuju kotak kenangannya bersama Aira, dia ingin membuang semua kenangan buruk ini dan mencoba menata masa depan bersama Una, walau  mungkin ini sangat berat untuk Samir harus melupakan cinta pertamanya.

Samir menarik Una, lalu mengambil kotak itu dan memberikannya kepada Una, dia pun bingung kenapa Samir memberikan kotak ini kepada Una.

"Bukalah, dan lihat semuanya." ucap Samir, Una terlihat ragu membuka kotak tersebut, dia juga tak mengerti kenapa Samir menyuruhnya untuk melihat kenangannya bersama Aira, apa Samir tidak memikirkan perasaan Una sedikit saja, pikir Una.

"Ngga mas, rasanya tidak pantas Una melihat ini." ucap Una menutup kotak tersebut.

"Saya hanya ingin kamu melihatnya agar tidak penasaran, karena setelah itu saya akan membakar semuanya." ucap Samir tentu saja membuat Una bingung.

"Bakar? mas mau menghancurkan semuanya?" tanya Una memastikan, dan ditanggapi dengan anggukan oleh Samir.

"Tapi kenapa?" tanya Una.

"Saya mencoba untuk melupakannya, kamu bisa bantu saya kan?" ucap Samir.

"InsyaAllah mas," jawab Una.

Lalu mereka ke halaman belakang membakar kotak tersebut beserta isinya.

"Aira memang kekasih saya tujuh tahun lalu, saya memang salah karena jatuh hati kepadanya dengan cara yang tidak dianjurkan oleh agama kita, karena hubungan yang diawali dengan tidak baik, ternyata membawa efek tidak baik pula kepada kehidupan saya, sebelumnya saya tidak pernah bertengkar dengan Abi, tapi karena ingin mempertahankan hubungan itu, Abi untuk pertamakalinya membentak bahkan memukul saya supaya saya sadar tentang perbuatan saya yang tidak baik, tapi itu membuat saya menjadi sangat trauma. Dan saya sadar kalau sebenarnya hubungan saya dan Aira tidak bisa dipertahankan mau sampai kapanpun itu. Lalu saya juga memikirkan penyakit saya ini benar-benar membahayakan kamu, entah sudah berapa kali saya menyakiti kamu baik secara fisik maupun batin. Sekarang saya mau mencoba memperbaikinya perlahan, gapapa kan?" ucap Samir yang membuat Una terdiam tak percaya dengan apa yang suaminya ucapkan, matanya terlihat berkaca-kaca mendengar pernyataan Samir.

"YaAllah apa secepat ini doaku terkabul," batin Una.

"Terima kasih mas, sudah mau berusaha lebih baik lagi."

Mereka masuk kembali ke dalam rumah, Samir melihat Una melangkah ke arah kamarnya.

"Una," ucap Samir menyadarkan Una.

"Oh iya YaAllah lupa, hm itu Una mau ambil piring kotornya kok," ucap Una yang ternyata tak sadar melangkah ke kamar Samir, dia langsung masuk kamar Samir dan mengambil piring kotor dengan rasa malu, ternyata Samir belum mau tidur satu kamar dengannya pikir Una.

"Una hari ini cukup memalukan sekali, aku pikir sudah mau tidur bersama. Ternyata mas Samir masih tidak mau ya, harus lebih sabar lagi."batin Una membawa piring kotor dari kamar Samir dan melangkah keluar.

"Selamat istirahat ya mas, kalau butuh sesuatu panggil Una aja," ucap Una melanjutkan langkahnya namun Samir menahannya.

"Malam ini bolehkah saya bermalam dikamar kamu?" tanya Samir yang hampir saja membuat piring ditangannya jatuh kalau tidak disambar oleh Samir.

"Eh maksudnya gimana mas?" tanya Una memastikan.

"Saya tidur di kamar kamu malam ini boleh?" tanya Samir dengan wajah yang sangat ramah.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now