Bab 58: Permintaan

376 80 19
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐

_______You Are______

Suasana tegang semakin menghimpit dua pasangan kekasih di kamar itu. Duduk saling berhadapan dengan satu di antaranya tampak emosi dan satunya lagi terpaku di tempat. Keluh kesah perempuan di depan sana sudah ia keluarkan beberapa detik yang lalu.

Chifuyu menarik nafas penuh sesak. Mendengar kata 'Putus' yang dilontarkan y/n cukup membuktikan bahwa gadis itu benar-benar marah pada dirinya.

Kepalanya menunduk sesaat, lalu terangkat lagi. Menelisik penuh keseriusan, sosok perempuan yang sudah dia kenal selama 12 tahun ini. Rona wajah di canvas sendu itu, seakan menyayat hati.

"Aku minta kamu keluar dari Touman besok." Ujar y/n penuh harap.

Lagi-lagi Chifuyu mematung di sana. Seprei bermotif polos milik y/n, dicengkeramnya dengan kuat. Dia menggeleng untuk memberikan penolakan terhadap permintaan tersebut.

"Ga. Aku ga bisa. Bagiku Touman sangat lah penting." Bibir Chifuyu berkedut, hendak melanjutkan ucapannya, tapi tertahan karena y/n yang hendak menyela.

"Tapi aku khawatir. Kenapa kamu ga bisa paham dengan hal itu?" Sahutnya dengan tubuh lesu.

"Di sana aku senang y/n. Kamu ga bisa seenaknya minta aku keluar." Tegas Chifuyu.

Y/n tersenyum getir, "Pulang dengan tubuh penuh luka kamu bilang itu menyenangkan? Apa kamu pikir membuatku khawatir setengah mati itu juga hal yang menyenangkan?!! Ga sama sekali!! Disaat kamu senang karena hal itu, aku justru takut, Puy!!"

"Tapi kamu ngekang aku y/n!! Aku paling ga suka dikekang!!" Jelasnya menegaskan hal yang paling dia benci.

Y/n menunduk menatap kedua pahanya. Bibir ranumnya ia gigit dengan kuat. Baju berwarna soft yang y/n pakai dia remas dengan kuat.

Jemarinya menyapu pelan ujung mata itu, lalu kembali mencoba tersenyum paksa, "Jadi selama ini kekhawatiranku kamu anggap sebagai kekangan, Puy?" Y/n beranjak dari duduknya lalu berbaring cepat membelakangi Chifuyu. Guling di sana y/n peluk dengan sangat erat. Tangisnya pecah di permukaan benda itu.

"Harusnya kamu bilang itu dari dulu! Bukan sekarang! Kalau kamu jujur dari lama, aku ga akan khawatir seperti ini! Buang-buang waktuku saja! Kenapa aku harus cemas pada orang yang justru menganggap kekhawatiranku sebagai kekangan?!! Mungkin sebaiknya kita putus! Kamu ga butuh perhatian aku kan?! Kalau itu yang kamu mau ya udah aku ga masalah! Cari sana perempuan yang ga akan ngelarang kamu berkelahi!!" Tegas y/n penuh penekanan. Amarahnya sudah berada diambang batas. Dia tak sanggup menatap Chifuyu kala itu. Kekecewaan benar-benar melanda hati dan pikirannya.

Y/n tidak menyangka, Chifuyu malah menganggap gadis itu mengekang kehidupannya. Padahal bukan hal itu yang dia maksud. Y/n bukan mengekang. Hanya saja dia takut, Chifuyu kenapa-napa. Siapa juga perempuan yang mau pria paling mereka sayang selalu pulang dengan keadaan penuh luka dan juga memar? Jelas tidak ada.

Chifuyu tak kunjung membuka suara. Ekspresi sendu juga ia ukir di wajahnya. Mulutnya menghela pelan. Manik itu menatap punggung y/n. Rasa bersalah membanjiri pikirannya. Chifuyu sadar, bahwa perkataannya tadi benar-benar sudah keterlaluan. Dia tidak memikirkan perasaan y/n.

Berniat hendak meminta maaf, Chifuyu ikut berbaring di sisi perempuan itu. Telapak tangannya mencoba menggapai perlahan pundak kecil sang kekasih.

"Aku minta maaf, karena udah ngomong keterlaluan sama kamu." Ujarnya dengan suara rendah.

Bahu y/n bergerak kasar menepis tangan Chifuyu. Hatinya masih frustasi mengingat perkataan tadi.

Merasa takut jika permasalahan ini semakin rumit, Chifuyu menyatukan dadanya menempel di punggung gadis itu. Selanjutnya dia menyelundupkan tangan kanannya ke pinggang y/n, lalu mengaramkan wajah diantara helai rambut milik kekasihnya ini. Aroma harum khas buah-buahan menerpa penciuman Chifuyu.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now