Chapter 28 | The Reaper

3.8K 189 0
                                    

 ~Kiwi~

Harry Styles

.

.

.

'Bukannya tadi pria itu bilang dia malaikat maut? Maka cabutlah nyawanya sendiri.' 

_______________

'Byur.'

Sura air terdengar jelas. Sean hanya tersenyum simpul melihat pria di hadapannya yang sudah basah kuyup. Ini bukan hukuman neraka. Terlalu enteng hanya dengan air.

"Kau belum mengaku kalau kau ini anggota DSG?!"

'Byur.'

Sudah hampir dua puluh kali kepala pria itu dipaksa masuk ke dalam air. Bahkan wajah pria itu sudah terlihat sangat lemas. Payah sekali! Bagaimana dengan hukuman yang sesungguhnya. Setelah lima menit berlalu, kepala pria itu kembali dipaksa masuk ke dalam air, dan akhirnya diangkat kembali keluar dari air. Pria itu langsung menarik napas dengan rakus. Ketika ingin dimasukan kembali kedalam air, Sean langsung mengangkat tangannya, memerintahkan Theo untuk berhenti.

"Sudah cukup main mainnya. Kalian tidak lihat dia kelelahan?" Sean tersenyum licik. Percayalah, itu bukan senyuman indah. Senyuman itu adalah senyuman malaikat penyiksa.

Sean berdiri, lalu menghampiri pria itu. Matanya menatap tajam bagai pisau yang siap menusuk. "Namamu?!" Pelan dan tajam. Sean berucap dengan pelan dan tajam. Sangat mengerikan kalau mendengarnya dan melihatnya langsung.

'Plak!'

Sean langsung menampar pria itu kencang hingga tetesan darah keluar dari sudut bibirnya. "Lama sekali! Hanya menyebutkan nama saja, kau lama?!" decak Sean kesal. "Beri aku kursi!" titah Sean. Theo langsung memberikan kursi tepat di depan pria malang itu.

"Aku tanya sekali lagi, namun kau harus menjawabnya dengan cepat!" ujar Sean memberi tahu pria yang ada di hadapannya.

"Siapa namamu?!"

"David," jawab pria itu lemah.

"Ah! David!" kekeh Sean.

"Kau berasal dari DSG?!" tanya Sean pelan. David tertawa sumbang. Sean yang melihat David menertawainya langsung merogoh saku celanaya, lalu tangannya mengambil pisau lipat. Sean mulai mendekati tubuh David. Pisau yang ada di genggamannya langsung ia arahkan ke lengan David. Sean menyayat kulit lengan pria itu. Satu sayatan, dua sayatan, tiga, empat. Sayatan itu tidak terhingga.

Sean menikmatinya. Sean menikmati aksinya dan juga teriakan David yang penuh luka.

"ARGH! HENTIKAN. Ini sa—sangat perih." Tawa David langsung terhenti dan berganti dengan teriakan rintihan sakit karena goresan-goresan pisau lipat yang Sean berikan. Tangan kanan pria itu sudah dipenuh dengan darah.

"Kenapa kau berteriak? Kenapa kau tidak tertawa lagi?" tanya Sean serak. Ekspresi wajahnya sengaja dibuat bingung. Tepatnya pura-pura bingung. "Sakit?" tanya Sean kembali. David hanya menundukan kepalanya lemah tidak berdaya.

"Apa kau D—" Ucapan Sean langsung terpotong oleh David. "Kau terlalu fokus dengan musuh abadi mu itu. DSG? Ya kau terlalu fokus dengan mereka. Kau menganggap musuhmu hanya DSG. Kau tidak memperhatikan yang lainnya. Kau meremehkan kami yang bukan berasal dari DSG! Aku bukan DSG bodoh! Tapi aku The Reaper."

TR? The Reaper? Malaikat maut? Nama gangster macam apa itu?

Sean langsung tertawa keras. Lima detik ekspresinya langsung berubah menjadi datar. "Malaikat maut? Kau yang malaikat maut atau aku? Ah tidak. Aku ini Hell Angels. Tapi kita sama-sama malaikat ternyata."

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now