Bab 42: Kondisi Memburuk

345 107 3
                                    

Jangan lupa putar video di atas, anggap aja backsound 😣

Divote Dulu Sebelum Baca⭐

________You Are________

Tubuh kecilku bergelimpang di atas ranjang berwarna putih polos itu. Deruan lemah nafasku, terdengar seolah menjadi musik pengiring malam itu.

Kamar bernuansa putih ini kelihatan redup dan hanya diterangi lampu kecil di sudut kamar.

Aku berbaring telentang menatap ke langit-langit. Kedua kaki kurapatkan saling bersentuhan. Sesekali aku menghela nafas tanpa sebab.

Mataku bergulir menatap Waka yang sedang tertidur di sofa. Pria itu tampak nyaman dengan posisinya di sana.

Sudah jalan empat hari aku dirawat di rumah sakit. Tidak terasa waktu berlalu dengan sangat singkat.

Mungkin bagi orang lain seperti itulah kenyataannya. Tapi bagiku, sehari di sini sudah terasa seperti seminggu. Waktu seolah berlaku tidak adil padaku.

Di hari-hari sebelumnya, teman-teman sekelasku sempat datang. Bukan hanya mereka saja. Bahkan Mikey dan yang lainnya juga datang menjengukku pagi tadi.

Namun anehnya, tidak dengan Chifuyu. Sosoknya tidak terlihat lagi di mataku. Bahkan hingga sekarang pun pria itu tidak pernah ke sini.

Padahal aku berharap dia akan datang. Lalu ikut merawatku seperti yang dilakukan Waka dan Izumi. Kupikir tanpa diberitahu pun dia akan datang membesukku, namun kenyataannya tidak.

Sama halnya dengan Mikey dan anggota Touman yang lain. Mereka tetap datang kemari meski tidak ku beritahu kalau aku sakit. Aku tidak tau dari mana mereka mendapat kabar itu.

Tapi anehnya, Chifuyu lah satu-satunya orang yang tak pernah datang. Hal itu membuat berbagai macam pertanyaan menguasai pikiranku.

Salah satunya adalah apakah dia sudah tidak peduli lagi padaku?

Mungkin itu benar. Dia selalu saja mementingkan Cherin. Mungkin aku harus jujur bahwa aku sedikit iri pada gadis itu sekarang.

Sekali meminta pasti akan dikabulkan. Kehidupannya mungkin terasa seperti seorang putri.

Namun di sisi lain, aku membenci dan menganggapnya sebagai pencuri. Dia lah karakter antagonis berkedok polos yang masuk ke dalam hidupku.

Nafasku berdesir pelan, "Bahkan sampai aku udah ga bisa gerakin badan pun, kamu tetap aja ga datang, Puy." Ucapku getir.

"Kamu udah berubah. Kamu yang sekarang bukan Chifuyu yang aku kenal dulu." Ujarku dengan perasaan lara.

Aku teringat, sore tadi Waka di panggil oleh dokter ke ruangannya. Aku tidak tau apa yang mereka bahas, tapi dari raut wajah yang ia ukir saat kembali dari sana seolah sudah bisa menjelaskan bagaimana keadaanku saat ini.

Aku mencoba bertanya namun pria itu hanya tersenyum lalu menyemangatiku agar semangat melawan penyakitku ini.

Meskipun dia mencoba menyembunyikannya. Tapi aku bisa tau dengan jelas. Karena terkadang aku bertanya pada perawat yang datang memeriksaku setiap pagi.

Perawat itu menjelaskan bahwa kondisiku makin hari semakin menurun. Tapi selanjutnya dia memintaku untuk tidak menyerah.

Bahkan dosis obat yang aku minum sekarang semakin ditambah. Aku tidak habis pikir bahwa penyakit DBD milikku sudah separah ini.

Aku sempat mendengar beberapa perawat juga pernah berbisik bahwa keadaanku sekarang benar-benar sulit diprediksi. Serta resiko aku mengalami syok semakin besar karena tekanan darahku yang terus turun.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now