Pisah

57K 1.9K 25
                                    

Assalamualaikum temen-temen sebelum baca boleh follow akunku dulu dan instgaram tulisan_Arnettasf yok sebagai bentuk support kalian terima kasih selamat membaca semoga suka ya.





"Kita tidur di kamar yang berbeda dulu ya,"

'Ucapan pertama yang aku dengar dari suamiku, setelah ijab qobul dan sah menjadi sepasang suami istri, setelah itu dia benar-benar masuk ke kamarnya dan menguncinya, yang artinya dia tidak bermain-main dengan perkataannya barusan.'

'Kita menikah melalui proses Taaruf yang sangat singkat hanya tiga bulan sembari persiapan pernikahan, Samir Ahmad Haidar adalah putra dari teman ibuku, kami dikenalakan melalui proses Taaruf. Saat Taaruf aku dan Mas Samir tidak banyak bicara, karena karekternya memang kaku dan banyak diam, hanya bicara hal-hal yang perlu saja, sangat kaku. Disatukan dengan aku yang pendiam seperti ini. Kami berdua setuju saja untuk menikah karena kedua keluarga kami terlihat sangat bahagia, aku juga tidak tau cara komunikasi yang benar itu seperti apa dengan lawan jenis, maklum selama ini aku di pesantren tidak terbiasa komunikasi dengan laki-laki, jadi kami tidak banyak mengobrol. Sampai detik ini kami sudah menjadi suami istri, dan kita sama sekali sangat kaku, apa pasangan Taaruf memang seperti ini ya?'

Unaza Syauqia nama gadis yang Samir nikahi ini ternyata masih berusia 19 tahun, mereka terpaut 14 tahun perbedaan usia antara Samir dan Una, Una satu tahun ngangur setelah tamat dari sekolah, dan orang tuanya langsung menikahkan Una dengan Samir, Ummi Samir entah kenapa sangat menyukai Una oleh karena itu Samir menerima Una untuk menjadi istrinya, walaupun Samir sama sekali tidak menyukai Una karena melihat Ummi nya yang sangat bahagia kalau membicarakan Una, padahal Samir sama sekali belum berniat untuk menikah.

Una langsung masuk ke kamar yang sudah Samir siapkan, dia membereskan diri dan sedikit menata kamarnya agar nyaman, setelah itu dia merebahkan tubuhnya di ranjang, untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Tring

Ponsel Una mendapat notif dari Samir.

Mas Samir: Keluar sebentar ada yang ingin saya bicarakan.

"Padahal dia tinggal mengetok pintu, tapi malah mengirim pesan seperti ini," ucap Una kembali mengambil hijabnya yang tadi dia buka saat di kamar, ya una masih lupa kalau Samir sudah mahram dengannya tak perlu memakai hijab lagi jika di rumah bersama Samir, Una pun melangkah keluar kamar dan melihat Samir duduk di meja makan dengan secarik kertas di hadapannya.

"Mau bicara apa mas?" tanya Una dengan lembut dan sopan, bahkan sampai sekarang Una belum berani menatap Samir secara langsung, begitu pula Samir, dia juga masih tidak berani menatap perempuan yang sudah menjadi istrinya ini.

"Ini kamu baca dulu," ucap Samir sambil mengeser kertas itu mendekat kepada Una.

Una membaca isi kertas tersebut dan membulatkan mata nya.

"Kontrak pernikahan?" tanya Una sangat terkejut dengan isi kertas tersebut.

"Saya rasa kamu juga setuju kan ini bukan pernikahan yang kamu inginkan," Ucap Samir.

"Di dalam agama kita, tidak ada pernikahan kontrak, mas pasti lebih paham daripada Una tentang itu kan?dosa mas," ucap Una dengan nada lembut.

"Jadi mau bagaimana?" tanya Samir sopan.

"Apanya yang mau gimana mas?kita sudah menikah, sudah berjanji kepada Allah, apanya yang harus gimana?"

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Where stories live. Discover now