Bab 4: Pendapat

727 132 0
                                    

Dering bel pulang telah dibunyikan sore itu. Rombongan siswa keluar dari kelas mereka dan berhamburan keluar sekolah. Kala itu terlihat Izumi memandangi y/n yang masih sibuk menyatat materi yang ada di papan.

"Ga mau pulang? Barengan aja mau ngga?" tanya Izumi

y/n menoleh lalu menggeleng, "Duluan aja, masih banyak yang mau aku catat nih."

"Barengan aja, nanti kamu sendirian loh di sini. Sopir aku juga udah nunggu di bawah." Izumi mencoba membujuk y/n yang masih sibuk menulis catatannya.

"Kata siapa dia sendiri?" Ujar Chifuyu yang tiba-tiba saja muncul.

Sontak Izumi kaget bukan main, "Dasar!! Chifuyu sialan!! Jangan muncul kek setan ya." Izumi mengusap dadanya halus sambil menormalkan detak jantungnya.

"Ya udah maaf, lain kali nanti diulangin lagi kok." ucap Chifuyu sembari berjalan arah y/n.

"Dih, awas aja ya. Ya udah, y/n aku duluan ya. Kan udah ditemani Chifuyu." ujar Izumi sambil menatap tajam ke arah Chifuyu, Chifuyu membalas tatapan itu dengan tajam lalu memperlihatkan wajah mengejek.

"Udah pulang aja sana, sopir kamu udah nungguin tuh. Soal jagain y/n ga perlu khawatir." ucap Chifuyu.

Mendengar ucapan itu Izumi pun berlalu pergi. Kini tinggal Chifuyu dan y/n yang ada di kelas itu. Melihat y/n yang masih sibuk menulis, Chifuyu pun memutuskan untuk duduk disamping gadis itu.

"Masih banyak ya yang mau ditulis?"

Y/n menggeleng, "Tinggal dikit, bentar lagi kelar." ujarnya dengan iris yang masih fokus menatap papan.

Mendengar jawaban itu, Chifuyu pun meletakkan wajahnya diatas permukaan meja, kemudian menatap y/n dengan seksama.

"Kamu tau ngga? Tadi guru negur aku karna dia ga sengaja lihat aku tawuran sama teman-teman aku kemarin dulu." ujar Chifuyu.

"Emang gurunya bilang apa?" Tanya y/n tanpa mengalihkan pandangannya dari papan yang ada di depan.

"Katanya aku tuh anak ga benar, terus kek berandalan." Ujar Chifuyu sembari memainkan ujung buku y/n.

Mendengar ucapan itu y/n pun menghentikan aktivitasnya, kemudian menatap Chifuyu serius. "Dengar ya. Kamu jangan masukin ke hati kalo ada guru yang bilang kayak gitu."

Chifuyu pun langsung duduk tegak kemudian menyenderkan kepalanya ke pundak y/n, anak itu menghela nafas kasar, "Aku ga masukin ke hati kok. Emang udah jadi makanan sehari-hari aku kalo ada guru yang bilang gitu."

"Y/n, kamu malu ga punya teman berandalan kayak aku?" tanya Chifuyu dengan suara pelan.

y/n terdiam mendengar pertanyaan itu. Beberapa saat kemudian dirinya menggenggam tangan Chifuyu, "Lalu jika kamu berandalan kenapa memangnya? Aku ga pernah permasalahin hal itu. Mau seberapa buruk kamu dipandang oleh orang-orang, aku ga akan pernah berpikir seperti itu."

Chifuyu masih terdiam, meski y/n sudah memberikan jawaban atas pertanyaannya, anak itu masih saja diam. Keheningan menghampiri mereka berdua saat itu.

Melihat langit yang semakin memerah y/n pun memutuskan menghentikan kegiatan menyatatnya. Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu melihat Chifuyu yang masih terdiam seperti sebelumnya. Entah kenapa hari ini anak itu bersikap berbeda dari biasanya.

Tangan y/n bergerak cepat lalu menepuk wajah Chifuyu dengan kedua tangannya, kini wajah mereka berdua hanya berjarak beberapa centi saja, "Dengar ya Chifuyu Matsuno!! Sudah ku bilang ga usah dimasukin ke dalam hati! Kenapa masih dipikirin? Mau gimana pun kamu dinilai orang-orang aku ga akan permasalahin hal itu, jadi stop ya berfikir seolah kamu sudah melakukan kejahatan besar!" ujar y/n penuh penekanan.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang