Bab 1: Insiden

1.6K 259 4
                                    

Sekiranya sebelum mulai membaca fanfic ini, diharapkan untuk bisa meninggalkan vote. Sebagai tanda bahwa kalian mau menghargai karya-karya dari para penulis. 😉

°°°

tes tes tes

suara rinai hujan terdengar memenuhi kota. y/n membuka payung yang kala itu dipegangnya, Kemudian berjalan menembus gerimis air dari langit sana, berbaur bersama orang-orang yang ada di jalanan. Sebuah kantong plastik yang dipegangnya ia masukan ke dalam hoodie.

Langkah demi langkah semakin dipercepat, hujan kala itu semakin deras. Tibalah y/n di sebuah halte, dirinya menduduki salah satu kursi untuk menunggu kedatangan bus. Beberapa orang sibuk berlalu-lalang kesana kemari di hadapannya.

Sembari menunggu y/n memutuskan untuk memainkan ponsel. Baru saja ia membuka lock screen, notifikasinya sudah dibanjiri dengan pesan dari sahabatnya, Izumi.

Izumiii

P

P

P

y/n

Woy

Knp?

Kudengar kamu sakit?


Kamu Mendengarnya
dari siapa, huh?


Chifuyu lah yang
memberi tahuku.
Sekarang cepat katakan
kamu sakit apa?


Dia membodohimu,
mana ada aku sakit.


T tapi kemarin aku
melihatnya dia keluar
dari apotek?


Mungkin dia yang sakit.
Kamu tau kan dia sangat suka berkelahi.

Heh aku tidak peduli
siapa yang sakit disini.
Intinya besok aku ke
rumahmu, siapa tahu
kamu berbohong kan.

Serah you deh.
Aku mah oke-oke aja

read


Begitulah chat singkat antara dua orang sahabat tersebut. Mereka berdua memang jarang berkirim pesan. Bunyi suara klakson bus pun terdengar mendekati halte, y/n bangkit, bersiap-siap menaiki bus ini.

Dalam perjalanan y/n memutuskan untuk mendengarkan musik klasik. Ia memasang earphone pada daun telinga, lalu memutar lagu favoritnya. Pandangan y/n menyusuri jalanan yang basah dari balik kaca jendela. Karna saat itu suhu udara cukup dingin, secara tidak sengaja y/n tertidur. Lagu klasik yang kala itu didengarnya semakin membuatnya masuk dengan mudah ke dalam mimpi.

"Dek, bangun." Terdengar suara orang dewasa membangunkan y/n.

y/n pun terbangun setelah kursi yang ia duduki digoyang-goyang kan oleh orang yang tampak seperti sopir itu.

"Maaf, pak. Ada apa ya?"

"Ini sudah stasiun terakhir, kamu ga mau turun?" Tanya orang itu.

"Heh! Sekarang jam berapa sih pak?" Tanya y/n panik.

"Jam 9 malam."

"Astaga, seriusan. Ya udah makasih pak." y/n pun bergegas membayar biaya bus, lalu turun.

y/n memandangi sekitaran halte yang saat ini ia turuni. Dalam hatinya ia membatin kesal dengan kecerobohannya kali ini. Dia menghentak-hentakan kaki berulang kali. Kesal sekali rasanya.

1.You Are || Chifuyu x Readers (Completed)Where stories live. Discover now