Chapter 58 | Indonesia

3.5K 143 0
                                    

~Princess Don't Cry~

CARYS

.

.

.

'I am not a princess. But I am a queen! So I can cry.'
_________________

"Terima kasih atas tumpangannya, Carla

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terima kasih atas tumpangannya, Carla. Aku harap kau bisa ikut bersamaku ke Indonesia," ujar Auristela. Carla terenyum. Tangannya membantu Auristela untuk mengeluarkan koper mini. "Aku akan menyusulmu. Tapi bukan sekarang. Mungkin besok."

"Carla.... boleh aku meminta sesuatu?" tanya Auristela ragu.

"Apa memangnya?"

"Aku tidak yakin kalau Sean akan mencariku. Tapi untuk berjaga jaga, aku memintamu agar tidak memberi tahu pada siapa pun terutama pada Sean, tentang keberadaanku."

"Ms. Chalondra. Bisa ikut saya? Pesawat Anda akan segera berangkat." Auristela dan Carla dibuat terkejut dengan kehadiran seorang pria berjas. Auristela menganguk mengiyakan ajakan pria tersebut. "Carla, aku duluan ya. Aku tunggu kehadiranmu!"

"Dah!"

Setelah berpamitan dengan Carla, Auristela mengikuti seorang pria yang belum sempat ia ketahui namanya. Pria itu membawanya ke pesawat yang akan digunakannya untuk menuju Indonesia. Auristela hanya cukup menunggu saja. Pria itu mengurus segalanya agar Auristela bisa berangkat hari ini, di jam dan menit ini juga!

"Ini tiketmu. Mari aku antar ke pesawatmu."

Auristela mengangguk. Langkah kakinya mengikuti langkah kaki pria yang tidak dikenalnya itu. Pria itu membawanya hingga masuk ke dalam pesawat dan menunjukan kursi yang akan Auristela duduki. "Frist Class? Kau gila? Aku lebih suka Economy Class," protes Auristela.

"Maaf nyonya, tapi tuan Dover yang menyuruh. Baik kalau begitu saya pamit. Pesawat anda akan segera lepas landas."

Auristela tidak memperdulikannya lagi. Mungkin tidak masalah dengan First Class atau Economy Class. Ada untungnya juga ia di First Class. Saat ini Auristela benar-benar membutuhkan suasana sunyi. Saat pesawat sudah mengudara, Auristela terdiam memandangi jendela pesawat. Ingatan kebahagiannya dengan Sean teringat kembali. Auristela tersenyum kala mengingat dinner romantic bersama Sean. Pria itu menciumnya, memeluknya, dan menggendongnya. Belum lagi saat lengan pria itu menempel di atas perutnya kala mereka tidur bersama.

Namun senyuman Auristela memudar. Bibirnya kembali membentuk garis datar. Matanya kembali berkaca kaca. Buliran air mata kembali turun perlahan ke pipinya. Ingatan Sean dan Valeska kembali muncul. Auristela tahu kalau Sean masih memiliki rasa pada wanita itu. Sean bagaikan candu untuk Auristela, tapi beda dengan Sean. Bagi Sean, Auristela hanya sebatas canda saja.

Arco Iris | TAMATWhere stories live. Discover now