XVIII. Perbedaan yang Menyatukan

134 24 23
                                    

Chanyeol dan Emlyn sudah tiba di studio pribadi Chanyeol yang terletak di daerah Gangnam. Emlyn jelas tahu tentang studio ini. Ia melihat dari YouTube bagaimana usaha Chanyeol membuka studio ini. Bahkan lelaki tersebut mengecat dindingnya sendiri, dan menata sendiri barang-barang yang diletakkan di studio. Hal itu sangat berkesan di hati penggemar, termasuk Emlyn. Sebagai seorang idol, bukankah ia bisa dengan mudah meminta bantuan orang lain melakukan hal itu untuknya? Nyatanya ia melakukannya seorang diri, tentu dengan tingkat kepuasan yang sempurna. Kerja kerasnya berbuah manis, dan menghasilkan beberapa karya di studio tersebut.

Mata Emlyn menyisir setiap sudut yang dilaluinya. Memang tidak seluas studio yang dimiliki oleh agensi besar, tapi untuk studio pribadi, ini sudah jauh dari kata luas dengan beberapa ruangan yang tersedia.

"Apa aku perempuan sendiri di sini?" tanya Emlyn saat menyadari hanya ada dirinya dan kesembilan idolanya. Tunggu. Sembilan? Emlyn kembali menghitung lelaki yang duduk di sofa berbahan beludru coklat itu dengan saksama.

"Zhang Yixing? Is that you?" pekik Emlyn sambil berjalan cepat menghampiri Yixing yang sedang bercengkrama dengan yang lain. Chanyeol merasa terabaikan saat ia hendak menjawab tapi perempuan itu malah setengah berlari dengan mata berbinar, seperti kucing yang menemukan lalapannya.

Yixing yang mendengar teriakan Emlyn menoleh dan melebarkan senyumnya. Tampak jelas terlihat lubang di pipi kanan yang menjadi ciri khasnya. Lubang tersebut membuat siapa pun yang melihat pasti langsung jatuh cinta. "Kamu pasti Emlyn," tebaknya.

Tak perlu dipertanyakan lagi darimana ia tahu hal tersebut. Sudah jelas dari lelaki lain yang ada di ruangan ini.

"Sebahagia itu kamu bertemu Yixing?" bisik Chanyeol dari belakang Emlyn, yang nyatanya bisikan tersebut terdengar juga pada yang lainnya.

"Apa kamu cemburu?" sahut Chen tertawa.

"Jelas aku bahagia. Kamu tahu kebahagiaan kami untuk kalian seperti apa? Sebatas kalian bisa ngumpul bersembilan. Sembilan. Tidak kurang," papar Emlyn antusias, mengabaikan celetukan Chen yang membuat semburat merah di pipi Chanyeol.

"Mian," lirih Suho. "Kami tidak bisa terus bersama karena ia juga berkegiatan di China. Karirnya di sana juga sangat baik. Tapi, kami tetap berusaha untuk bersama meski terkendala."

Emlyn memaklumi apa yang disampaikan oleh leader grup ini. Wajahnya diiringi penyesalan, padahal tidak perlu sedemikian rupa. Sehun yang duduk di sampingnya hanya mengangguk-angguk mengiyakan. Dilihat dari raut wajah mereka, tampak jelas mereka juga tidak menginginkan situasi ini.

"Meski aku jarang berkumpul dengan mereka, dan pernah tidak ikut comeback, tidak sekali pun aku melupakan mereka. Bagiku mereka adalah saudara, dan sampai kapan pun aku bagian dari mereka," ungkap Yixing menambahkan.

Emlyn terharu mendengar isi hati Yixing. Ia mengelukan ungkapan tersebut, dan tidak dapat berkata-kata. Hal itu lagi-lagi mendapat perhatian Chanyeol. "Kamu terlihat seperti sedang bertemu pangeran tampan dengan kuda putihnya,"sindirnya.

Teman-temannya yang mendengar sindiran tersebut tertawa puas. Pasalnya Chanyeol memasang wajah jutek saat melontarkan kata-katanya.

"Kalian sudah sedekat itu sampai-sampai kamu berkata demikian?" tanya Baekhyun dengan tatapan jenakanya.

"Sudahlah. Dia terlalu kentara memperlihatkan semuanya," sela Kyungsoo yang fokus pada sebuah kertas di depannya.

"Apa itu?" tanya Emlyn menunjuk kertas di depan Kyungsoo.

Jika dulu Emlyn malu-malu, kini Emlyn harus benar-benar bisa berbaur sambil menyimpan jati dirinya sebagai fangirl. Situasinya sekarang sudah berubah, ia akan bekerja sama dengan para lelaki tampan ini untuk sebuah karya, maka ia harus profesional.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now