Chapter 6 | Menembak Dan Kesepian

12.5K 594 20
                                    

~Too Much To Ask~

Niall Horan

.

.

.

'Apa Sean merasakan kalau dirinya lah yang Auristela pikirkan? Bayangan kebersamaan kemarin terus menari nari di pikirannya.'

_______________

Sean berjalan menuju taman menghampiri Auristela yang sedang menunggunya. Tangan kanannya memegang dua pistol, sedangkan tangan kirinya menggenggam beberapa peluru.

 Tangan kanannya memegang dua pistol, sedangkan tangan kirinya menggenggam beberapa peluru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedatangan Sean langsung disambut heboh oleh Auristela. Berbagai macam pertanyaan Auristela lontarkan pada Sean, namun Sean hanya diam tidak menjwab pertanyaan Auristela. Kadang Sean tidak suka dengan Auristela yang terlalu bersemangat, namun kadang Sean menyukainya juga. Entahlah.... Sean sendiri tidak mengerti.

Auristela memperhatikan Sean yang sedang mengisi pistol dengan beberapa pelru. Mata biru cerah itu sangat serius memperhatikan. Padahal hal seperti itu sudah tidak asing bagi Auristela, namun entah kenapa kali ini berbeda. Kali ini suasananya berbeda.

Sean langsung mengarahkan dan mengajarkan cara menembak pada Auristela. Sean mengarahkan pistolnya ke sebuah pohon tua besar yang ada di taman.

'DOORR.'

Satu peluru menembus batang besar pohon itu. Tepat sasaran.

"Aish, kenapa suaranya kencang sekali?" tanya Auristela. Sean hanya mengangkat bahunya tidak tahu, lalu Sean langsung memberi satu pistolnya pada Auristela.

"Girilan mu."

Dengan senang hati, Auristela menerima pistol yang Sean berikan. Tangannya mulai mengangkat pistol dan mengarahkannya ke pohon besar. Auristela langsung menarik pelatuk pistolnya dengan yakin.

 Auristela langsung menarik pelatuk pistolnya dengan yakin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now