Bab 26: Murid Baru

376 92 23
                                    

Sebelum baca di vote dulu ⭐

________You Are________

Siang yang terik dengan matahari yang sudah berada tepat di atas kepala. Hari yang begitu panas, menurutku. Mungkin karena sekarang musim panas, jadi terasa lebih membakar.

Saat ini aku mendudukan diriku menghadap balkon kamar sambil menatap halaman luas yang ada di depan sana. Semilir angin kurasakan lembut, menerpa wajahku.

Di depanku sudah ada sebuah bunga berwarna kuning cerah, yang berukuran sedang.

Ya, beberapa jam yang lalu kami baru saja kembali dari liburan musim panas di Villa Pahcin. Dan seperti biasanya, sekarang aku berada di rumah teman masa kecilku.

Aku duduk bersila sambil melihat bunga Matahari itu. Cantik dan indah pikirku.

Dari luar kudengar langkah kaki berjalan masuk ke dalam kamar. Kutatap sosok pria itu.

Saat ini Chifuyu tengah membereskan barang-barang yang kami bawa dari Villa. Aku diam dan memutuskan untuk tidak menegurnya.

Cukup lama kami saling diam, Chifuyu tengah sibuk menonton TV. Dan aku seperti sebelumnya, asik menatap bunga Matahari yang ada di depanku.

Aku tersenyum ketika melihat bunga itu. Aku suka bunga matahari, karena dia indah.

Bunga ini baru saja kubeli saat di jalan pulang. Aku meminta izin pada Chifuyu untuk meletakkannya di kamar pria itu. Dan dia menyetujuinya.

Terlalu sibuk mengagumi bunga ini, aku sampai tidak menyadari bahwa Chifuyu sudah berbaring di sisiku.

Dia tersenyum, "Tumben kamu beli bunga." Ucapnya heran.

"Aku pengen nanam bunga. Rumah kamu cuma banyak rumput, tapi ga ada bunganya." Pria itu tertawa mendengar ucapanku. Entah apa yang lucu dari perkataanku barusan, menurutku hal itu biasa-biasa saja.

Selanjutnya dia bangkit lalu ikut bersila menghadap bunga itu.

"Kenapa ambil bunga matahari?" Tanya Chifuyu penasaran.

Senyum tipis terlukis di wajahku, "Karena dia setia." Jawabku.

"Setia? Sama siapa?"

Aku menatap Chifuyu sesaat kemudian menunjuk benda terang yang ada di langit saat itu.

Mata pria itu sedikit menyipit, "Matahari?" Tanya dia memastikan.

Kubalas pertanyaan tersebut dengan anggukan semangat.

"Bunga matahari itu setia banget sama matahari. Dia selalu ngikutin kemana arah matahari pergi. Mulai dari dia terbit sampai dia terbenam."

"Ibaratnya manusia, kalo udah dapat orang yang buat hidup dia bahagia. Pasti bakalan setia sama orang itu." Jelasku asal-asalan.

Chifuyu mengangguk paham, "Terus, kamu udah nemuin seseorang yang jadi matahari dihidup kamu?" Tanyanya.

Mendengar hal itu senyumku perlahan-lahan memudar,

"Aku punya. Tapi matahariku pelan-pelan mulai pergi ninggalin aku." Setelahnya aku kembali tersenyum, walau penuh keterpaksaan.

"Kalo kamu?" Ucapku kembali bertanya pada Chifuyu. Selanjutnya pria itu tampak berpikir.

"Hmm, aku belum nemuin matahari di hidup aku." Chifuyu tampak terkekeh pelan.

Selanjutnya aku bangkit dan berjalan keluar dari kamar, "Aku pulang dulu ya. Mama pulang hari ini soalnya." Jelasku kemudian meninggalkan pria itu sendirian di kamarnya.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now