Bab 3: Kelas Olahraga

809 150 5
                                    

°°°

Hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh kebanyakan orang. Entah kenapa hanya di hari itu orang-orang merasa sangatlah sibuk. Begitu pun dengan y/n, dihari ini dirinya benar-benar disibukkan dengan kecerobohan yang dia lakukan hari ini.

"Aish. Kenapa aku bisa kelupaan sih," celetuk y/n sambil membongkar isi tasnya.

"Lagian sih. Pinjam dulu sama kelas lain gih," ujar Izumi sambil memainkan ponselnya dengan santai.

"Kamu benar, menyerah di tengah jalan itu ga boleh." Y/n pun keluar kelas dan berlari mengecek jadwal sekolah yang ada di papan pengumuman.

Tibalah di depan papan pengumuman tersebut, telunjuknya bergerak mencari kelas apa saja yang hari ini ada mapel olahraga.

XI IPS 4 kemudian XI IPA 2 dan XI IPS 3

Itulah kelas-kelas yang hari ini terdapat pelajaran olahraga.

"Kelas Chifuyu juga olahraga hari ini toh. Pinjam ke kelas dia aja deh,"

"Tapi kan rata-rata aku ga kenal sama teman-temannya. Nanti disangka sok akrab lagi." Lanjutnya.

y/n pun memikirkan kelas mana yang akan ia pinjami baju. Masih sibuk berpikir, gadis itu dikagetkan dengan panggilan seseorang.

"y/n kamu ngapain disini? Dah mau bel masuk loh." Tanya orang itu.

y/n pun menoleh dan mendapati gadis yang tampak tidak asing di matanya, "Nami? Kamu sendiri juga, dah tau mau masuk sempat-sempatnya beli roti isi."

Nami pun nyengir kuda, "Biasalah kalo dah urusan perut, jangankan bolos ga masuk sekolah pun aku rela."

Mendengar ungkapan itu y/n pun langsung terdiam, "Yaudah deh iyain aja, btw Nami, kamu kelas XI IPS 3 kan?" Mendengar pertanyaan itu Nami langsung mengangguk-anggukan kepalanya.

"Pinjam baju olahraga dong." Ucap y/n penuh harap dengan mata berbinar.

Nami tampak berpikir sesaat, "Hm boleh-boleh aja sih, tapi kamu harus ganti dengan roti isi okee?"

"Iya nanti aku beliin besok." Nami pun mengajak y/n menuju kelasnya dan meminjamkan baju olahraganya.

Setelah mendapati baju itu y/n buru-buru ganti baju di ruang ganti perempuan. Izumi yang melihat kedatangan y/n langsung menyenggol bahu gadis itu.

"Gimana? Dapat ga?" Tanya Izumi.

"Iye dapat, dipinjamin Nami yang anak IPS."

"Oh Nami toh, pasti dia masuk kelas sambil bawa makanan kan?" ucap Izumi.

y/n pun melongo, "Kamu stalker ya? Kok tau?" Izumi terkekeh, "Dah biasa pergi bareng kalo ke kantin. Wajar kamu ga tau, kan kamu orangnya mageran kalo jam istirahat."

Mendengar ungkapan itu mata y/n melotot, "Ingat ya, mager tuh cara pintar menghemat energi." Izumi yang bosan dengan ucapan itu langsung memutar bola mata bosan, "Sudah ku dugong (duga) kamu akan bilang begitu."

Pelajaran olahraga pun dimulai, kali ini para siswa dikumpulkan di satu lapangan. Ada satu hal yang membuat y/n terkejut, ternyata kali ini pelajarannya di gabung dengan kelas lain dan kelas itu adalah XI IPS 4 alias kelasnya Chifuyu.

"Baiklah hari ini, sesuai materi kita akan latihan bela diri. Bapak harap kalian semua mengikuti setiap gerakan dasar yang akan bapak ajarkan." jelas pak Yugi.

Y/n yang mendengar hal itu langsung pasrah, "Izumi, kamu dengar itu kan? Materinya tentang bela diri. Mampus, aku paling ga bisa kalo harus praktekin gerakan banting tulang."

"Kalo gitu sini tulang kamu aku patahin aja, daripada nanti dibanting," ucap Izumi dengan wajah psikopatnya, y/n hanya tersenyum paksa,

"Ga deh, makasih atas tawarannya," tolaknya sopan.

Beberapa saat kemudian praktek bela diri pun dimulai. Beberapa orang tampak berhasil dengan teknik-teknik dasar, terlebih para siswa laki-laki mereka benar-benar melakukannya dengan benar.

"Y/n." Panggil Chifuyu.

Y/n pun menoleh, "Kenapa?" Tanyanya.

Kemudian Chifuyu menatap penuh selidik, "Permennya, udah kamu makan ga?"

"Ooh jadi permen itu kamu yang beliin? Kupikir ibu yang membelinya. Tenang aja udah mau habis kok permennya." jawab y/n sambil tersenyum.

Chifuyu tersenyum puas mendengar jawaban itu, "Nanti kalo udah giliranku yang praktek kamu semangatin ya." ucap Chifuyu.

y/n pun melongo, "Ga perlu disemangatin, kamu kan hobi tawuran jadi pasti lancar jaya prakteknya."

"Aku ga mau tau, intinya kamu harus semangatin." ucap Chifuyu memaksa.

Tak tau harus berbuat apa, y/n terpaksa mengikuti kemauan Chifuyu, "Ya udah, semangat ya prakteknya Cipuy." ujar y/n sambil memberi tepukan kecil yang sudah pasti hanya bisa didengar Chifuyu.

Chifuyu tertawa kecil, "Kan udah aku bilang kalo udah mau praktek, sekarang kan belum giliranku."

"Gapapa yang penting udah aku kasih semangat." ujar y/n apa adanya.

Dalam obrolan kecil itu y/n beberapa kali tertawa begitu pun dengan Chifuyu. Tanpa Sadar giliran Chifuyu pun tiba, tanpa buang-buang waktu anak itu pun maju dan mulai mempraktekkan gerakan-gerakan dasar yang diminta guru dengan baik dan sempurna.

"Wah Chifuyu gerakanmu semuanya sempurna, kamu mau ga mewakili sekolah dalam seni bela diri tahun ini? Kamu pasti cocok." Tawar guru itu dengan wajah yang terpukau dengan kemampuan Chifuyu.

Dengan cepat Chifuyu menggelengkan kepalanya, "Maaf pak, saya orang gampang sakit jadi sepertinya kurang cocok. Saya juga banyak urusan di rumah." Tolaknya.

Sang guru tampak memahami situasi Chifuyu dan menyayangkan penolakan itu. Seusai itu ia kembali berjalan menuju y/n.

"Keren ga?" tanya Chifuyu dengan percaya diri.

y/n pun menganggukan wajahnya sambil tersenyum, "Keren kok, lagian kamu kan emang sering berkelahi jadi wajar kalo emang udah jago." ujar y/n.

"Lagian kenapa pake bohong kamu gampang sakit sih? Kan tinggal bilang kamu ga mau."

Chifuyu terlihat berpikir sebentar, "Aku tau ujung-ujung pasti tetap akan dipaksa ikut, jadi aku alasan gampang sakit aja."

Mendengar hal itu y/n pun menatap wajah Chifuyu dengan serius.

"Kamu masih sering berantem kan, Cipuy?" Tanya y/n ketika menyadari ada beberapa bekas luka kecil di wajah teman masa kecilnya itu.

Sebuah senyum kecil terukir dari wajah Chifuyu, "Iya, tapi udah jarang kok, nanti kalau ada yang cari masalah aja geng kami akan turun tangan."

y/n terdiam sesaat, "Ya sudah, kalo itu bikin kamu senang. Tapi kamu tau kan kalau hal itu berbahaya." ucap y/n khawatir.

"Ga apa-apa sih, kamu ga perlu khawatir. Aku bisa jaga diri kok." Mendengar ungkapan Chifuyu y/n tidak merespon apa-apa.

Entah kenapa y/n selalu merasa Chifuyu selalu menyembunyikan sesuatu darinya. Sejak dulu dirinya selalu merasa Chifuyu tidak mau membahas hal yang lebih detail tentang masalah pria itu. Seperti apa saja keseharian Chifuyu atau masalah apa saja yang sedang dia hadapi. Anak itu pasti hanya akan bertanya masalah apa yang y/n alami lalu membantu menyelesaikannya.

Sedangkan y/n sudah berapa kali bertanya apakah Chifuyu ada masalah, anak itu pasti hanya tersenyum dan tidak mau menjawab pertanyaannya.

"Chifuyu jika seandainya kamu ada masalah, jangan pernah kamu mencoba menanggungnya sendiri. Oke? Kita kan teman." ujar y/n kemudian berdiri lalu meninggalkan Chifuyu di lapangan seorang diri.





Jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Biar mkin smngat...
Oke skian trimaduit wkwk~
Smoga suka dgn story in
See u to next chap~~

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now