XIII. Pekerjaan Baru

156 29 60
                                    

Emlyn terjaga lambat pagi ini. Saat ia membuka mata, sinar mentari telah memasuki kamarnya. Tergesa-gesa ia merapikan tempat tidur, lalu menarik kerudung dan berlari menuruni anak tangga. Kondisi rumah sepi, tidak ada siapa pun. Dapur kosong. Kamar mandi tidak ada orang. Ia melihat secarik kertas tertempel di kulkas.

Maaf, kami tidak berani membangunkanmu. Sarapanlah selagi masih hangat.

Kertas itu ditempelkan di jidatnya dengan bibir mengerucut. Rumah telah bersih, bahkan piring sudah tidak ada lagi di wastafel. Ia merasa tidak enak hati.

Ia kembali ke atas, berencana memanggil Chanyeol untuk mengajaknya makan bersama. Tiga kali mengetuk pintu tak ada sahutan, Emlyn membuka pelan kamar tersebut. Kosong. Tidak ada penghuninya.

Rasa penasaran menghinggapi. Ia melangkah masuk kamar lelaki itu. Langkah kecilnya bergerak pelan. Ia bagai penyusup yang menyusuri dengan sangat hati-hati. Matanya berbinar kagum melihat isi kamar yang didominasi warna harbor gray tersebut. Jejeran album tertata rapi di dinding. Sebuah gitar tergantung di dinding. Di atas meja ada sebuah pemutar piringan hitam.

Emlyn tak sempat menyisir keseluruhan isi kamar karena dikejutkan dehaman si pemilik kamar.

"Maaf, aku lancang. Aku keluar sekarang." Emlyn tertunduk dan melangkahkan kakinya keluar.

"Apa aku mengusirmu? Kupikir kamu penasaran dengan kamar ini," ucap Chanyeol sambil memasuki kamarnya dan duduk di kursi putar.

Emlyn membalikkan badan. "Apa aku bisa mulai bekerja hari ini? Kenapa tidak membangunkanku? Kamu tahu betapa tidak nyamannya aku dalam situasi ini? Aku tidak mau dianggap penumpang tidak tahu diri." Emlyn mengalihkan pembicaraan dengan nada sedikit kesal.

"Kamu tamu di rumah ini, kenapa terlalu banyak kekhawatiran di kepalamu? Bersikaplah santai, tidak ada yang berpikir seperti pikiranmu di rumah ini." Chanyeol berusaha menenangkan.

"Orang yang menginap di rumah orang lain bisa dianggap tamu maksimal tiga hari, di atas itu disebut menumpang," bantah Emlyn dan memberi penekanan pada kata terakhir.

"Ini hari ketigamu. Berarti kamu mulai menjadi penumpang besok, hari ini masih tamu. Benar, kan?" balas Chanyeol tertawa. Ia menarik lengan baju Emlyn keluar kamar dan menuntunnya ke meja makan.

"Makanlah. Setelah ini aku akan mengantarmu ke kafe. Aku sudah membicarakannya dengan kedua orang tuaku. Mereka dengan senang hati menerima karyawan sepertimu. Tapi, mungkin aku tidak bisa menemanimu seperti kemarin. Aku mulai disibukkan dengan aktivitasku seperti biasa. Kami akan mengeluarkan album untuk tahun ini, jadi butuh banyak persiapan," jelas Chanyeol.

Emlyn tidak tahu harus menanggapi pernyataan yang mana. Karena ada dua hal yang dia sampaikan dalam satu percakapan. Akan tetapi, yang menjadi titik fokus Emlyn hanya satu, ia menjadi penggemar pertama yang tahu tentang peluncuran album baru grup idola kesayangannya.

Baru jadi penumpang di rumahnya aja aku udah tahu kalau mereka bakal comeback tahun ini. Kalau jadi istrinya, mungkin aku bakal tahu lebih banyak hal lagi, seperti lirik lagu yang akan rilis, mungkin? Atau konsep pakaian mereka? batinnya. Ia segera mengetuk kepala saat tersadar pikirannya menjelajah terlalu jauh.

-----------------------

Sejujurnya, Emlyn belum pernah bekerja sebagai pramusaji sebelumnya. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi, tidak sekali pun ia mengirimkan berkas lamaran kerja. Ia hanya menyibukkan diri dengan menulis novel dan mengirimkannya ke penerbit. Hingga akhirnya, karyanya dipinang dan diadaptasi menjadi film.

Dari pihak keluarga, tidak ada yang menghalangi jalannya. Mereka tidak mempermasalahkan Emlyn yang memilih jalan hidup sebagai penulis. Mereka menghormati keputusannya dengan baik. Bagi kedua orangtuanya, pekerjaan tidak harus menjadi pegawai atau pejabat, selama bisa menghasilkan dan membuatmu bahagia, maka lakukanlah.

Zaman sekarang, banyak penghasilan yang didapatkan oleh konten kreator seperti youtuber atau sepantaran selebgram. Mereka hanya perlu menujukkan bakat kepada dunia, maka mereka bisa mendapatkan hasilnya. Dan penulis merupakan salah satu bagian dari pekerja seni. Mereka menulis menggunakan tenaga dan menyita banyak waktu serta menguras pikiran. Maka, jika ada yang mengatakan menulis adalah pekerjaan cuma-cuma, itu adalah kesalahan besar.

"Tidak apa. Melayani pelanggan sama seperti kita melayani manusia pada umumnya. Kita hanya perlu bersikap ramah, dan menanyakan apa yang mereka butuhkan," ujar Mama Park saat Emlyn memberitahukan tentang dirinya.

Emlyn mengangguk paham. Ia hanya perlu belajar dan terbiasa. Bukankah hidup merupakan tempat kita mempelajari banyak hal? Semakin banyak kita menggali, semakin banyak kita mendapatkan. Satu hal kecil yang kita lakukan dalam hidup tidak akan ada kesia-siaan di dalamnya. Kalaupun akan ada kesalahan, ia bisa memperbaiki dengan berbuat lebih baik lagi. Tidak ada yang bisa diraih dengan instan di dunia ini. Semua butuh proses dan uji coba.

Yakin bahwa dirinya mampu dengan pekerjaan ini, ia mulai menghampiri pelanggan yang berdatangan. Saat ada pengunjung yang tidak paham dengan ucapannya karena tidak bisa berbahasa Inggris, maka dia akan mengeja sambil memberi petunjuk. Sedikit berat, tapi itu lebih baik daripada ia menyerah.

"Apa terlalu sulit untukmu? Tidak semua warga Korea bisa bahasa Inggris," kata Papa Kim saat sedang membuat pesanan pelanggan.

"Bukan masalah. Aku tetap harus menjalaninya. Mungkin awalnya sedikit menyulitkan, tapi beberapa jam kemudian aku yakin akan terbiasa," jawabnya semangat. "Terima kasih telah menerimaku sebagai karyawan di sini," lanjutnya.

"Kami yang berterima kasih karena kamu bersedia bekerja di tempat ini. Kami jadi ada teman mengobrol untuk sekedar bersenda gurau. Biasanya, jika ada waktu lowong, Yoora dan Chanyeol akan datang ke sini untuk membantu," papar Papa Kim.

"Kenapa kalian tidak membuka lowongan pekerjaan? Aku rasa banyak yang akan melamar," tanya Emlyn sambil mencincang timun untuk penghias makanan.

"Karena Chanyeol? Aku tidak mau mempekerjakan seseorang yang niatnya untuk anakku. Banyak penggemar yang datang ke tempat ini dengan harapan mereka bertemu putra bungsu kami. Tidak ada yang salah. Mereka bisa bertemu dan foto bersama. Itu hak mereka. Tapi, jika menyangkut pekerjaan, kurasa itu akan sedikit mengganggu," jelas Papa Kim dengan sangat hati-hati.

"Kami hanya membuka lowongan pekerjaan untuk ditempatkan di dua cabang lainnya, karena Chanyeol sangat jarang ke sana. Mungkin terkesan kami ingin menjauhi Chanyeol dari penggemarnya, nyatanya sebagai orang tua, kami hanya ingin melindung privasi anak kami. Karena itu, khusus untuk tempat ini, selama kami berdua masih mampu, kami rasa tidak terlalu masalah untuk bekerja secara langsung. Pun, dua cabang lain tetap kami kunjung setiap minggunya. Ada Yoora juga yang akan mengecek setiap harinya," tambah Mama Park.

"Lalu bagaimana denganku? Aku juga seorang penggemar." Emlyn langsung mempertanyakan dirinya.

"Kamu berbeda."

Hanya itu. Hanya dua kata itu yang dilontarkan Papa Kim sebelum berjalan menuju meja nomor 18 guna mengantar pesanan mereka.

Apa yang berbeda? Aku perempuan. Penggemar berat Chanyeol. Aku tergila-gila pada lelaki itu bahkan hanya dengan melihatnya di layar. Lalu, di mana letak perbedaannya? Apa karena agamaku Islam? Oh, jangan bilang ini menyangkut keyakinan.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now