Chapter 18 | Ketahuan?

6.1K 332 6
                                    

~Before You Go~

Lewis Capaldi

.

.

.

'Well, Kita tidak akan pernah tahu tentang kejutan yang diberikan dunia.'

_______________

Dua hari kemudian Sean memutuskan untuk pergi menemui Albert. Namun saat ia ingin pergi, seorang penjaga memberitahunya kalau ada seorang pria dan wanita yang cukup berumur meminta masuk ke dalam mansion. Sean merasa terkejut, tetapi ia tidak memperlihatkan keterkejutannya. Wajahnya datar tidak ada ekspresi.

Bagaimana bisa ada orang yang mengetahui mansion persembunyiannya? Kacau! Ini berbahaya untuknya. "Usir mereka!" perintah Sean kepada penjaganya. "Baik tuan." Penjaga itu menunduk patuh lalu pergi meninggalkan Sean.

Sean mengepalkan kedua tangannya kesal. Demi tuhan! Ini sangat menyebalkan! Langsung saja Sean menghubungi Albert untuk memastikan siapa yang membocorkan tempat persembunyiannya ini. Namun pria itu tidak mengangkat panggilan teleponnya. Sialan!

Apa ini ulah Athena? Athena tau mansion—nya dan wanita itu tidak tahu sebenarnya apa fungsi mansion ini. Bodoh! Ini tindakan ceroboh. Kalau benar ini ulah Athena, maka Sean akan memenggal kepala Albert.

Sean bersumpah!

Sean memandangi orang asing itu dari pintu mansion. Matanya menatap tajam dua orang yang sedang memaksa masuk.

"KAU MENGUSIRKU? KAU TIDAK TAHU AKU?" Sean mendengar suara keributan di luar sana. Kenapa orang tua itu tidak pergi? Mau apa mereka? Apa pengusiranya kurang jelas? "AKAN AKU HABISI JIKA KAU MENGALANGI AKU LAGI!" Suara keributan semakin terdengar jelas. Bahkan terkesan ricuh.

Kalau seperti ini Sean yang harus bertindak. "Ada keributan apa di luar?" tanya Auristela bingung. Sean menggeleng pelan. Sean sendiri masih tidak paham dengan jelas. "Hanya orang asing." Sean melangkahkan kakinya menghampiri orang asing itu, tidak lupa pistol berukuran sedang ia sisipkan di belakang celananya.

"Siapa kalian?" tanya Sean dingin saat sudah sampai di depan gerbang mansion—nya.

Gotcha! Pria asing itu tersenyum misterius saat melihat wajah Sean. Tidak ada seorang pun yang akan mengerti dengan senyum itu. Matanya juga terus terusan menatap Sean. Biru. Bola matanya berwarna biru seperti milik Auristela.

"Sudah hentikan! Ayolah Dov, kita pulang saja. Sepertinya dia tida ada di sini."

"Oh ya? Aku yakin dia ada di sini. Aku tidak mungkin salah. Kau kira aku tidak bisa melacak nomer itu?" Mata pria itu langsung menyalang ketika menatap seorang wanita yang ada di sampingnya. Wanita itu tertunduk. Kakinya langsung terasa lemas.

"Kau mencari siapa?" tanya Sean.

"Putriku, Bel—"

"Daddy?"

Hening. Sean langsung menatap Auristela, lalu matanya dialihkan kembali untuk menatap pria asing itu secara bergantian. Sedangkan wanita yang ada di samping pria asing itu menatap Auristela, namun pandangan mata Auristela mengarah ke si pria asing, begitu pun sebaliknya.

Kaki Auristela melangkan mundur. Satu langkah, dua langkah, lalu pria asing itu langsung berbicara, membuat Auristela berhenti melangkah. "Long time no see, Bella."

Bella?

Maksudnya Auristela?        

Maksudnya Auristela?        

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now