Bab 56: Tugas Matematika

307 88 11
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐

____You Are____

"Arghh!! Banyak banget!!"

Jeritan itu terdengar mengisi kamar milik Chifuyu. Tumpukan buku dengan simbol aneh dan juga angka tercecer di lantai tak beraturan. Y/n bergidik sendiri menyaksikan kumpulan benda tipis itu. Padahal semua buku ini miliknya sendiri.

Chifuyu masuk dari luar kamar. Ia menatap ke depan, mendapati y/n yang sudah seperti orang gila dengan keadaan kamar yang berantakan. Chifuyu memijat pelipis, menghela nafas lelah.

"Ini kamar kenapa udah kayak kapal pecah? Kamu juga kenapa kayak orang gila? Tiduran di lantai gitu. Kan ada ranjang."

Dalam posisi tengkurap, y/n berbalik menatap pacarnya yang baru saja pulang dari sekolah. Dia pikir pria ini akan pulang malam, tapi ternyata lebih cepat dari dugaannya. Y/n memang balik ke rumah lebih awal karena dia beralasan pura-pura sakit. Beralasan kan nyeri perut yang begitu menusuk karena datang bulan. Y/n diizinkan pulang lebih awal oleh guru pengajar.

"Aku lagi sibuk! Jangan ganggu aku! Pergi sana!" Usirnya.

"Lah, ini kan kamarku." Sahut Chifuyu cepat.

Y/n berdecih pelan. Dia lupa kalau ini bukan rumahnya. Dengan cepat ia mengatur buku-buku, lalu bangkit.

"Puy. Bantuin aku, ya. Ini tugas matematika aku ga paham sama sekali. Mana lagi tugasnya banyak banget, masa disuruh kerja soal seratus nomor." Pinta y/n.

Berjalan ke arah kasur miliknya. Chifuyu langsung merebahkan tubuh itu di sana. Lalu melirik y/n, "Kerja sendiri. Pahami sendiri. Jangan terus bergantung padaku. Kalau kamu ngerti dengan materinya itu lebih bagus." Setelahnya dia tersenyum meledek lalu memejamkan mata seakan tak peduli.

"Lagian tugas itu numpuk juga karena kamu malas. Coba aja kalau rajin, ga ada tuh yang namanya banyak tugas." Lanjutnya lagi.

Senyum y/n melebar. Tapi bukan pertanda dia bahagia, melainkan ia kesal, pada cowok itu, "Gini nih. Ciri-ciri orang ga berperasaan. Bahkan pacarnya sendiri lagi kesusahan ga mau dibantu."

"Hmm pokoknya ga boleh minta bantuanku. Kerja sendiri sana, aku juga lelah nih. Tugasku juga banyak." Jelasnya.

"Eh, itu kecebong yang kubelikan kemarin udah kamu kasih makan belum? Nanti mati lagi kayak Doddy."

Y/n menyipitkan matanya tak suka. Kenapa pacarnya ini membuka kembali kenangan lama yang menimpa dirinya? Padahal pelan-pelan y/n mulai melupakan peristiwa pembunuhan Doddy yang sudah berlalu satu tahun itu.

"Iya udah tadi."

"Ingat ya, Puy! Jangan sampai kamu lupa diri! Doddy tuh mati karena si Hitam. Bukan karena lupa aku kasih makan!" Telunjuk y/n mengarah kepada mahluk berbulu gelap yang sedang duduk manis di atas Sofa. Ekspresi kesal terukir jelas di paras miliknya.

"Ga usah marah. Kamu juga ga beda jauh sama si Hitam. Masa beli kecebong, cuma buat dirawat terus dibelah tubuhnya? Kalau mati kan sama aja membunuh."

Bibir y/n terkatup rapat-rapat. Cowok ini selalu saja tau cara menyudutkan dirinya.

"Gini ya. Aku tuh cuma mau bedah kecebong itu kalau udah jadi katak dewasa, oke? Ga ada yang bunuh. Pas dibedah juga dibuat ga sadarkan diri kok kataknya."

"Alasan aja. Kalau gagal kan kataknya juga mati." Balas Chifuyu cepat.

Hembusan udara keluar dari mulut y/n dengan volume pelan. Seusai itu, dia meraih bantal yang ada di sofa, lalu dibuang dengan kencang ke arah pacarnya itu.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora