Bab 14: Nonton Film

428 111 14
                                    

°°°

Hari sudah gelap, kini jarum jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Saat itu aku duduk bersila di kasur dengan kepala menunduk.

Di depanku sudah berdiri seorang pria dengan posisi tangan yang menyilang di depan dada.

Pria itu menatapku dengan tatapan tajam. Aku takut menatap iris itu. Ekspresi kesal jelas terlukis di wajahnya.

"Y/n, kenapa ada banyak permen di tas kamu?!" Tanyanya sambil mengangkat tasku yang memang berisikan begitu banyak permen di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Y/n, kenapa ada banyak permen di tas kamu?!" Tanyanya sambil mengangkat tasku yang memang berisikan begitu banyak permen di sana.

Aku masih diam, tidak tau harus berkata apa.

"Kan udah kubilang, jangan makan permen kebanyakan!" Jelasnya kesal.

Aku memainkan jemariku kaku, "Maafin aku, aku khilaf." Ujarku pelan.

Chifuyu menghembuskan nafasnya kasar, "Lihat sekarang! Gigimu sudah berlubang, karena kebanyakan makan permen."

"Dari mana kamu dapat permen sebanyak ini? Kan permennya susah di dapat." Ucap Chifuyu menginterogasiku.

"Dikasih sama Izumi." Jawabku.

Selanjutnya Chifuyu keluar dari kamar sambil membawa tasku itu keluar.

Jangan tanyakan bagaimana reaksiku. Sudah jelas aku hanya bisa pasrah. Pria itu benar-benar dibuat kesal sekarang, dan kupikir habis sudah masa-masa kejayaanku bersama permen kesukaanku itu.

Beberapa jam yang lalu kami sudah pergi ke dokter gigi. Dan dokter itu mengatakan bahwa gigiku sudah berlubang karena terlalu banyak makan permen.

Aku disarankan untuk mencabut gigi belakangku itu tapi aku menolak keras. Dan akhirnya dokter itu memutuskan untuk menampal saja gigiku itu tapi dengan syarat aku tidak boleh makan permen kebanyakan lagi.

Karena memang tidak mau dicabut, aku pun menyetujui hal itu. Dan seperti sekarang, Chifuyu langsung memeriksa tasku ketika sudah sampai di rumah.

Ketika menemukan permen yang begitu banyak di sana dia pun langsung memarahiku.

Menakutkan. Ku akui seumur hidup, ibuku sangat jarang marah padaku karena dia sibuk bekerja di luar kota. Jadi yang sering mengomeliku hanyalah pria itu.

Tak lama kemudian Chifuyu kembali masuk ke kamar sambil membawa tasku lagi. Namun bedanya, kini tas itu sudah kosong. Tak ada lagi permen di dalamnya.

"Seminggu ke depan kamu ga boleh makan permen! Makan buah sana!" Ujarnya tegas. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

'Selamat tinggal permen! Sampai jumpa minggu depan.' Batinku.

Aku yang mulai mengantuk saat itu, memutuskan untuk tidur lebih cepat. Hari ini Ibuku pergi lagi keluar kota karena pekerjaannya, dan pintu rumahku pun terkunci.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now