Chapter 71 | WAR?

Start from the beginning
                                    

Dua pistol mini ia selipkan di belakang tubuhnya. Beberapa peluru Auristela ambil. Tujuan Auristela adalah ingin pergi mendatangi markas Hell Angels yang ada di New York. Auristela ingin memastikan Sean aman dan baik-baik saja. Hanya itu!

Auristela mencoba menghubungi Albert, namun nomer pria itu tidak bisa dihubungi. Apa Albert memblokir nomernya?! Auristela memutuskan meminta bantuan pada Athena untuk menghubungi Albert. Beberapa kali menghubungi Athena, wanita itu juga tidak mengangkat panggilan teleponnya. Ada apa dengan Athena? Tumben sekali tidak mengangkat sambungan telepon dari Auristela.

Auristela semakin dibuat khawatir. Auristela memilih untuk mencoba menelepon Sean. Auristela sudah tahu kalau Sean pasti tidak akan mengangkat panggilan teleponnya. Tapi apa salahnya ia mencoba?

Sama.... panggilan teleponnya tidak diangkat. Auristela semakin gusar. Perasaan buruknya semakin menjadi jadi. Auristela tidak punya nomer Theo, Evan, ataupun Carla. Satu satunya hal yang bisa Auristela lakukan adalah mendatangi markas Hell Angels langsung.

Auristela langsung mengambil kunci mobil. Mobil Range Rover milik Dover langsung Auristela keluarkan dara garasi. Tanpa pikir panjang, Auristela segera menginjak pedal gas kencang.

"Auristela! Kau ingin pergi kemana?!" teriak Angela.

Auristela menatap wajah Angela dari kaca spion mobil. Ia tidak punya waktu. Auristela kehabisan waktu!

Xavion pernah menunjukan markas HA yang terbesar pada Auristela. Dan sekarang ingatan itu sangatlah berguna. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Auristela.

"Everything will be alright, everything will be alright, everything will be alright!" Auristela terus mengulang ngulang kata itu. Auristela terus berharap semuanya akan baik-baik saja.

Auristela sudah sampai tepat di depan gerbang masuk markas Hell Angels. Dua penjaga segera menanyai maksud kedatangan Auristela.

"Apa Sean ada di sini?" tanya Auristela

"Tidak."

"Jangan berbohong! Ini situasi genting!" bentak Auristela. Dua penjaga itu menodongkan pistol kepada Auristela. Tidak kalah cepat, Auristela juga menodongkan pistolnya kepada kedua pria itu.

"Turunkan pistol kalian!"

Auristela bernapas lega saat melihat Carla datang menghampiri. "Nyalimu benar-benar besar mendatangi markas musuhmu seorang diri! Kau bosan hidup?!" bentak Carla. Auristela menatap Carla serius. Tangannya memegang tangan Carla. "Apa Sean ada di sini? Apa Sean pergi ke Spanyol?" tanya Auristela.

Carla segera menghempaskan tangan Auristela. Matanya menatap tajam Auristela. "Tidak ada urusannya denganmu. Untuk apa kau tahu, huh? Ing—"

"Ini penting Carla! Ini menyangkut nyawanya!"

"Aku tidak percaya padamu! Pergi sekarang atau mati!" Carla menodongkan pistolnya pada Auristela. Tak gentar, Auristela tetap berdiri dengan tegak. Tidak ada sedikit pun rasa takut mati dalam diri Auristela. Auristela lebih takut kehilangan orang-orang tersayangnya untuk selama lamanya dari pada kematian dirinya.

"Aku hitung sampai ti—"

"Ada apa ini?!" Auristela membalikan tubuhnya menatap siapa yang tadi berbicara. "Theo!" Auristela segera berjalan menghapir Theo. Sedangkan Theo memandang Auristela tidak suka.

"Mau apa kau ke sini?!" tanya Theo dengan nada tidak bersahabat.

"Apa Sean pergi ke Spanyol?!"

"Apa urusannya denganmu?!"

"Nyawanya dalam bahaya! Untuk kali ini saja kau percaya padaku. Ku moh—"

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now