Bab 35: Gelisah

386 107 25
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐

_________You Are_________

Malam itu aku menyibukkan diri bergelut dengan berbagai macam bahan masakan. Seperti yang diminta Chifuyu tadi, dia sangat ingin memakan bubur buatanku.

Aku mencicipi bubur itu ketika sudah jadi, mencoba memastikan apakah rasanya sudah pas untuk dimakan.

Langkah demi langkah kuarahkan ke bilik milik teman masa kecilku. Di sana kulihat dia sudah duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.

Kududukan diriku di sebelahnya, lalu mengambil semangkuk bubur yang sudah kumasak barusan.

"Nih buburnya!" Ujarku sambil menyodorkan bubur tersebut.

Tapi, bukannya meraih makanan itu kulihat Chifuyu malah berdiam diri, lalu menatapku.

"Suapin aku!" Pintanya.

Mendengar permintaan tersebut, aku pun mulai mengambil sesendok bubur lalu kutiup sebentar karena masih panas.

Chifuyu membuka mulutnya pelan, menanti makanan itu datang menghampirinya.

Ketika kurasa bubur itu sudah tidak terlalu panas, kumasukkan lah sendok itu ke dalam mulutnya. Pria itu mengunyah bubur tersebut perlahan-lahan.

"Buburnya enak?" Tanyaku penasaran.

Chifuyu manggut-manggut pelan mengiyakan pertanyaanku itu.

Selanjutnya aku kembali mengambil sesendok bubur kemudian kutiup lagi. Lalu aku menyuapi Chifuyu hingga makanan yang kumasak malam itu habis tidak tersisa.

Merasa sudah kenyang, pria tersebut memutuskan untuk duduk sejenak di kasur, sambil menunggu kembalinya diriku yang pergi ke dapur untuk membereskan tempat makan yang ia pakai tadi.

Sekembalinya aku di kamar, Chifuyu menatapku lalu menepuk sisi sebelah tempat tidur seolah memintaku untuk duduk di sana.

Kuikuti kemauannya itu. Tapi, bukannya duduk, aku malah langsung tiduran di kasur sambil melirik pria di sampingku ini.

Detik berikutnya Chifuyu ikut tiduran, menyusul posisiku saat itu. Aku terus menatapnya, sembari mengompres kepalanya dengan plester kompres demam yang baru saja ku dapati di lemarinya.

Setelah kupikir-pikir jika menggunakan kain, pria itu pasti akan sulit bergerak karena kain tersebut akan mudah bergeser. Jadi kugunakan saja benda itu. Toh, fungsinya juga sama.

Detik itu juga Chifuyu memiringkan badannya ke arahku, "Kamu tidur di sini ya." Ucapnya seraya menyentuh punggung tanganku.

Aku hanya membalas permintaan itu dengan anggukan, lalu meraih selimut dan kupakai kan untuk menutupi tubuh kami.

"Puy, kamu jangan sampai sakit lagi ya. Aku ga tega liatnya." Ujarku pelan.

"Iya, lagian kan kalo sakit kamu yang jagain aku." Jelasnya lembut.

Tatapanku berubah menjadi sayu, senyum kecil terukir di wajahku, "Aku ga tau aku bisa jagain kamu seterusnya atau tidak."

"Kenapa ngomong gitu?"

"Aku ga tau kedepannya nanti, aku masih bisa bareng kamu atau engga. Jadi aku mohon, kamu jaga diri baik-baik ya jangan sampai sakit." Jelasku lirih.

Detik itu juga Chifuyu mendekatiku dan menghapus jarak di antara kami. Telapak tangannya menyentuh pipiku dengan halus.

"Jangan ngomong gitu!" Pintanya lembut. Setelahnya Chifuyu menempelkan dahinya ke arah keningku.

Setetes air mata turun dari pelupuk mataku. Aku bisa merasakan nafasnya yang berhembus pelan menyentuh kulitku.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now