Ingin Tidur Bersama

10.2K 904 46
                                    

"Tugas istri memang harus merawat suami, masalah masa lalu tak perlu dikhawatirkan." ucap Abi.

"Una bukan khawatir tentang masa lalu mas Samir, tapi kalau memang perempuan itu yang dibutuhkan oleh mas Samir, seharusnya pertemukan saja." ucap Una.

"Huss Una, kamu ngga boleh bicara seperti itu! mempersilahkan suami bertemu dengan perempuan lain, dosa." ucap Abi sedikit marah.

"Maka dari itu jelaskan sedikit saja Aira itu siapa dan hubungannya apa dengan mas Samir,"ucap Una.

Terlihat berat hati Abi akhirnya menceritakan siapa itu Aira di kehidupan Samir.

"Tujuh tahun lalu, Samir bertemu dangan Aira di kampus tempat mereka mencari ilmu. Hubungan mereka semakin lama semakin dekat, dan pada akhirnya Samir memutuskan ingin menikahinya, agar tidak menjadi dosa zina kedekatan mereka, Abi marah karena Samir baru saja masuk kuliah dan dia sudah ingin menikah bukan fokus pada studinya, belum lagi Aira ini nonmuslim bagaimana mungkin Abi membiarkan anak laki-laki satu-satunya menikah dengan nonmuslim, akhlaknya juga tidak baik. Aira benar-benar tidak bisa diterima di keluarga kami. Tapi Samir ini sudah buta dengan cinta, dia tetap masih dekat dengan Aira dalam hubungan penuh dosa itu, Abi sudah tidak tahan lagi dan mengancam Samir kalau tetap bersama Aira, Abi akan membuat Aira menderita ini cuma ancaman dan ternyata manjur dengan Samir, dia mulai menjaga jarak dengan Aira, bahkan sudah mengurus kepindahan studinya di mesir. Suatu hari Samir pulang tengah malam dia terlihat seperti stres dan marah yang berlebihan, Abi tidak tau penyebabnya tapi yang jelas ada kaitannya dengan Aira, Abi langsung membawa Samir ke rumah sakit karena keadaanya yang semakin parah persis seperti sekarang, yang menyakiti diri sendiri dan emosi berlebihan. Setelah mengetahui Samir terkena IED, Abi benar-benar sedih, di hari kepulangan kami dari rumah sakit, hal tak terduga terjadi. Kami melihat Aira baru turun dari mobil Ambulans dengan penuh darah, dia ternyata tertabrak saat ingin mengunjungi Samir ke rumah sakit. Samir yang melihat itu langsung ingin mengejar, tapi Abi langsung menahannya dan memasukan Samir secepat mungkin ke mobil, setelah itu kami tidak tau kabar Aira masih hidup atau tidak," jelas Abi membuat Una terperangah.

PRAKK

Teko dan gelas yang Fatimah bawa terjatuh saat dia ingin masuk ke kamadternyata ikut mendengar penjelasan suaminya kepada Una yang selama ini dia tidak pernah tau, fakta sebenarnya Samir mempunyai penyakit dan masalah dengan Aira.

"Ummi," ucap Abi langsung menghampiri istrinya.

"Tunggu," ucap Fatimah tidak ingin disentuh oleh suaminya.

"Penyakit IED? Aira? kenapa kamu merahasiakan semua itu dariku? aku ini ibunya dan berhak tau apa yang terjadi kepada anakku, tega-teganya kamu merahasiakan kondisi Samir dariku." ucap Fatimah sangat sedih.

"Sayang, dengar dulu." belum sempat Abi menyelesaikan ucapannya, Fatimah langsung meninggalkan kamar Samir dan berjalan keluar lalu di ikuti oleh Abi.

"Una, Abi pulang dulu ya nanti kalau terjadi apa-apa hubungi Abi saja." ucap Abi langsung mengejar istrinya.

Benar saja Abi dan Ummi Samir langsung pulang dan mereka melanjutkan perdebatan mereka di dalam mobil.

"Semua kamu rahasiakan, apapun itu mengenai Samir, dia anakku juga mas. Tega kamu menyembunyikan hal sebesar itu, aku sudah kaya ibu yang gak berguna untuk Samir," ucap Fatimah kesal.

"Semua ada alasannya, demi kebaikan kita juga." jawab suaminya.

"Kebaikan apa? kalau tau dia menjadi seperti itu, aku tidak akan melepaskannya dengan mudah kepada perempuan seperti Unaza, dia itu masih kecil, mampu atau tidak mengurus Samir dengan baik. Niatku Una akan dibimbing dan diurus oleh Samir, kalau seperti ini gimana nasib Samir selanjutnya, mikir ngga kamu?" ucap Fatimah.

"Kamu yang memilih Unaza dan sekarang kamu malah meragukannya, bisa atau tidak dia mengurus suami itu tidak dinilai dari usianya, tapi dari ilmu. Dan sejauh ini Unaza sudah menjadi istri yang baik untuk Samir, kita tidak perlu terlalu ikut mencampuri urusan rumah tangga mereka." ucap Abi dengan nada yang agak tinggi.

Fatimah mendengus merasa tidak terima dengan pernyataan suaminya, namun tidak berani untuk membantah lagi karena tidak ingin ribut dengan suaminya.

Sementara itu, selesai membersihkan serpihan kaca teko dan gelas yang pecah. Una kembali duduk di sebelah ranjang Samir dan mengecek suhu tubuh Samir yang sudah mulai turun.

"Bagaimana bisa aku masuk ke dalam hati mas Samir, sedangkan sekarang di dalam hatimu masih ada perempuan lain, lantas untuk apa pernikahan kita? aku harus berbuat apa supaya mas bisa membuka hatinya sedikit saja untukku. Dan sekarang yang mas Samir butuhkan untuk disisinya Aira, bukan aku. Ibu tidak pernah mengajarkan bagaimana caranya bisa berlapang hati untuk berbagi suami, yang ibu ajarkan hanya bagaimana cara berbakti kepada suami, menjadi istri yang shalihah untuk suami. Jika bersamaku membuat kondisi mas Samir memburuk, lalu bagaimana membuat mas Samir menjadi lebih baik."batin Una mengelus perlahan kepala Samir, dan diiringi dengan air mata yang berjatuhan.

Una kembali ke kamarnya sebentar, dia merebahkan tubuhnya sejenak di ranjangnya sambil memainkan ponselnya, mesearching cara bagaimana membuat suami jatuh cinta. Setelah dia pikir-pikir kenapa harus Aira yang dibutuhkan oleh Samir. Kenapa pula dia harus merelakan suaminya hanya untuk kisah masa lalu, sekarang Allah sudah mempersatukan mereka dalam sebuah pernikahan, dan sudah menjadi kewajiban Una untuk mempertahankan rumah tangganya dengan cara yang baik. Kali ini Una berusaha lebih keras lagi untuk membuat rumah tangganya harmonis dan damai.

"Apa cara di google ini benar ya, cara pertama ini agak gimana yaa aku kan ngga bisa memulai untuk bicara dalam hal ini, apalagi harus kontak fisik ya. Bismillah Una pasti bisa yok bisa. Malam ini harus tidur bersama dengan mas Samir, dengan begitu kita bisa jadi lebih dekat kan? seperti cara yang google ini katakan. Ahhh tapi masih malu dan takut, apa aku bisa tidur disebelahnya? kalau dia tiba-tiba marah dan mendorongku gimana, aduh overthinking lagi deh.Lakukan saja dulu." ucap Una lalu bangkit dari ranjangnya dan melangkah ke kamar Samir, terlihat suaminya masih tertidur.

"Padahal tadi juga masuk kamar mas Samir tapi tidak berdebar seperti ini, kenapa sekarang rasanya jantung mau copot ya." batin Una, dia terlihat gugup memikirkan ingin tidur bersama Samir malam ini.

Pertama dia duduk terlebih dahulu, dan kembali mengecek suhu tubuh Samir, yang alhamdulillah sudah normal, Una jadi lega. Namun saat menatap wajah Samir dia kembali gugup lagi, dia berpikir apa tidak apa-apa memberanikan diri untuk tidur disebelah Samir, padahal tidak izin kepada Samir.

"YaAllah hamba izin tidur bersama suami hamba malam ini, dan jagalah kami dalam lindunganmu." batin Una berdoa terlebih dahulu sebelum dia merebahkan tubuhnya tepat disebalah Samir, dia bahkan menutup matanya karena takut, dengan jantung yang berdebar sangat kencang dia membuka sebelah matanya dan ini kali pertamanya dia bisa melihat wajah Samir dengan jarak yang super dekat, Una memiringkan tubuhnya condong kepada Samir supaya dia bisa melihat dengan jelas wajah suaminya yang tertidur dengan tenang, Una menatap dengan sangat dalam kepada Samir entah kenapa matanya mulai berkaca-kaca.

"Cepet sembuh mas Samir," ucap Una sambil menghapus air matanya, entah kenapa dia merasa terharu dan semakin bulat tekadnya untuk memperjuangkan cinta suaminya walau terlihat sangat sulit.

Tak terduganya Samir secara tiba-tiba juga memiringkan tubuhnya yang membuat mereka saling berhadapan, tentu saja Una langsung membulatkan matanya terkejut bahkan dia tidak sadar tiang infus Samir jatuh ke arahnya karena Samir tak sadar lengannya di infus.

Plak

Tiang itu tepat jatuh di dahi Una, yang tentu saja melukainya.

"Aw," rintih Una lalu langsung bangkit dengan spontan yang membuat Samir terbangun.

Saat Samir membuka mata, dia melihat Una tepat di atasnya karena Una meletakan kembali secara perlahan tiang infus yang jatuh tadi.

"Una," ucap Samir secara tiba-tiba tentu saja membuat Una kaget dan.....

Jangan lupa Vote dan Komentarnya🥰

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now