III. Seoul

313 50 151
                                    

Mereka kini menapaki Bandara Incheon yang diketahui sebagai bandara terbaik di dunia selama tiga tahun berturut-turut (2006-2008), berdasarkan survei Global Traveller. Dari semua kru, hanya sepuluh orang yang bisa mengikuti liburan kali ini, yaitu; Alaric, Barra, Emlyn, Ettan, Nita, Zara, Damar, Monique, Nelfa, dan Pandu. Sementara kru yang lain tidak dapat mengikuti liburan karena jadwal yang bentrok dengan pekerjaan lainnya.

Bagi Emlyn, ini adalah liburan pertamanya yang akan dikenang seumur hidup. Bukan karena ini luar negeri. Ia sudah beberapa kali liburan ke luar negeri bersama keluarganya. Namun, karena ini adalah Negeri Ginseng. Negeri para pria tampannya. Negeri asal seorang lelaki yang selama beberapa tahun belakangan ini begitu dikaguminya. Sekalipun, mungkin, ia tidak pernah bisa bertatap muka langsung dengan lelaki yang diidolakannya itu, setidaknya ia sudah menginjakkan kaki di negara lelaki itu lahir. Itu sungguh suatu kehormatan bagi Emlyn.

Berhubung sekarang bulan Desember—pertanda salju akan turun—Emlyn dan yang lainnya mengenakan jaket tebal. Ia hanya membawa sebuah koper ukuran 20inch serta tas selempang untuk menyimpan uang, ponsel dan headsetnya. Berdasarkan rencana, mereka hanya akan bermain selama tiga hari. Emlyn sudah membuat daftar tempat yang akan mereka kunjungi. Tempat yang dimasukkannya dalam daftar, tak jauh-jauh dari yang diinginkannya.

"SMTown Coex Artium, Gwanghwamun Square, Cheonggyecheon Stream, sungai Han, Itaewon Street, Bukchon Hanok Village. Demi apa, aku sulit banget baca nama-nama ini," keluh Ettan setelah mengeja satu per satu tempat yang dituliskan oleh Emlyn.

"Kamu yakin kita harus ke tempat-tempat yang kamu tulis?" tanya Barra.

"Tentu. Kita harus ke SM pertama kali. Karena aku akan mewujudkan impian terbesarku di sana," jawab Emlyn mantap.

"Impianmu? Bukankah impianmu menjadi seorang penulis terkenal? Itu sudah kamu dapatkan." Alaric ikut bersuara.

Kini mereka sedang duduk di lobi sambil menunggu seorang tour guide kenalan Alaric.

"Pak Alaric tidak tahu ya? Emlyn ini seorang K-Popers. Dia sangat mengelukan salah seorang idol yang bersarang di SM Entertaiment. Oleh sebab itu, dia ingin sekali ke sana." Nita bantu menjawab pertanyaan Alaric.

"Benarkah? Apa karena itu case hp-mu wajah lelaki Korea, jaketmu bertuliskan angka 61, serta di setiap bukumu ada stiker Korea? Aku pikir itu semua hanya kebetulan. Aku pikir kamu ingin ke tempat ini karena suasana atau budayanya. Aku tidak pernah beranggapan bahwa kamu seorang K-Popers," sahut Barra.

Emlyn memang tidak terlalu terbuka di depan umum tentang dirinya yang seorang K-Popers, terlebih di tempat yang berhubungan dengan pekerjaan. Ia akan berlakon sebagai mana manusia pada umumnya. Sementara, ia akan menggila saat berada di kamarnya atau sedang duduk dengan Ettan maupun Nita.

"Apa suatu kesalahan aku menjadi seorang fangirl?" tanya Emlyn.

"Apa kamu ingin aku menjawabnya dengan jujur?"

"Tentu."

"Baik, jangan tersakiti dengan jawabanku. Aku tidak pernah mempermasalahkan seseorang mengagumi apa pun. Itu hak mereka. Aku hanya sedikit risih bila itu berlebihan. Menurutku, kamu tidak akan salah berada di posisimu sekarang selama kamu tahu batasnya, selama kamu sadar sampai mana kamu bisa bertindak. Aku hanya berpikir, jangan sampai kekagumanmu membuatmu tidak bisa berpikir jernih, tidak bisa membedakan mana yang harus didahulukan dan ditinggalkan. Aku rasa kamu paham apa yang aku sampaikan," urai Barra.

Emlyn tersenyum. "Terima kasih. Setidaknya masih ada yang percaya bahwa aku sedang tidak berbuat gila."

"Sebentar. Bukankah kamu bilang kamu ada kencan buta siang ini?" tanya Ettan mengalihkan pembicaraan.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now