Butik Pertemuan

8.1K 884 44
                                    

"Mas Samir pasti ngga suka kalau identitasnya kesebar," batin Una.

"Lagi kerja," jawab Una.

"Oh nanti jemput ya?" tanya Karin.

Una hanya menganguk.

"Sepertinya Una terlihat tidak ingin menginformasikan lebih dalam lagi tentang suaminya, jadi gak enak mau nanya terus." batin Karin.

Karin melihat jam diponselnya, ini sudah saatnya dia mengajar privat, sebagai pekerjaan sampingannya Karin alhamdulillah karena kecedrasannya bisa mengajar anak-anak.

"Eh Una, aku udah waktunya kerja nih aku duluan ya. Atau kamu mau aku antar pulang? kebetulan rumah anak muridku searah dengan rumahmu," ucap Karin.

"Eh, kamu ngajar?" tanya Una.

"Iya alhamdulillah aku dipercaya mengajar privat," jawab Karin.

"Mas Samir pasti masih lama ya, aku ikut Karin mengajar aja kali ya bisa menambah wawasanku juga," batin Una.

"Aku boleh ikut?" tanya Una.

"Ikut aku ngajar?"

"Iya boleh?"

"Boleh aja," jawab Karin.

"Bentar ya," ucap Una mengambil ponsel disakunya dan mengetik pesan kepada Samir.

Mas, Una izin jalan sama temen ya. Temennya perempuan kok. Nanti kalau mas Sudah selesai hubungi Una ya.

"Yok," ajak Una.

Mereka pun pergi ke tempat Karin mengajar, tak memakan waktu yang lama mereka sudah sampai.

"Butik Sameera? kok kita ke butik?" tanya Una bingung.

"Iya, karena ini tempat kerja ibunya. Butiknya luas banget kok ada ruangan khusus untuk anaknya jadi tetap bisa belajar dan gak terganggu, kamu juga bisa cuci mata deh Una, di dalam sana banyak banget baju-baju muslimah, yok ah masuk." ucap Karin.

"Eh tunggu dulu," ucap Karin lagi, menghentikan langkah mereka dan dia mengeluarkan ponselnya.

"Kita selfie dulu yok," ucap Karin mengangkat ponselnya dan dia mendekatkan diri kepada Una lalu mengambil foto.

"Untuk apa," tanya Una.

"Gapapa pengen foto aja, kita kan jarang jalan bersama. Kalau kangen bisa lihat foto." ucap Karin berbohong padahal dia ingin mengirim foto kepada Farhan.

"Ahhh Karin sosweet banget sih, yok foto lagi." ucap Una merasa terharu dengan tindakan Karin, mereka pun mengambil beberapa foto lagi, dan baru masuk kesana, saat masuk Una sedikit terperangah melihat interior dan isi butik yang sangat bagus dan elegan.

"Amir dan temen-temannya sudah diatas mbak, langsung naik aja." ucap staf disana memberitahu Karin.

"Oh iya, kakak kemana?" tanya Karin.

"Ibu baru aja keluar mbak, lihat bahan." jelas staf.

"Oh okey," ucap Karin langsung naik ke atas bersama Una.

"Amir anak ganteng, lama ya nungguin tante."ucap Karin.

"Tante lama banget, Amir dan temen-temen udah terlanjur buka makanan, makan dulu ya tante." ucap Amir.

"Iya makan dulu deh yang banyak ya," ucap Karin mengelus kepalanya.

"Akrab banget kamu sama anak muridmu," ucap Una terkagum.

"Amir sih sudah aku anggap seperti ponakanku sendiri, karena aku dan ibunya sudah seperti kakak dan adik. Dulu Amir dan ibunya tetanggaku, nenek selalu ramah kepada mereka karena ternyata ibu Amir ini singlemom, ibu Amir juga perempuan yang baik banget, suka berbagi, dan pekerja keras pokoknya top deh dia mulai bisnis ini dari nol banget sampe dia jadi sukses seperti ini salut banget," ucap Karin.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang