XXVI. I'll Do Best For You

135 15 0
                                    

Pertemuan kita sangat singkat, tapi kenapa meninggalkan kesan yang luar biasa? Bisa saja sebenarnya aku menepismu seperti yang mereka sarankan, tapi kenapa hatiku enggan? Haruskah aku mengakui pada dunia tentang kita? Tentang kita yang ada meski sebenarnya tiada. Hmm ... aku bingung bagaimana harus mengatakannya. Perasaan ini tidak berani aku artikan begitu saja. Aku khawatir salah menerka dan tidak baik untuk kita.

Chanyeol duduk di ruang latihan sambil menggulirkan layar ponsel, melihat foto-foto Emlyn yang sempat diabadikan di ponselnya. Mungkin Emlyn tidak tahu bahwa seringkali Chanyeol memotretnya saat Emlyn tidak sadar, hingga menyebabkan beberapa foto itu menjadi buram.

Ia juga membuka sosial media dan mendapati banyak dukungan dari para penggemar, meski ada pula dari mereka yang butuh penjelasan. Satu hal yang sampai sekarang masih tidak dimengerti Chanyeol dari penggemarnya, kenapa mereka butuh penjelasan dari hidup yang bukan mereka jalani? Kenapa para artis dan idola harus terbuka tentang kehidupan pribadi mereka yang begitu privasi? Terutama tentang pasangan. Apa mereka yang berhak menentukan pantas atau tidaknya orang yang dipilih?

Dari beberapa pesan yang muncul, mata Chanyeol mengarah pada salah satu akun dengan profil perempuan berhijab dengan tema hitam-putih. Sebuah senyuman tersungging di bibir Chanyeol. Rasanya nyaman dan lega mendapati akun itu. Ia membuka pesan yang dikirimkan. Ada tiga pesan yang dikirim berturut-turut. Kedamaian dapat dirasakannya saat mengetahui perempuan itu di sana juga mengkhawatirkannya. Namun demikian, ia tidak membalas sama sekali pesan tersebut. Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam situasi ini. Ia tidak bisa bertindak sesukanya sekarang.

"Kamu akan baik-baik saja?" Suho memasuki ruang diikuti oleh teman-teman yang lainnya. Setelah menunggu di depan ruang direktur, tidak serta merta mereka langsung mengerubungi Chanyeol untuk mencari tahu apa yang terjadi. Mereka memberi ruang terlebih dahulu untuk Chanyeol dan menemukan waktu yang tepat kapan seharusnya menyapa.

Lelaki seputih kapas itu merangkul anggotanya dengan tepukan pelan. "Kita semua menyadari, menjadi seorang idola itu tidak mudah. Sejak awal mula kita berlatih sampai sekarang kita di posisi mempertahankan, semuanya tidak ada yang mudah. Kita harus sanggup menahan terpaan-terpaan yang terkadang tidak kita inginkan bahkan kita bayangkan. Kamu lelaki yang kuat dan berpendirian teguh. Tidak ada yang bisa menghentikanmu melakukan apa yang kamu mau. Kamu tidak perlu takut dengan apa yang akan kamu lakukan ke depannya. Jadilah dirimu sendiri untukmu dan untuk orang-orang yang kamu cintai."

Sebagai pemimpin dalam grup, Suho memang sangat bisa diandalkan dan selalu mencoba melakukan yang terbaik untuk anggotanya. Ia berusaha untuk selalu ada dan menyemangati para anggota kala sedang tidak baik-baik saja.

"Chanyeol, kami percaya padamu. Mungkin sekarang kamu sedang bingung harus mengambil langkah apa. Kamu tidak bisa memutuskan segera. Tidak apa-apa, aku rasa semua akan mengerti bahwa ini butuh waktu. Kamu tidak perlu meladeni media yang terus menyebar berita tentang kamu dan Emlyn. Semua itu akan segera berlalu, dan kamu akan baik-baik saja," imbuh Baekhyun yang duduk tepat di sampingnya.

"Kalau pun antara kalian ada sesuatu seperti yang diberitakan media, itu bukan kesalahan. Media hanya membesar-besarkan untuk mencari perhatian publik. Hubungan itu adalah antara kamu dan dia. Bukan urusan mereka. Bahkan sekalipun publik menolak dan membenci, sejujurnya mereka tidak punya hak atas itu," tambah Kyungsoo dengan wajah seriusnya.

Chanyeol menatap satu per satu wajah mereka yang duduk melingkar ke arahnya. Ia dapat merasakan energi positif disalurkan untuknya. Bertemu dan menjadikan mereka keluarga bukanlah suatu kebetulan, melainkan takdir yang telah digariskan karena mereka bisa saling menguatkan di segala keadaan.

"Aku tidak ingin ada yang mengusiknya di sana. Aku merasa kehilangan saat ia harus kembali ke negaranya, tapi kini aku bersyukur ia bisa kembali dan tak ada yang mengetahuinya di sini," ungkap Chanyeol tertunduk.

Sehun dengan wajah polos dan mata yang melebar bertanya karena kaget, "Kamu benar-benar menyukainya?"

Chanyeol tersenyum miris. "Kita tidak pernah bisa menebak kapan ia bisa datang, kan? Untuk siapa dan kenapa. Semua terjadi begitu saja."

Dalam situasi yang tengah serius, para anggota malah menahan tawa sambil menutup mulut. Pasalnya, Chanyeol tidak pernah mau mengakui hal ini kala diganggu beberapa kali. Kini, saat berita itu tersebar, barulah ia mengakui perasaannya pada teman-temannya.

"Apa Emlyn mengetahui hal ini?" Kai yang penasaran pun ikut bertanya.

"Aku curiga mereka sebenarnya memang sudah berpacaran, tapi karena malu pada kita, maka mereka bermain di belakang kita," sahut Chen dengan rasa sok tahunya.

"Wajar saja jika itu terjadi, Emlyn adalah seorang penggemar yang ketika bertemu kita wajahnya memerah seperti tomat. Ia bahkan tidak berani berbicara banyak karena malu. Jika dia harus bongkar hubungan mereka, terang saja Emlyn tidak akan berani bertemu kita." Xiumin yang sedari tadi hanya diam ikut berargumentasi perihal hubungan Chanyeol dan Emlyn.

"Hei hei hei, tidak begitu," Chanyeol menghentikan pemikiran teman-temannya yang sudah jauh. "Dia bahkan tidak tahu perasaanku."

"Jinjja? (benarkah?)" Serempak semua anggota menunjukkan kekagetannya.

"Wah, ternyata Kim Chanyeol sangat ahli dalam memendam perasaan. Mereka tinggal serumah, tapi dengan baik Chanyeol tidak mengungkapkan perasaannya," ungkap Baekhyun dengan rasa kagum—antara rasa kagum dan bentuk sindiran yang digabungkan dalam satu ekspresi.

"Apa dia tidak pernah menanyakan perasaanmu?" tanya Chen.

"Mana mungkin dia bertanya mengenai itu. Meski sikapnya terkadang bar-bar, tapi ia punya sopan santun yang patut diacungi jempol. Dia sangat menghargai privacy orang lain."

"Wah, Kim Chanyeol membela pujaannya," goda Baekhyun dengan lirikan nakal.

Chanyeol mengulum senyumnya hingga pipinya merona. Ia tidak membantah apa pun. Biarlah teman-temannya tahu apa yang dirasakannya. Bahkan mungkin dunia juga nanti akan tahu. Ya, suatu hari nanti. Mungkin.

Emlyn, aku akan melakukan yang terbaik untuk kita. Maaf jika aku tidak bisa membalas pesanmu atau menghubungimu sementara ini. Aku akan melakukan hal yang tidak menyeret namamu. Aku tidak akan membiarkan hidupmu diusik oleh mereka-mereka yang tidak akan setuju tentang kita. Percayalah padaku. Aku akan menyelamatkan kita. Walau mungkin dengan cara yang tidak bisa kamu terima nantinya. 

Let Me Love YouOnde histórias criam vida. Descubra agora