Chapter 47 | LV

2.7K 136 5
                                    

~Favorite Part Of Me~

Astrid S

.

.

.

'Hidup dan matimu tergantung diriku.'
___________________

Carla tersenyum manis melihat Katy yang menahan amarah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Carla tersenyum manis melihat Katy yang menahan amarah. Wajah wanita itu sudah mengeluarkan warna kemerahan. Menandakan kalau Katy memang benar-benar marah. "Kalian semua akan membayar ini. Tidak lama lagi!" Carla tersenyum sinis. Tangan kanannya menangkup pipi Katy dengan kencang. "Berhenti mengancam. Nikmati saja hidupmu." Carla langsung melepaskan tangkupan tanganya dari pipi Katy, lalu menepuk nepuk pipi Katy pelan. "Aku sudah selesai dengan wanita ini," ucap Carla sembari berjalan menghampiri para pria.

"Albert pastikan yang melihat kejadian ini tidak melapor," titah Sean.

"Evan, kau tahan wanita itu. Jangan sampai dia melarikan diri."

"Jadi bagaimana?" tanya Sean dingin. Theo memberikan kursi untuk Carla duduk. "Aku memberi keringanan padanya. Delapan puluh lima persen keuntungan mereka adalah milik kita. Aku harap itu tidak masalah sir," lapor Carla.

"Baiklah. Uang tidak menjadi masalah untukku. Lagi pula, Katy hanya bahan hiburan saja."

Sean berdiri dari kursinya, dan berjalan menghampiri Katy. Matanya memerintahkan Evan agar meninggalkan mereka berdua. "Jujur, aku malas mencari musuh," ucap Sean memulai pembicaraan. Tangannya menarik pisau yang tertancap di atas meja. "Cukup bermain mainnya Katy. Aku bukan orang yang cukup sabar ataupun orang yang pemaaf. Aku pendedam. Jadi jangan terus bermain main." Pisau yang tadi Sean cabut, langsung ia serahkan pada Katy.

"Milikmu."

Katy mengambil pisau itu. Tapi saat Katy memegang pisau itu, dengan sengaja Sean membeset pergelangan tangan Katy dengan pisau tersebut.

Katy merintih nyeri. "Sedikit hadiah untumu," sinis Sean. Sambil memegang tangannya yang terluka, Katy berucap, "Kau akan membayarnya Sean. Balasannya akan sangat pedih!" Mata hijau Sean menyalang. Rahangnya mengerat. Tangannya langsung menarik dan menggenggam tangan Katy yang terbeset, lalu menekan luka wanita itu dengan kencang. "Berani sekali kau mengancamku?! Sekali lagi kau buat kesalahan, maka kau dan anggotamu akan hancur."

"Hidup dan matimu tergantung diriku." Sean langsung melepaskan genggamannya dari tangan Katy. Bercak darah menempel di telapak tangan Sean. Dengan santai Sean berjalan menuju wastafel. Beberapa pelayan menatap Sean ngeri. Sean tidak memperdulikannya. Setelah telapak tangannya bersih dari darah, Sean langsung berjalan keluar dari restaurant.

"Tidak jadi ke Las Vegas?" tanya Albert. Theo, Evan, dan Carla bergeleng kompak. "Untuk apa aku ikut dengan kalian! Membuang waktu saja. Katy sialan!" kesal Albert.

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now