Bab 57: Ketukan Pintu

321 73 29
                                    

Divote dulu sebelum baca⭐

_______You Are_______

Jas lab berwarna putih terang terbalut indah dan rapi di tubuh y/n, menutupi seragamnya dengan warna yang sama. Sepasang sarung tangan, setia menempel di telapak tangan dan menyelimuti permukaan kulit gadis itu.

Laboratorium. Itulah tempat mereka berada sekarang. Ruangan yang berisikan peralatan sains itu seakan sudah menjadi tempat bermain bagi para anak IPA. Minimal fakta ini hanya dirasakan oleh siswa pintar yang berjiwa ambisius dalam menuntut ilmu. Sedangkan murid pemalas, sedikit bodoh dan ingin bolos seperti y/n, justru menganggap tempat ini sebagai tempat eksekusi.

Di depan sana seorang guru tengah menjelaskan prosedur praktek untuk hari ini. Sudah sebulan berlalu. Kecebong yang dibelikan oleh pacarnya dulu, kini sudah tumbuh menjadi katak dewasa. Cukup kasihan memang, kecebong tersebut dipelihara dan dirawat sepenuh hati, hanya untuk dijadikan bahan percobaan.

"Y/n katakmu jantan atau betina?" Tanya pria dengan anting panjang yang sudah jadi ciri khasnya.

"Waria." Balasnya singkat.

Kokonoi Hajime, anak dari kelas tetangga yang kebetulan ikut praktek dengannya hari ini membuat mood y/n turun. Dia cerewet dan banyak omong kosong.  Alasan Kokonoi berada di sini karena kemarin lelaki itu tidak sempat hadir, alasannya sih karena sibuk mencari nafkah.

Guru yang mendengar alasan itu pun cuma bisa memaklumi dan tidak berniat memarahinya. Mentang-mentang pria itu bergabung dengan organisasi bayangan, dia jadi semena-mena memanfaatkan status miliknya. Seperti kesepakatan bersama, jika anggota organisasi bayangan berbuat salah, maka tidak ada guru yang boleh cari masalah.

Kokonoi bungkam. Katak miliknya sudah ia pegang erat agar tak melompat dari tempat. Selanjutnya ia balik melirik y/n, "Kenalin. Ini si Atong Ngorokno. Katak yang udah aku besarkan seperti anak sendiri dan dirawat dengan sepenuh hati. Hobinya makan nyamuk, bukan makan hati."

Y/n memijat pangkal hidungnya, "Incaran Adudu diam aja ya. Aku ga peduli mau namanya Atong, Orok, Ono atau apapun itu. Tolong. Ga usah buat emosi pagi-pagi!" Pinta y/n kesal.

Kokonoi memanyunkan bibirnya lalu menatap katak itu penuh iba, "Ga lama lagi kamu akan nyusul Itong saudaramu, ke surga."

Rasa ngeri membanjiri tubuh y/n. Kokonoi kembali berulah. Dan itu membuat hatinya tidak tenang.

"Y/n, doain supaya operasi si Atong lancar jaya." Bujuk Kokonoi.

Perempuan itu mengangguk pasrah lantas sedikit menjauhkan kataknya dari hewan milik teman satu organisasinya itu.

"Bisa-bisa katak milikku kena mental kalau dekat-dekat dengan katakmu itu, Koko."

Beberapa saat setelahnya, ujian praktek akhir semester itu pun berlangsung. Y/n melalui setiap tahapan dan juga tata cara bedah katak dengan benar seperti yang ada di buku. Jujur, dia sedikit lemah dengan pelajaran yang berhubungan erat dengan angka, tapi jika soal anatomi alias mapel biologi, sudah pasti dia unggul di bidang itu.

°°°

Sarung tangan berwarna putih itu terlempar ke arah tong sampah. Y/n mencuci tangannya dengan bersih. Akhirnya kegiatan bedah hewan itu pun selesai. Ia melaluinya dengan lancar jaya. Hanya saja tidak dengan Kokonoi. Anak itu sedikit bermasalah dengan kataknya tadi di laboratorium.

Seperti pemiliknya, kataknya itu pun sama-sama keras kepala. Disaat katak seluruh siswa sudah pingsan dan siap untuk dibelah, hanya milik pria itu lah yang masih melompat-lompat di atas meja meski sudah diberikan obat bius.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang