LXXVII. Heboh

43 5 1
                                    

 "Cihuyyy ada yang mau nikah, nih," sambut Nita sambil terbatuk-batuk begitu melihat Emlyn datang mendekat ke arahnya.

Emlyn setengah berlari guna menutup mulut Nita yang bersuara tinggi. Beberapa rekan kerja lain melihat padanya dengan tatapan tanda tanya. Emlyn memiliki janji temu dengan Nita dan Ethan bukan untuk pekerjaan, melainkan pengganti ritual coffee date yang tidak terjalani selama sebulan ini.

"Eh, calon pengantin udah sampe. Maaf lama," tambah Ethan yang muncul dari lift dengan tangan melambai.

Situasi pantry saat ini sedang ramai karena jam makan siang. Tentu saja kalimat Ethan semakin menarik perhatian para karyawan rumah produksi GIANT. Wajah mereka sumringah mendengar ucapan Ethan, berbanding terbalik dengan Emlyn yang resah karenanya.

"Waktu itu kamu diisukan dekat dengan member XO, kan? Terus kamu off dari kerjaan berbulan-bulan, sekarang udah dapat yang lebih layak ya?" celetuk salah seorang staf yang duduk di meja dekat milik mereka.

Emlyn menampakkan deretan gigi putihnya tanpa ekspresi yang pasti. "Layak atau pun nggak itu kayaknya kembali ke persepsi yang menjalani, bukan dari penilaian orang lain. Iya nggak, sih?" tanggap Emlyn memaksakan diri untuk tersenyum agar tidak terkesan emosi.

"Memang. Tapi, kadang-kadang kita berpikir orang-orang yang diidolakan itu paling layak untuk dimiliki. Padahal waktu menjalani hubungan belum tentu sesuai ekspektasi," balasnya cepat.

"Dan kadang juga, takdir mengizinkan kelayakan itu dari orang yang paling diidamkan." Emlyn tidak kalah cepat membalas perkataan staf yang berdasarkan tanda pengenalnya berasal dari bagian editing.

Perempuan itu tidak melanjutkan lagi pembahasannya dengan Emlyn karena temannya sudah memanggil untuk kembali masuk ruangan. Ethan yang mengenal perempuan itu bersikap tak enak terhadap Emlyn. "Maaf ya, Em, dia kalau ngomong emang suka nggak paham situasi. Nggak bisa baca perasaan orang lain."

Emlyn mengembangkan senyum. "Dia memang nggak tahu apa-apa, kan? Dia cuma berargumentasi sesuai dengan apa yang dia pikir. Toh, isu aku dan Chanyeol memang udah lama hilang, wajar kalau mereka berpikir aku mendapatkan laki-laki baru."

Mengalihkan kecanggungan, Nita merapatkan diri ke meja dengan wajah yang berjarak tipis dari Emlyn. "Kenapa bisa kalian nikah? Dia udah ngebet ya?"

Wajah Emlyn bersemu merah tatkala mendengar pertanyaan Nita yang blak-blakan itu. Dibanding Nita, Ethan memang lebih tahu banyak tentang kisah Emlyn. Nita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan pasangannya sendiri sampai harus ketinggalan banyak cerita penting.

Ethan sembari membagikan gelas-gelas plastik yang berisikan kopi untuk kedua temannya memberi jawaban yang sangat umum. "Kalau udah jodoh memang gitu. Pisah sekian abad pun bisa kembali bersama." Jawaban yang segera diangguki Emlyn.

"Eh, dia kan masuk Islam ya, tapi kenapa belum ada klarifikasi apapun dari agensi? Apa agensi menentang keputusan dia? Dia lagi dihukum?" tanya Nita lebih lanjut.

Pertanyaan Nita benar adanya. Emlyn pun selama ini menanti klarifikasi mengenai berita yang tersebar. Walau hubungannya dengan Chanyeol sudah membaik, tapi tidak membuat Emlyn serta merta menjadi lebih berani masuk ke ranah yang lebih dalam. Ia masih menunggu Chanyeol yang menyampaikan kepadanya secara langsung alasan di balik itu semua. Pasti ada hal-hal yang tidak diketahuinya yang sedang terjadi di Korea sana.

Setiap kali berkirim pesan, Chanyeol tidak menyinggung sama sekali soal pekerjaan. Ia lebih senang membahas mengenai para member yang harus membiasakan diri dengannya karena tidak lagi minum bir, atau pun kejadian-kejadian lucu lain yang terjadi di sekitar. Jika dulu Emlyn bisa tahu kapan XO akan merilis album baru, kini ia belum mendapatkan tanda-tanda itu. Mungkin saja mereka memang belum mempersiapkannya.

"Udah mikir bakal pakai konsep apa untuk nikahan nanti?" Ethan yang bisa mengerti kegundahan Emlyn atas pertanyaan Nita bergegas mengganti topik.

"Aku masih memikirkannya dan akan berunding dengan Chanyeol nanti. Akan aku beritahu kalau udah pasti," jawab Emlyn apa adanya.

"Tanggal nikah udah ada?" Nita masih saja penasaran dengan hal-hal inti.

Emlyn mengangguk. Mengenai tanggal bukanlah keputusan darinya, melainkan keputusan dari Danita dan Mama Park. Keduanya kerap kali melakukan panggilan telepon untuk berbicara hal-hal sepele. Hobi memasak menjadi pengerat antara mereka. Tidak jarang Danita dan Mama Park turut bertukar resep dan saling mencobanya. Danita benar-benar menyambut calon keluarga barunya dengan sangat baik. Berbanding jauh dengan Danita yang dulu selalu menentang Emlyn untuk menginginkan Chanyeol.

"Kapan?" Ethan dan Nita serentak bertanya dengan raut penasaran dan tidak sabaran.

"Di malam ulang tahun kami," jawab Emlyn singkat.

"Terkonfirmasi," sahut Nita cepat.

"Apa yang dikonfirmasi?" tanya Ethan tidak mengerti dengan respons Nita yang tiba-tiba.

Nita menunjukkan layar ponselnya. Ada sebuah pesan masuk dari kekasihnya terkait kabar yang sedang trending di jagat maya. "Chanyeol kembali menghebohkan dunia maya dengan kabar pernikahannya."

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang