Bertemu?

8.9K 836 21
                                    

Tring tring

Ponsel Una berdering menandakan ada panggilan masuk, melihat itu Una langsung menjawab telepon. Belum sempat dia bicara, ponsel  Una langsung diambil oleh Samir dan menjawab telepon tersebut.

"Nak, ayah sudah didepan rumahmu ini. Udah siap belum?" ucap penelepon yang ternyata Una minta jemput oleh ayahnya.

"Iya Ayah Una udah siap," jawab Una langsung mengambil ponselnya.

Samir merasa tenang ternyata pikirannya yang negatif salah.

"Apa Una juga tidak boleh diantar oleh Ayah?" tanya Una kepada Samir.

"Kalau dari awal kamu bilang, saya tidak akan berpikir yang tidak-tidak." jawab Samir.

"Berpikiran apa memangnya?" tanya Una.

Samir mendorong perlahan Una untuk segera keluar karena Ayah sudah menunggu.

"Ayah, maaf ngerepotin." ucap Samir menyapa Ayah Una.

"Gapapa, Una udah cerita kamu lagi sakit. Ayah juga senang bisa mengantar Una. Lekas sembuh ya nak," ucap Ayah.

"Kalau gitu, Una pergi dulu mas." ucap Una berpamitan lalu masuk ke dalam mobil, mereka pun pergi.

Di dalam mobil.

"Gimana kuliahnya nak? lancar?" tanya Ayah.

"Alhamdulillah yah," jawab Una.

Dan banyak lagi mereka mengobrol karena sudah lama tidak duduk bersama untuk mengobrol, walaupun ayah sambung tapi Una benar-benar disayang layaknya anak sendiri, begitu pula Una juga sudah menganggap ayah sambungnya seperti ayah sendiri.

Sementara di rumah, Samir tidak istirahat sepenuhnya, dia masih membereskan pekerjaanya menyelesaikan materi untuk mengajar. Setelah itu Samir menghubungi Karin karena hari ini dia berhalangan untuk hadir, dan kebetulan Karin ketua kelasnya.

Karin sedang duduk di kelas dengan hati yang sangat gembira karena hari ini Samir akan mengajar dikelasnya, tiba-tiba teleponnya berdering dan munculah nama Samir. Matanya langsung berbinar senang dan mengangkat telepon tersebut dengan gembiranya.

"Assalamualaikum pak," ucap Karin.

"Waalaikumssalam, Karin hari ini saya tidak bisa hadir untuk mengajar di kelas kalian, tolong kasih tau temen-temen yang lain. Materi dan tugas sudah saya kirim ke email kamu tolong bagikan keteman-teman, besok harus sudah dikumpulkan tugasnya dimeja saya." jelas Samir.

"Baik pak," jawab kecewa Karin.

"Uhuk Uhuk,"

Terdengar suara batuk dari Samir, langsung membuat Karin terkejut.

"Pak Samir lagi sakit ya?" tanya Karin.

"Gapapa, nanti kamu konfrimasi lagi ke saya kalau semuanya sudah ya Assalamualaikum." ucap Samir menutup telepon.

"Waalaikumssalam," jawab Karin lesu.

"Yahh padahal hari ini aku sudah menyiapkan makanan untuk pak Samir, sudah semangat banget bakalan dua jam menatapnya, dan sepertinya pak Samir lagi sakit ya, jadi khawatir deh pengen jengukin. Kalau aku menjenguk apa terlalu lancang ya, aku khawatir banget ini." batin Karin lalu memberitahu teman-teman di kelasnya  intruksi dari Samir.

Samir setelah menelepon Karin, memang kepalanya kembali terasa pusing, dan batuk selain mentalnya sekarang fisiknya juga down karena akhir-akhir ini dia terlalu banyak mengingat masa lalu dan sering terpicu amarah, belum lagi luka ditubuhnya membuat kondisi Samir memang memburuk.

Waktu tak terasa sudah siang, hari ini Una sudah selesai dengan kuliahnya dan sekarang sedang menunggu jemputan Ayahnya sambil menunggu Farhan untuk memberikan makan siangnya, tak biasanya Farhan terlambat seperti ini.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now