L. Menyambut Kedatanganmu

82 13 0
                                    

Ini hari yang mendebarkan bagi Emlyn. Bagaimana tidak? Setelah berbulan-bulan berpisah dari para idolanya, kini mereka akan kembali bertemu. Baekhyun telah mengirimkan pesan padanya bahwa mereka akan terbang dari Kuala Lumpur pukul 10.25, yang artinya akan tiba di Ibu Kota sekitar pukul 12.30.

Sesuai janji, Emlyn akan memberikan hadiah pada mereka satu per satu. Hadiah, yang menurutnya, sesuai untuk karakter masing-masing member. Ia mendatangi pusat perbelanjaan pagi-pagi hanya untuk mencarikan hadiah tersebut. Berhubung semalam ia sudah membuat daftar—kira-kira apa saja yang cocok untuk dibeli, maka ia cukup datang ke toko-toko yang perlu saja.

"Aduh, ini terlalu lucu jika kuberikan pada Suho," ucapnya seorang diri sambil memandangi seekor kelinci yang sedang makan wortel di kandangnya. Ingin sekali ia membeli hewan-hewan hidup yang menggemaskan untuk para member, tapi rasanya akan seperti membawa kebun binatang ketika bertemu mereka nanti. Lebih baik bawa mereka saja ke suaka margasatwa, pikirnya.

Ia mendatangi toko boneka dan memilih masing-masing satu boneka karakter untuk para member. Ketika memegang boneka macan putih, ia tersenyum miris, "Pantes aja kita nggak bisa nyatu. Kamu si macan putih yang indah dan langka, sementara aku mungkin hanya seekor dari sekerumunan lalat yang mengganggu. Jangankan dilirik untuk dipelihara, lewat aja langsung disabet."

Emlyn geleng-geleng kepala sendiri memikirkan nasib perasaannya yang harus bisa diikhlaskan. Boneka itu dipeluk erat-erat sebelum dibawa ke kasir. "Nggak ada orangnya, peluk bonekanya aja."

Tidak hanya boneka karakter yang akan dihadiahkan Emlyn untuk menyambut para member, melainkan juga kemeja batik dengan motif berbeda-beda untuk kesemuanya. Walau bagaimanapun, batik merupakan salah satu ciri khas Indonesia yang dikenal dunia. Siapa yang tidak bangga, jika pakaian ini dikenakan oleh artis dunia?

Serta hadiah terakhir darinya adalah dodol garut. Rasa manis yang tak terkalahkan pasti akan menempel di lidah para lelaki tampan itu.

Hampir dua jam Emlyn berkeliling untuk mendapatkan semua yang diinginkan. Kini ia tinggal memasukkan semua barang-barang itu ke dalam mobil dan meluncur ke Bandara untuk menjemput para pangeran. Sudah jam 12 siang. Bandara sudah pasti penuh dengan para penggemar yang menunggu sedari pagi.

Baekhyun juga memberitahunya untuk ke parkiran tempat staf menjemput mereka saja, agar tidak perlu berdesakan dengan penggemar lainnya. Sangat perhatian, bukan?

Belum sempat Emlyn masuk ke mobil, perhatiannya tertuju pada dua lelaki yang berjalan di seberang sambil tertawa bahagia. Anka. Sebenarnya bukan hal yang aneh untuk dua lelaki jalan bersama dan tertawa. Bisa jadi mereka sedang membahas hal yang lucu. Namun, pikiran Emlyn teringat pada omongan Ettan tentang yang dilihatnya tempo hari. Hal ini membuat Emlyn ingin tahu lebih jauh.

Mendapati Anka dan teman lelakinya masuk ke mobil, Emlyn pun melakukan hal yang sama. Ia tidak berpikir sama sekali untuk memberitahu Ettan tentang apa yang terjadi. Biarlah, nanti saja bila mereka bertemu. Belum pasti juga ini seperti apa dugaan mereka. Emlyn mengikuti mereka hingga lupa bahwa ia punya tujuan penting; menyambut idolanya di bandara.

Emlyn membuntuti Anka hingga tiba di bandara. Ya, bandara. Namun demikian, Emlyn masih tidak menyadari bahwa ia telah sampai di tujuannya. Ia masih fokus mengikuti Anka dan teman lelakinya. Masing-masing dari kedua lelaki tersebut menderek koper dan terus saja berbincang. Terlihat asik sekali.

Apa yang ada di depan mata, membuat Emlyn membandingkan dengan dirinya. Ia tidak pernah berbincang seasik itu dengan Anka. Lebih banyak kecanggungan antara mereka, walau ialah penyebabnya. Anka juga jarang sekali tertawa serenyah itu, mungkin juga dikarenakan olehnya yang lebih sering memberi respons datar. Emlyn berpikir, Anka juga demikian dengan teman lainnya, ternyata berbeda.

Satu hal penting yang ditangkap Emlyn, jika memang Anka berniat serius padanya, kenapa dirinya tidak diberitahu bahwa lelaki itu akan melakukan perjalanan dengan temannya ke luar kota atau bahkan ke luar negeri? Jika begini, berarti dirinya tidaklah penting, bukan?

Emlyn menghela napas dengan segala isi pikirannya. Ketika ia mencoba membuka hati, ada saja yang terjadi. Seolah tidak restu jika ia berpaling dari masa lalu. Ah, ini akan membuat Emlyn kembali menghalu.

Emlyn tersadar ia berada di bandara, ketika tubuhnya bertabrakan dengan banyaknya penggemar. Inilah permasalahan penggemar negara kita. Tidak tertib. Saling dorong-mendorong, padahal idolanya saja belum kelihatan di mana.

Emlyn mengabaikan hal tersebut dan tetap memusatkan perhatiannya pada Anka. Benar-benar mengejutkan mata apa yang dilihat Emlyn sekarang. Anka merangkul pinggang lelaki tersebut dan hilang di balik pintu pemeriksaan.

"Aduh, bisa-bisanya aku kehilangan mereka. Aku yakin banget sama omongan Ettan hari itu. Nggak mungkin mereka nggak ada hubungan apa pun tapi mesra begitu. Aku harus lapor sama Mama. Nggak ada lagi perjodohan antara aku dan Anka," tandasnya dengan kesal.

Emlyn pun berbalik badan berencana untuk ke luar bandara. Namun sayang, ia terjebak di tengah kerumunan para penggemar yang berdesak-desakan. Tubuh kecilnya terkadang terantuk ransel, atau pun terkena ayunan tangan penggemar ketika sedang histeris menyambut idola mereka yang sudah tiba lewat pintu masuk.

Mendengar jeritan mereka sungguh memekakkan telinga. Emlyn benar-benar terperangkap. Ia memutuskan untuk memaksa tubuhnya keluar dari himpitan. Tidak peduli dengan sambutan untuk para member, toh, nanti juga ia akan bertemu mereka.

Nahas, seorang perempuan bertubuh tinggi besar secara tidak sengaja menabraknya hingga ia terhuyung dan keluar dari jalur. Emlyn tersungkur di lantai kosong, tepat di atas kaki yang terlindungi oleh sepatu Nike hitam-putih.

"Hey, my little girl," sapa riang yang selalu diingatnya mendiamkan para penggemar. Bukan. Bukan suara itu pemilik sepatu ini.

Emlyn mendongakkan kepalanya. Ia bergeming, bahkan sulit untuk menelan saliva, atau pun mengatur napas. Segala sesuatu yang direncanakan dengan matang, bertolak belakang dengan yang dirasakan sekarang. Begitu sesak dadanya melihat seseorang yang sedang mengulurkan tangan kekar itu sambil tersenyum. Senyum yang selama ini begitu dirindukan. Senyum yang dulu selalu diidamkan—masih sampai kini.

"Akhirnya, kita bertemu." Suara berat itu lolos juga dari mulutnya.

Emlyn menyambut uluran tangan tersebut. Ia tidak dapat membalas apa pun, selain menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Aku sangat merindukanmu. Kupikir aku akan bisa lepas darimu, dan bertahan untuk menjaga jarak sekali pun kita berjumpa. Ternyata, aku salah. Melihatmu seperti ini, mengembalikan lagi gejolak di dadaku. Emlyn hanya bisa berdialog dalam hati.

Para staf segera membawa mereka keluar dari bandara. Tidak hanya member XO, tapi juga Emlyn. Sementara para penggemar, tidak lupa mengabadikan segala momen yang terjadi secara langsung di hadapan mereka.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now