Chapter 31 | Menaklukan Malaikat Maut

3.8K 167 2
                                    

~Bitch Better Have My Money~

Rhianna

.

.

.

'Menembak David yang ada didapannya atau diserahkan saja?'
________________

Albert, Theo, Evan, dan Carla berjalan beriringan memsuki bangunan yang beberapa hari lalu mereka datangi. Namun sekarang bangunan itu sudah mempunyai sistem berbeda pada pintu masuk. Kemarin-kemarin pintu masuk akan terbuka begitu saja saat ada seseorang yang ingin masuk. Tapi sekarang pintu itu sudah ada pemindai sidik jari dan juga pemindai bola mata. Setiap orang yang ingin masuk harus melewati tahap pemindai dahulu.

 Setiap orang yang ingin masuk harus melewati tahap pemindai dahulu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Setelah pintu masuk terbuka, Albert dan yang lainnya langsung masuk ke dalam

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Setelah pintu masuk terbuka, Albert dan yang lainnya langsung masuk ke dalam. Setiap langkah yang mereka ambil terlihat penuh dengan ketegasan dan juga kehormatan. Tidak ada sedikit pun rasa takut atau keraguan. Mereka siap dengan apa pun yang akan terjadi.

Pintu utama pertemuan langsung terbuka otomatis saat tubuh Albert, Theo, Evan, dan Carla berjalan menghampiri. Bola mata mereka kompak menatap satu orang yang sama. Berbarengan dengan itu kepala mereka menunduk hormat kepada si pemimpin. Kecuali Albert. Sean sudah terbiasa dengan hal itu.

Sean mempersilahkan mereka semua untuk duduk terlebih dahulu. Berdiskusi tentang apa yang sedang dihadapi, dan langkah kejam apa yang ingin mereka ambil untuk setiap permasalahan. Dengan tegas Sean membuka pembicaraan. "Sudah tahu dimana markas TR?"

"Sudah sir." Dengan kompak ketiganya menjawab. Albert tidak ikut menjawab. Albert merasa kedudukannya sama saja dengan Sean. Jadi Albert tidak ikut menjawab seperti yang lainnya. "Baiklah siapkan keperluan kalian. Aku sudah tidak sabar," ujar Sean diakhiri senyum manis, namun tersiat rasa kejam di dalamnya.

"Kau yakin hanya berlima saja?" bisik Albert kepada Sean. Sean menatap Albert santai, lalu ia berucap, "Kau takut?" Albert langsung terkekeh. Takut? Yang benar saja! Mendengar kekehan tersebut, Theo, Evan dan Carla langsung menatap kedua orang itu aneh. "Tidak aku tidak takut. Aku tidak takut kalau semisalnya nanti aku akan mati. Aku hanya tidak yakin kita bisa menang kalau hanya berlima saja!" balas Albert enteng. Sean langsung menahan tawanya. Ekspresinya kembali tenang saat ingin membalas ucapan Albert. "Kita tidak berlima Albert. Kau tidak mengetahuinya. Sebagiaan anggota HA sudah memantau di sana sebelum kau kemari. Anggap saja kita seperti umpan. Mereka akan berpikir mudah mengalahkan kita. Namun.... mereka akan terkejut nanti. Meraka akan terkejut saat peluru tersembunyi menembus mereka. Aku selalu memantau kerja kalian. Jangan meremehkan aku Albert!"

Arco Iris | TAMATOù les histoires vivent. Découvrez maintenant