Bab 40: Bingung

406 106 37
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐

________You Are________

Waka berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Dia melewati beberapa ruangan yang ada di sana, lalu memasuki pintu kamar bertuliskan VVIP 4.

Kala itu bau alkohol dan juga obat-obatan menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Ia semakin melangkah masuk ke dalam sana.

Saat itu irisnya menangkap siluet hitam yang terbaring tidak sadarkan diri di atas tempat tidur rumah sakit.

Beberapa tusukan jarum infus dan juga sekantong darah terpasang di tangan kanannya.

Wajahnya begitu pucat. Terlihat hembusan nafas keluar secara teratur dari hidungnya.

Waka mendudukan dirinya tepat di sebelah tempat tidur itu. Sambil melirik cairan infus yang menggantung di sebelahnya.

Selanjutnya pria itu menatap y/n yang terbujur lemas. Raut wajah khawatir terukir jelas dari paras miliknya.

Dalam diam Waka terus menatap y/n seolah berharap gadis itu cepat sadar dari tidurnya.

Nihil, gadis tersebut justru tidak menunjukan tanda-tanda akan sadar. Dia justru tetap menautkan kedua matanya, seolah merasa sangat nyaman dengan alam bawah sadarnya saat itu.

Menyadari situasi ini, Waka memutuskan untuk menyenderkan tubuhnya di sofa. Sembari menunggu y/n sadar. Dengan sabar pria itu terus menanti sosok gadis di depannya ini agar mau membuka kelopak matanya.

Terlarut dalam hal tersebut, Waka pun mulai mengantuk. Sesekali dia menguap kecil, kemudian mencoba untuk tertidur di atas sofa.

°°°

Suasana sejuk menerpa kulitku. Aku tidak tau sekarang aku ada di mana. Tidak ada satu pun suara masuk ke telingaku. Hening dan sepi.

Detik itu juga kelopak mataku terasa sangat berat. Dengan susah payah aku tetap mencoba membuka iris itu.

Setelah cukup lama aku berusaha, akhirnya aku mulai melihat cahaya terang.

Mataku berkedip beberapa kali mencoba memfokuskan pandangannya.

Saat itulah kulihat plafon berwarna putih dan juga cairan infus yang mengantung di atas sana.

Detik itu juga kurasakn nyeri di kepala kembali menyerangku. Bibirku meringis kesakitan, sementara tanganku memegangi kepala tersebut.

Beberapa menit kemudian rasa sakit itu perlahan berkurang. Kuperhatikan punggung tanganku kala itu.

Sebuah selang kecil tampak menghubungkan jarum yang menusuk ke dalam kulitku dengan cairan infus di atas sana. Tubuhku terasa benar-benar lemah.

Bau desinfektan tercium masuk ke dalam hidungku. Ini adalah bau khas dari rumah sakit.

Di sebelah kanan kulihat seseorang tengah tertidur di atas sofa. Kupanggil namanya pelan.

"Waka." Ujarku lemah.

Kulihat iris yang semula tertutup rapat itu kini mulai terbuka, lalu melihat ke arahku dengan cepat sambil memasang ekspresi lega.

Dia mendekatiku lalu tersenyum kecil, "Syukurlah, kamu udah sadar." Ujarnya.

Aku meneguk ludahku kasar, kemudian menatap pria itu.

"Dokter bilang aku sakit apa?" Ujarku dengan suara pelan.

Mendengar pertanyaanku Waka langsung dibuat bungkam. Selang beberapa detik dia terdiam, lalu mendesah pasrah.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now