Bab 44: Tak Merelakan

409 100 53
                                    

Kalian wajib banget sih
Baca sambil putar video di atas😣

Divote dulu sebelum baca⭐

__________You Are__________

Embun telah pergi di pagi ini, basah hujan semalam pun telah mengering. Sayup-sayup suara kicauan burung menerobos masuk ke dalam kamar rawat milik y/n.

Di sana seorang pria bersurai Blonde masuk ke dalam dengan langkah pelan. Detak jantungnya berdebar cepat ketika mendapati sosok gadis yang sudah tidak dia temui selama seminggu itu sedang terbaring lesu membelakangi Chifuyu.

Y/n yang sedang berusaha menenangkan nafasnya, memutuskan untuk menautkan kedua matanya. Menutup pengelihatan, berharap nyeri dada yang ia rasakan bisa berkurang.

Chifuyu menatap y/n sendu. Sosok yang ada di depannya tampak sangat rapuh, seolah sudah kehilangan semangat untuk hidup.

Buah bibir Chifuyu bergerak memanggil nama sang gadis pelan,
"Y/n." Selanjutnya langkahnya mendekat, mengikis jarak di antara mereka.

Iris yang sedang bertaut itu, perlahan kembali terbuka ketika mendengar suara yang sangat tidak asing di ingatannya.

Suara yang sudah seminggu ini tidak pernah y/n dengar dan sangat dia rindukan. Suara milik pria yang selama ini kedatangannya selalu dinantikan oleh y/n.

Wajah yang semula tertutup guling itu, kini menoleh ke arah Chifuyu.

Y/n tidak menjawab panggilan itu. Dia hanya tersenyum, lalu menatap paras Chifuyu dalam diam. Kini rasa rindunya sudah terbayarkan.

Chifuyu duduk di tepi ranjang. Lalu menangkup punggung tangan y/n yang mulai pucat.

Gadis itu masih menatap sosok di depannya, dan tak kunjung membuka suara. Tapi, saat itu setetes air mata menetes jatuh tanpa aba-aba dari matanya.

Y/n senang, setelah sekian lama akhirnya Chifuyu datang menjenguk dirinya.

"Aku senang kamu datang jenguk aku, Puy." Ujarnya lembut.

Chifuyu menggigit bibirnya, mencoba menahan agar dia tidak terisak melihat y/n yang sudah selemah ini.

"Kamu kenapa datangnya lama, Puy? Aku udah bosan nunggu."

"Aku kira kamu udah ga peduli lagi sama aku." Chifuyu menggeleng, lalu semakin menautkan jemarinya ke tangan y/n.

"Maaf, aku belum bisa nepatin janji kita." Ucap Chifuyu lirih.

Y/n menarik nafasnya pelan, walau kala itu terasa nyeri tapi tetap dia tahan. Kemudian gadis itu meminta Chifuyu agar mendekatkan wajahnya.

"Kamu tau. Aku pengen ngomong banyak sama kamu, Puy. Tapi, kamu ga pernah datang."

"Kenapa?" Mendengar hal itu Chifuyu tidak mampu berucap sepatah kata apapun. Dirinya sungguh dilanda rasa bersalah.

"Puy, aku udah ga penting lagi ya di hidup kamu?" Tanya y/n dengan suara bergetar.

Chifuyu menundukan wajahnya, menatap lantai di bawah sana. Air matanya mengalir karena sudah tak terbendung lagi.

"Kamu penting di hidup aku y/n." Ujarnya dengan suara gemetar.

"Lalu? Kenapa ga nyariin aku, Puy? Kamu kayak udah ga peduli lagi sama aku, Hisk. "

"Kamu lebih khawatir sama Cherin. Lebih utamain dia dari pada aku."

"Kalo kamu udah ga butuh aku, bilang aja, Puy. Aku bakalan mundur." Ucap y/n terisak-isak. Air mata sudah menggenang di wajahnya.

Gadis itu mencoba mengeluarkan semua isi hati yang selama ini dia tahan dan dia pendam di dalam dadanya.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now