Bab 48: Kucing

372 97 28
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐


______You Are______

Hari yang indah di minggu pagi. Aku berjalan menuruni anak tangga, menuju dapur yang ada di rumah Chifuyu. Mulutku tak henti-hentinya mengeluarkan suara indah. Aku menyanyi dengan riang gembira saat itu. Terasa seperti anak kecil.

"Pada hari minggu ku ajak Cipuy ke kota."

"Naik keranda istimewa kududuk di muka."

"Kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja."

"Mengendarai Lampor supaya baik jalannya ... Heee!!!"

Suaraku terus bergema Sepanjangan kakiku melangkah. Entah, rasanya moodku bagus hari ini. Mungkin karena kemarin aku mendapatkan sekarung permen dari Izumi.

Segelas air kubawa ke kamar Chifuyu. Tenggorokanku kering, maka dari itu aku membutuhkan asupan air mineral untuk bertahan hidup. Karena kalau aku mati, nanti Chifuyu nangis.

Hanya kekosongan yang kudapati di ruangan itu. Pemiliknya sudah pergi keluar. Bukan, aku tidak mengusirnya. Chifuyu beralasan keluar rumah katanya ingin membeli makanan si Hitam.

Kulihat kucing itu sedang berada di atas kasur. Aku merangkak naik kesana. Selanjutnya kutendang dia hingga terjatuh.

"Astaga maaf ya Hitam, emang sengaja kok. Habisnya sih kamu bunuh Doddy. Jadi aku dendam." Ucapku tidak berdosa.

"Miauw." Kucing itu kembali naik lalu mendekatiku.

Lagi-lagi aku menjatuhkan dia ke bawah. Tapi kali ini tidak kutendang, hanya kudorong ... paksa.

"Ga usah sok imut ye ... Aku ga akan termakan rayuan manismu itu wahai Hitam." Aku menggeleng pelan kemudian memasukkan kucing itu kedalam kandang.

Aku tidak membencinya. Kadang dia sering kuelus kalau aku lagi baik. Tapi sekarang aku teringat mendiang ikan emasku, si Doddy. Jadinya, dendam yang sudah terkubur lama di dalam jiwaku, seketika kembali teredotensei.

"Mungkin aku juga harus punya kucing. Tapi yang sangar. Bukan kayak si Hitam, yang maunya dimanja doang, padahal mah sering dibelai sama Cipuy. Kan aku juga mau." Ucapku tiba-tiba kemudian mulai berpikir kucing warna apa yang bagus untuk kupelihara.

Setelah berdiam diri, dan merenungi takdir. Akhirnya, sebuah petunjuk datang menyentuh pikiranku. Dengan cepat aku bersiap diri, meraih sendal lalu mengambil skateboard berniat menuju ketempat yang kuketahui sebagai surganya para kucing.

Aku meninggalkan rumah itu. Kemudian mengarahkan benda yang kutumpangi ini ke arah pusat kota. Jauh memang, tapi demi kucing yang sangar dan kuat aku harus berjuang.

Senyum manis dan cantik kuukir di sudut bibirku. Kulihat dengan perasaan puas, sebuah bangunan yang ada di depanku sekarang.

Pet Shop Yaku

Itulah nama yang tertulis di pintu masuk. Setauku tempat ini milik salah satu siswa yang sama-sama bersekolah denganku. Kalau aku tidak salah ingat dia anak ekskul Volly.

Kakiku melangkah masuk ke dalam. Izumi pernah bilang kalau tempat ini menjual kucing-kucing yang terjamin kesehatan mental dan juga fisiknya.

Aku mengendarkan pandangan ini ke setiap kandang kucing. Di depannya ditempeli harga-harga yang membuatku cuma bisa tersenyum kecut. Paham lah maksudku.

Karena harga kucingnya yang selangit, membuatku berpikir untuk mencari hingga titik darah penghabisan. Mencari yang termurah adalah tujuan utamaku sekarang.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now