Bab 15: Sembilan Belas Detik

489 94 19
                                    

🍁Jangan lupa Vote dan Comment🍁

°°°

Suara kicauan burung terdengar seolah bernyanyi di pagi itu. Langit belum terlalu cerah, masih sedikit gelap, tapi sudah cukup terang.

Aku berjalan meninggalkan seorang pria yang saat itu tengah tertidur lelap di tempat tidurnya.

Langkahku ku arahkan ke kamar sebelah. Ku lucuti pakaianku di sana dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

Cucuran air jatuh dari shower yang sudah kuhidupkan pagi itu. Aku menggigil kedinginan di kamar mandi. Tak ingin berlama-lama di sana aku segera memakaikan sabun ke tubuhku serta tak lupa untuk membilasnya. Kegiatan bersih-bersihku pun dimulai saat itu hingga selesai.

Kuawali pagi itu dengan mempersiapkan segala perlengkapan sekolahku. Mulai dari seragam hingga buku yang akan kubawah hari ini.

Aku menyisir rambutku kemudian mengikatnya rapih. Ku oleskan pelembab serta sun screen ke permukaan kulitku.

Meski terkesan tidak terlalu feminim namun aku cukup memperhatikan kondisi kulitku itu.

Ku rasa semuanya sudah siap, aku memutar badanku di depan cermin hanya untuk melihat penampilanku hari ini.

Setelah kurasa semua siap, aku pun berjalan keluar dari kamar tersebut.

Kakiku kembali berjalan masuk ke dalam kamar pria yang kutinggalkan tadi. Ku dapati lelaki itu masih tertidur.

Aku memutar bola mataku bosan, kemudian mengambil sepatu putihku yang kuletakkan di kamar itu kemarin.

Aku sedikit menguap karena masih cukup mengantuk karena kejadian semalam. Ya, dimana aku ketakutan dan berteriak di malam hari hanya karena parno.

Untung saja pria itu siap siaga di sampingku dan menenangkanku. Terlihat seperti seorang pahlawan bukan? Tapi ya begitulah, kuakui aku sedikit kesal karena kemarin dia memarahiku tapi semua terobati karena sikap lembutnya itu.

Setelah ku pakai sepatu putih tersebut, aku pun keluar meninggalkannya dan tak lupa menutup pintu kamar itu.

Ini memang masih terlalu pagi bagiku. Sangat jarang aku bisa bangun sepagi ini, mengingat tidurku semalam hanya 3 jam.

Aku berjalan meraih skateboard yang ku letakkan di dalam garasi mobil kala itu. Jika ke sekolah, aku memang lebih sering naik skateboard dari pada naik sepeda.

Entah lah, kurasa keren saja ketika aku berkendara di tepi jalan sembari mendorong benda ini dengan kakiku lalu berdiri di atasnya.

Berbeda dengan Chifuyu yang lebih suka menaiki motornya, justru aku malah lebih suka melakukan ollie di atas benda itu.

Ku dorong skateboardku keluar dari halaman rumah teman masa kecilku itu. Lalu segera menuju ke sekolah.

Pintu pagar terbuka, tanpa pikir panjang aku mengangkat skateboard itu lalu ku pegang dan berjalan masuk ke dalam sekolah.

Sesuai perkiraanku, masih cukup sunyi di sana. Hanya beberapa murid yang sudah datang. Langkahku terus berjalan masuk menelusuri koridor.

Ku lepaskan sepatuku lalu menggantinya dengan Uwabaki yang kuletakkan di dalam loker.

Langkahku kembali berjalan ke arah kelas lalu menaiki satu per satu anak tangga. Ku lihat belum ada siswa yang datang.

Aku berjalan ke tempat dudukku lalu membuka jendelanya, kubiarkan angin sejuk pagi itu masuk ke dalam kelas.

Kemudian kukeluarkan buku dari dalam tasku lalu mulai menulis di atasnya. Ya, pikiran kalian tidak salah. Aku mengerjakan tugas yang kemarin tidak sempat kukerjakan.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin