Bab 61: Pasutri

420 87 32
                                    

Sebelum baca divote dulu sis⭐

______You Are_____

Ibu jari bertaut menarik pelan jari telunjuk. Bibir yang sudah tersapu lipstik tergigit kecil. Pengelihatannya berpendar kesana kemari. Dia begitu gugup. Hari ini adalah salah satu momentum paling menggusarkan hati dalam hidupnya.

"Mama waktu nikah dulu kayak gini juga ga sih?" Tanya y/n resah pada ibundanya.

Melirik sang anak, wanita tersebut mengangguk, "Hm ... Mama juga gitu. Gugup, terus malah ga pengen nikah. Tapi dibawa santai aja. Kan kamu mau nikah y/n bukan mau ikut perang dunia."

Gaun putih yang sedikit ketat di tubuhnya, ia cengkam. Meski harus dibawa santai, tapi tetap saja itu tidak berlaku untuknya. Sepanjang hari perasaan kelesah dalam batin kerap datang menghantui y/n.

"Ayo ... Udah waktunya." Ujar sang ibu.

Raga si gadis bangkit dari hadapan meja rias. Kemudian berjalan pelan ke arah pintu. Di luar ruangan sosok pria berumur tiga puluhan sudah menunggu kedatangannya.

"Kamu cantik dengan gaun itu y/n." Pujinya.

Merasa tersanjung, senyum kecil terlukis di wajahnya, "Makasih. Aku senang paman bisa datang menjadi wali nikahku hari ini."

Pria itu mengangguk kemudian berjalan berdampingan dengan y/n. Mereka melangkah ke arah pintu berukuran besar di depan sana.

Pernikahan ini dilaksanakan di rumah Chifuyu. Tepatnya di halaman belakang. Karena salah satu impian y/n adalah menikah di tempat terbuka, terutama taman. Rasanya lebih sejuk saja bila dibandingkan dengan gedung yang penuh hawa dingin dari AC.

Akhirnya tiba juga hari ini.

Setelah dilarang bertemu seminggu lebih dengan calon suaminya itu, y/n merasa sangat merindukan sosok Chifuyu. Jika bukan karena adat yang memaksa mereka untuk tak berjumpa raga, pasti kerinduan y/n tidak akan sekuat sekarang.

Kaki jenjangnya menggegah pelan menjalani karpet berwarna merah. Disebelah sang paman, sosoknya dituntun menaiki altar pernikahan.

Figur lelaki berbalut jas hitam tengah menunggu kedatangan mempelai wanita di seberang sana.

Seluruh atensi para tamu undangan terarah pada y/n. Prosesi tersebut terus berjalan seiring waktu. Menjadi pusat perhatian benar-benar membuat hati y/n tak mau tenang.

Telapak tangan Chifuyu menyambut dirinya.

Potret berpoles riasan natural ini mendongak. Sudut bibir y/n terangkat, senyum kecil dia berikan sesaat, kemudian menerima uluran tulus dari pria terkasihnya.

Mereka berdua berdiri, saling berhadapan satu sama lain. Kaitan jemari Chifuyu terasa begitu hangat menyapa tapak tangan sang gadis.

Cukup lama mereka menunggu, tak terasa tibalah saat itu. Saat dimana janji suci pernikahan akan diikrarkan bersama-sama.

“Okemia (Yourname), aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita. Inilah janji setiaku yang tulus.”

Selang beberapa detik y/n bungkam, kemudian menarik nafas kecil dalam durasi cepat.

“Chifuyu Matsuno, aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita. Inilah janji setiaku yang tulus."

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now