Bab 6: Bangun Pagi

541 115 5
                                    

Cahaya matahari tampak mulai mencoba menerobos masuk ke dalam kamar y/n pagi itu. Merasa terganggu gadis itu langsung membungkus tubuhnya dengan selimut, seolah menolak untuk bangun. Dalam selimut dirinya teringat sesuatu, tapi ia bingung sendiri tentang hal yang mengganggu pikirannya itu.

'Aku kelupaan apa ya?' Batinnya bingung.

Merasa kesal dengan pikirannya, y/n memutuskan untuk tidak mencoba mengingat hal merepotkan itu, dan kembali hidup bersama guling kesayangannya di dalam selimut yang sudah ia anggap seperti jodohnya. Lihatlah dirinya, tampak seperti orang gila bukan?

Sreett

Jendela yang awalnya tertutup oleh gorden itu kini terbuka lebar, menyebabkan pasukan-pasukan cahaya menyerbu kamar y/n. Saat itu juga, suhu kamar yang awalnya terasa dingin kini malah semakin menghangat.

Seorang lelaki tampak menaiki kasur y/n lantas menarik gumpalan selimut yang menutupi tubuh gadis itu. Y/n yang baru saja menikmati mimpinya sukses dibuat kaget oleh orang itu.

"Yang terhormat saudara y/n, alias jodohnya Chifuyu Matsuno. Bangun ya!" Tangan pria itu masih mencoba menarik selimut yang saat itu ditahan oleh y/n karena dirinya malas bangun.

Sudah pakai cara lembut namun masih saja gagal, kini Chifuyu menarik selimut itu dengan paksa. Saat itulah terlihat sosok gadis yang masih sibuk berpelukan dengan gulingnya. Chifuyu pun menarik tangan y/n agar gadis itu mau bangun.

"Kenapa sih, Puy? Masih pagi loh, aku ngantuk." Y/n tampak kembali mencoba berbaring di tempat tidurnya. Dengan cepat Chifuyu mencegah gadis itu kembali tertidur, dengan cara menyiraminya dengan sedikit air yang sudah Chifuyu bawa tadi.

Mata yang semula terasa berat itu pun kini sukses terbuka lebar, lalu menatap Chifuyu dengan kesal. Chifuyu yang menyadari tatapan kesal yang dilontarkan y/n bergegas turun dari kasur lalu keluar dari kamar dengan senyum tanpa dosa.

Y/n menggigit bibir bawahnya, lalu menendang selimutnya tak tentu arah dengan emosi, "Argh, sialan! Chifuyu kemari kamu!!" Y/n pun turun dari kasur lalu berlari turun ke lantai bawah.

Di bawah, biang kerok yang membuat y/n emosi terlihat sedang menyiapkan hidangan di meja makan. Y/n yang hendak memukul Chifuyu itu seketika terdiam di tempat.

Menatap tak percaya dengan mulut yang menganga, "Kamu yang masak?"

Chifuyu pun mengangguk dengan senyum penuh rasa bangga. Lalu tatapannya beralih menelusuri keadaan rumah yang kala itu sudah bersih.

"Kamu juga yang beresin rumah?" Tanya y/n memastikan.

Lagi-lagi Chifuyu mengangguk bangga.

Saat itu juga y/n langsung berlari kecil mendekati Chifuyu, lalu memegang tangan Chifuyu dengan erat.

"Chifuyu... Aku ga nyangka kamu sehebat ini." Ujar y/n dengan mata berbinar.

Chifuyu tersenyum senang, "Keren kan? Udah bisa jadi suami idaman." Tutur Chifuyu percaya diri. Y/n langsung mengangguk cepat mengiyakan ucapan tersebut.

"Kamu mau ga, jadi pembantu aku?" Tanya y/n dengan senyum penuh harap.

Chifuyu yang awalnya senyum dengan penuh perasaan bangga, seketika rasa senangnnya jatuh bak ditimpa batu.

"Ngga mau! Tapi kalo jadi suami kamu aku mau." Chifuyu tersenyum layaknya jamet yang ada di luar sana.

"Tapi, aku ga butuh suami." Jawab y/n asal-asalan, "Aku tuh butuhnya pembantu, Puy. Mau ngga?"

Chifuyu pun terdiam sesaat tampak berpikir, "Kalo gitu, aku ga mau. Tapi kalo kamu buka lowongan cari suami, baru itu aku maju paling depan." Setelah itu ia pun duduk, lalu mengambil roti bakar yang sudah dibuatnya tadi.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now